Selama perkembangan teknologi radio yang pesat di awal abad ke-20, seorang ilmuwan Jepang memberikan kontribusi penting dalam manipulasi gelombang frekuensi radio terpolarisasi linier. Ilmuwan ini adalah Shintaro Tanaka dari Universitas Kekaisaran Tohoku. Ia meluncurkan antena Yagi-Uda (antena Yagi) pada tahun 1926. Penemuan ini sangat penting bagi desain antena dan kemajuan komunikasi radio.
Antena Yagi adalah antena terarah yang strukturnya terdiri dari dua atau lebih elemen antena resonansi paralel, yang sebagian besar berupa batang logam (atau cakram) yang berfungsi sebagai dipol setengah gelombang. Karakteristik utama antena Yagi-Uda adalah antena ini biasanya menyertakan elemen penggerak dan beberapa radiator pasif tanpa sambungan listrik. Radiator ini biasanya menyertakan reflektor dan beberapa pengarah.
Fungsi elemen pasif ini adalah untuk menyesuaikan pola radiasi elemen penggerak dan meningkatkan penguatan sinyal ke arah tertentu melalui refleksi dan panduan.
Meskipun Shintaro Tanaka menemukan antena ini, secara historis, nama Yagi lebih dikenal karena ia mempromosikan penelitian Uda dan mengembangkannya lebih lanjut berdasarkan ide awalnya. Yagi awalnya mengajukan paten untuk antena baru tersebut ke Jepang, tetapi tidak menyertakan nama Uda dalam aplikasi paten. Langkah ini memicu diskusi dan kontroversi selanjutnya mengenai kredit.
Pengembangan dan penerapan antena mencapai puncaknya selama Perang Dunia II, ketika banyak negara mengadopsi antena Yagi sebagai alat penelitian dan komunikasi ilmiah dalam perang.
Karakteristik struktural antena Yagi membuatnya banyak digunakan dalam komunikasi pada pita frekuensi tinggi (HF), frekuensi sangat tinggi (VHF), dan frekuensi sangat tinggi (UHF). Bergantung pada jumlah elemen yang digunakan, penguatannya bisa mencapai 20 dBi. Susunan dan desain elemen-elemen ini juga memberi antena pola radiasi terarah, yang dapat meningkatkan sinyal ke arah tertentu.
Antena Yagi digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk siaran radio, sistem radar, dan antena rumah.
Seiring kemajuan teknologi komunikasi nirkabel, desain antena Yagi-Uda juga terus berkembang. Selain antena Yagi umum, ada juga desain Yagi multi-pita. Desain ini biasanya menggunakan teknologi trap untuk memungkinkan antena beralih di antara beberapa pita, sehingga memberikan fleksibilitas dan kinerja yang lebih baik. Namun, penerapan teknologi ini juga menghadirkan tantangan berupa berkurangnya lebar pita dan berkurangnya efisiensi.
Meskipun antena Yagi memainkan peran penting dalam komunikasi nirkabel di masa lalu, di era informasi digital saat ini, kemajuan teknologi komunikasi nirkabel telah mengajukan persyaratan baru untuk teknologi antena. Dengan terus berkembangnya teknologi komunikasi nirkabel 5G dan kinerja yang lebih tinggi, cara untuk lebih meningkatkan desain antena Yagi tradisional dan cara menangani masalah seperti gangguan sinyal dan jangkauan yang tidak memadai akan menjadi tantangan yang perlu dihadapi oleh para insinyur.
Dari tahun 1926 hingga saat ini, pengaruh dan penerapan antena Yagi-Uda tidak berkurang. Sebagai landasan penting komunikasi nirkabel, antena ini tidak hanya memainkan peran kunci di era analog, tetapi juga terus memimpin inovasi desain antena. Hal ini membuat kita berpikir: dalam menghadapi teknologi komunikasi nirkabel baru, bagaimana desain antena masa depan akan berkembang?