Kata dendrit (bahasa Inggris: dendrite) berasal dari kata Yunani yang berarti "pohon". Dendrit merupakan proses sitoplasma neuron yang bercabang. Fungsi utamanya adalah untuk mengirimkan rangsangan elektrokimia dari sel saraf lain dan mentransfer sinyal-sinyal ini. Badan sel yang diteruskan ke sel saraf juga disebut "badan sel". Rangsangan listrik tersebut biasanya dikirimkan ke dendrit melalui sinapsis, yang didistribusikan ke seluruh struktur dendrit yang menyerupai pohon. Dendrit memainkan peran penting dalam mengintegrasikan masukan sinaptik ini dan menentukan sejauh mana neuron menghasilkan potensial aksi.
Dendrit bukan sekadar penerima sinyal. Struktur dan fungsinya menjadikannya inti dari pemrosesan pesan neuronal.
Dendrit adalah salah satu dari dua proses sitoplasma yang menjorok keluar dari badan sel neuron. Yang lainnya adalah akson. Dendrit dibedakan dari akson berdasarkan beberapa karakteristik, termasuk bentuk, panjang, dan fungsi. Biasanya, dendrit meruncing dan bentuknya lebih pendek, sedangkan akson mempertahankan diameter konstan dan bisa sangat panjang. Fungsi utama dendrit adalah menerima sinyal dari terminal akson neuron lain dan menyediakan area permukaan yang lebih besar untuk menerima sinyal ini.
Diperkirakan bahwa dendrit sel kerucut besar dapat menerima sinyal dari sekitar 30.000 neuron presinaptik. Sinapsis eksitatori berakhir pada duri dendritik, yang merupakan proyeksi kecil dendrit yang mengandung kepadatan tinggi reseptor neurotransmitter. Sebagian besar sinapsis inhibitor melakukan kontak langsung dengan batang utama dendrit. Aktivitas sinaptik menyebabkan perubahan lokal pada potensial membran dendritik yang secara progresif melemah seiring bertambahnya jarak.
Untuk menghasilkan potensial aksi, banyak sinapsis eksitatori harus aktif secara bersamaan, yang menyebabkan depolarisasi kuat pada dendrit dan badan selnya.
Istilah dendrit pertama kali digunakan oleh Wilhelm His pada tahun 1889 untuk menggambarkan banyak "proses protoplasma" yang lebih kecil yang menghubungkan sel-sel saraf. Ahli anatomi Jerman Otto Deiters secara umum dianggap sebagai penemu akson dengan membedakannya dari dendrit.
Rekaman intraseluler pertama dalam sistem saraf dibuat pada tahun 1930-an oleh Kenneth S. Cole dan Howard J. Curtis. Rüdolf Albert von Kölliker di Swiss dan Robert Remak di Jerman adalah orang pertama yang mengidentifikasi dan menggambarkan segmen awal akson. Kemudian, Alan Hodgkin dan Andrew Huxley menggunakan akson raksasa cumi-cumi untuk memberikan deskripsi kuantitatif lengkap tentang potensial aksi, yang juga membuat mereka memperoleh penghargaan Nobel pada tahun 1963.
Selama perkembangan dendrit, banyak faktor yang dapat memengaruhi diferensiasinya, termasuk modulasi masukan sensorik, polutan lingkungan, suhu tubuh, dan obat-obatan.penggunaan. Misalnya, pernah ditemukan bahwa jumlah tonjolan dendritik sel kerucut di korteks visual primer tikus yang dibesarkan di lingkungan gelap berkurang secara signifikan, dan distribusi cabang dendritik sel stellate juga berubah secara signifikan.
Struktur dendrit yang menyerupai pohon yang kompleks terbentuk oleh interaksi beberapa sinyal eksternal dan internal.
Dendrit membentuk banyak pola morfologi yang berbeda pada organisme yang berbeda, dan morfologi cabang-cabang ini (seperti kepadatan cabang dan pola distribusi) terkait erat dengan fungsi neuron. Dendrit dapat sangat bervariasi jumlahnya, terkadang dapat menerima hingga 100.000 masukan yang berbeda. Kesalahan morfologi dendrit terkait erat dengan gangguan fungsi sistem saraf.
Morfologi dendrit dapat berupa struktur tanpa cabang atau struktur yang memancar seperti pohon. Pola percabangan dendritik ini dapat berbentuk seperti gelendong, bulat, atau berbentuk multiplanar, seperti pada sel Purkinje di otak kecil.
Perubahan pada struktur dendritik, cabang, dan konduktansi ion neuron yang bergantung pada voltase akan sangat memengaruhi cara neuron mengintegrasikan masukan dari neuron lain. Dendrit dianggap lebih dari sekadar pemancar pasif rangsangan listrik, tetapi mampu melakukan penyesuaian struktural plastis pada kehidupan dewasa. Bagian-bagian yang terdiri dari dendrit disebut unit fungsional, dan mereka mampu menghitung dan memproses rangsangan yang masuk.
Pengamatan eksperimental terkini menunjukkan bahwa adaptasi dendritik dapat terjadi dalam hitungan detik, dan dampak perubahan struktural tersebut pada fungsi neuron dapat menjadi signifikan. Komposisi dendrit juga dapat berubah secara signifikan dengan perubahan lingkungan eksternal. Misalnya, di bawah pengaruh kehamilan atau siklus hormonal, struktur dendrit dapat berubah hingga 30%.
Semua ini membuat kita bertanya-tanya, apakah ada hubungan yang lebih dalam antara evolusi dendrit dan kemampuan belajar?