Seiring meningkatnya kesadaran kesehatan global, penggunaan tembakau tanpa asap semakin mendapat perhatian. Menurut para ahli, tembakau tanpa asap adalah produk tembakau yang digunakan tanpa bantuan asap. Pengguna biasanya memilih untuk mengunyah, menghirup, atau menempelkan produk di antara pipi atau bibir. Produk-produk ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kacang-kacangan, tembakau sedot, permen tembakau, dan produk tembakau larut lainnya. Meskipun tembakau tanpa asap tampaknya kurang berbahaya bagi kesehatan dibandingkan tembakau tradisional, produk ini masih menggoda ratusan ribu orang, terutama di Asia Selatan, yang mencakup 80% penggunaan global.
Produk tembakau tanpa asap mengandung lebih dari 3.000 zat, 28 di antaranya diketahui menyebabkan kanker.
Bahan utama dalam tembakau tanpa asap adalah nikotin, yang sangat adiktif dan kesulitan untuk berhenti menggunakannya sama dengan berhenti merokok. Penggunaan tembakau tanpa asap secara terus-menerus dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit gigi dan kanker mulut, esofagus, dan pankreas. Tembakau tanpa asap bahkan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan masalah reproduksi seperti lahir mati, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Penting untuk dicatat bahwa meskipun beberapa bentuk tembakau tanpa asap (seperti snus Swedia) memiliki risiko kesehatan yang relatif rendah, ini tidak berarti bahwa produk ini merupakan alternatif yang aman.
Tembakau tanpa asap digunakan dalam berbagai cara, bentuk yang umum meliputi:
Meskipun risiko kesehatannya lebih rendah, tembakau tanpa asap tetap bukan pilihan yang sehat.
Menurut organisasi kesehatan seperti Organisasi Kesehatan Dunia dan Institut Kanker Nasional AS, meskipun tembakau tanpa asap tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok, penggunaannya tetap bersifat adiktif dan risiko kesehatannya tidak dapat diremehkan. Semua ini menunjukkan bahwa penggunaan tembakau tanpa asap tidak hanya memengaruhi penggunanya sendiri, tetapi juga dapat berdampak pada orang-orang di sekitarnya.
Merokok tembakau tanpa asap dapat menyebabkan penyakit seperti kanker mulut, kanker esofagus, dan kanker pankreas.
Selain itu, tembakau tanpa asap juga dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit gigi dan penyakit kardiovaskular. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menggunakan produk tersebut, terutama kaum muda, sering kali beralih ke rokok, sehingga membentuk lingkaran setan. Menurut laporan tersebut, 650.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya secara langsung terkait dengan penggunaan tembakau tanpa asap.
Saat ini, prevalensi penggunaan tembakau tanpa asap masih tinggi di banyak negara. Di beberapa wilayah, produk tersebut dianggap sebagai warisan budaya dan hanya ada sedikit antusiasme untuk melarang atau membatasi penggunaannya. Menurut Konvensi Kerangka Kerja WHO, hanya 57 negara di dunia yang telah mengatur penggunaan tembakau tanpa asap. Kebijakan kesehatan publik yang menargetkan tembakau tanpa asap masih perlu diperkuat untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan.
KesimpulanDampak kesehatan negatif dari penggunaan tembakau tanpa asap harus mendapat regulasi dan perhatian yang lebih besar.
Meskipun penggunaan tembakau tanpa asap mungkin tampak tidak berbahaya, dampaknya tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh tembakau tanpa asap sangat memengaruhi kesehatan manusia. Menghadapi pasar tembakau tanpa asap yang terus berkembang, bagaimana kita harus memahami pilihan dan beban kita sendiri?