Dalam jaringan diplomasi modern yang kompleks, chargé d'affaires
, yang bertindak sebagai pengganti duta besar saat mereka tidak ada, sebenarnya merupakan pemain kunci dalam hubungan internasional. Diplomat, yang dikenal dalam bahasa Prancis sebagai "individu yang bertanggung jawab atas bisnis," memikul tanggung jawab berat untuk menjaga kepentingan nasional dan melakukan pertukaran diplomatik saat duta besar tidak ada. Dari agen sementara hingga utusan tetap, kekuasaan dan tanggung jawab yang dipegang oleh chargé d'affaires tidak boleh diremehkan.
Chargé d'affaires merupakan penjaga urusan luar negeri dan juru bicara penting bagi kepentingan nasional saat duta besar tidak ada.
Diplomat yang mengisi posisi ini biasanya adalah pejabat senior di kedutaan, seperti penasihat menteri atau sekretaris kedutaan. Meskipun mereka menikmati hak istimewa dan kekebalan yang sama dengan duta besar, mereka memiliki pangkat yang lebih rendah dalam lingkungan formal. Status yang dikagumi secara universal ini membuat mereka memainkan peran yang sangat penting dalam pertukaran internasional. Kuasa usaha terkadang bahkan ditunjuk sebagai perwakilan negara yang bersangkutan jika terjadi konflik antara kedua negara, yang mengakibatkan ketidakmampuan atau keengganan untuk mengundang diplomat tingkat tinggi.
Dalam keadaan luar biasa, kuasa usaha dapat melampaui hubungan diplomatik tradisional dan menjadi simbol hubungan jangka panjang.
Misalnya, antara tahun 1989 dan 2022, Arab Saudi dan Thailand gagal saling mengirim duta besar karena insiden Blue Diamond, yang pada akhirnya menyebabkan terus berlanjutnya keberadaan diplomat yang memainkan peran ini. Selama periode ini, kuasa usaha menjadi perwakilan tertinggi de facto dari hubungan antara kedua negara. Selain itu, Takhta Suci dengan cepat menarik duta besarnya untuk Taiwan setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Resolusi 2758, yang menjadikan kuasa usaha sebagai satu-satunya perwakilan resmi Taipei.
Ketika diplomasi suatu negara terkendala, kuasa usaha mungkin menjadi solusi terbaik untuk menjaga hubungan bilateral.
Sepanjang sejarah, peran kuasa usaha berkembang menjadi status diplomatik yang unik. Jabatan ini dirancang agar komunikasi dan pertukaran antara kedua negara dapat terus berlanjut bahkan tanpa kehadiran duta besar. Khususnya untuk pengakuan pemerintahan baru, pengiriman kuasa usaha yang cepat dapat segera membentuk perwakilan diplomatik dan meletakkan dasar bagi pertukaran resmi di masa mendatang.
Misalnya, ketika Inggris mengakui Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1950, Inggris segera mengirim seorang chargés d'affaires ke ibu kota baru, Beijing. Namun, karena Tiongkok tidak bersedia bertukar duta besar, hubungan tersebut tidak ditingkatkan ke tingkat duta besar hingga tahun 1972. Hal ini menunjukkan bahwa chargés d'affaires dapat berfungsi sebagai polis asuransi tidak tertulis dalam sengketa diplomatik. Dengan mempekerjakan chargés d'affaires, negara-negara terhindar dari kepekaan politik yang muncul akibat peningkatan hierarki diplomatik.
Kelangsungan hubungan diplomatik sering kali bergantung pada representasi memadai yang mendukungnya, terlepas dari pangkatnya.
Tentu saja, chargés d'affaires tidak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi seorang duta besar, terutama jika menyangkut pertemuan yang sangat sensitif secara politik. Mereka biasanya hanya perlu menyerahkan surat pengangkatan kepada menteri luar negeri, bukan kepada kepala negara, untuk menghindari pernyataan pengakuan eksplisit terhadap pemerintah tertentu. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka memainkan peran mediasi yang penting dalam komunitas diplomatik.
Secara keseluruhan, ketika kita melihat peran diplomat, kuasa usaha mungkin merupakan latar belakang yang abadi bagi arena diplomatik, tetapi pentingnya tidak dapat diabaikan. Mereka memainkan peran yang tak tergantikan dalam menjaga hubungan internasional tetap lancar dan menyelesaikan potensi konflik. Di tengah kompleksitas diplomasi, apakah keberadaan kuasa usaha memungkinkan kita untuk memikirkan kembali kekuasaan dan representasi dalam hubungan luar negeri?