Dalam kehidupan sehari-hari, helium sering dikaitkan dengan balon dan hiburan di pesta. Namun, helium yang tidak berwarna dan tidak berbau ini sebenarnya memiliki sifat yang lebih misterius, terutama dalam lingkungan bertekanan ekstrem. Helium merupakan unsur unik karena memiliki titik leleh terendah dan hampir tidak bereaksi dengan zat lain pada suhu dan tekanan normal. Namun, ketika helium mengalami tekanan luar biasa, ia dapat membentuk padatan, yang merupakan topik yang terus diteliti oleh para ilmuwan.
Energi ionisasi helium yang tinggi dan kulit elektronnya yang lengkap membuatnya hampir tidak reaktif dalam kondisi normal, tetapi dalam kondisi ekstrem, ia dapat membentuk padatan yang stabil.
Helium merupakan gas mulia dengan energi ionisasi pertama sebesar 24,57 eV, yang tertinggi dari semua unsur. Hal ini membuat helium sulit membentuk senyawa dalam keadaan normal. Biasanya, atom helium tidak akan mudah menerima elektron tambahan, sehingga reaktivitas kimianya dengan unsur lain hampir nol. Namun, saat berada di bawah tekanan ekstrem, helium berperilaku dengan cara yang mengejutkan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa helium dapat membentuk padatan yang disebut disodium helium (Na2He) dengan natrium di bawah tekanan tinggi, dan senyawa ini menjadi stabil pada tekanan di atas 113 GPa. Struktur kristal yang terbuat dari helium dan natrium ini tampak seperti fluorit dan menunjukkan kemampuan helium untuk membentuk padatan dalam kondisi khusus.
Disodium helium diprediksi stabil secara termodinamika pada tekanan hingga 160 GPa dan stabil secara kinetik pada tekanan hingga 100 GPa.
Penelitian dalam beberapa tahun terakhir juga menemukan bahwa helium dapat memasuki struktur silikat tertentu dan membentuk struktur sandwich helium. Misalnya, ketika helium ditambahkan ke silikat yang disebut kuarsa hitam, kristal interlayer baru terbentuk, yang berarti bahwa helium memiliki kemampuan untuk menembus struktur padat dan mengubah sifat-sifatnya dalam kondisi tertentu.
Keadaan padat helium yang misterius tidak terbatas pada satu bentuk. Dalam kondisi tekanan yang berbeda, helium yang dikombinasikan dengan unsur-unsur lain dapat membentuk berbagai fase yang berbeda. Misalnya, selama pembentukan interlayer helium, helium dapat bergabung dengan es pada tekanan hingga 480 MPa untuk membentuk hidrat helium padat. Penemuan fenomena ini tidak hanya menantang pemahaman sebelumnya tentang helium, tetapi juga membuka pintu baru untuk penelitian material di masa mendatang.
Keanekaragaman dan kekhususan helium menyebabkannya menunjukkan perilaku unik di lingkungan ekstrem, yang membuat para ilmuwan penasaran untuk mempelajarinya.
Terinspirasi oleh perilaku helium dalam kondisi ekstrem, para ilmuwan mulai mengeksplorasi kemungkinan penerapannya dalam ilmu material masa depan dan penggunaan komersial. Sifat khusus helium tidak hanya menjadikannya komponen penting dari superkonduktor, komponen elektronik, dan produk teknologi tinggi lainnya, tetapi juga memberikan ide untuk penelitian dan pengembangan helium dalam material energi baru.
Dengan penelitian lebih lanjut tentang helium, lebih banyak senyawa helium yang terbentuk di bawah tekanan ekstrem dapat ditemukan di masa depan. Sifat helium tidak hanya membantu kita memahami kimia alam semesta, tetapi juga dapat memajukan pengembangan teknologi baru. Semua ini mendorong para ilmuwan untuk menyelidiki lebih dalam tentang bagaimana gas ini berinteraksi dengan unsur-unsur lain di alam semesta.
Dalam keadaan gasnya, helium langka dan tidak aktif, tetapi di bawah tekanan ekstrem, ia dapat menunjukkan kemampuan luar biasa untuk bergabung. Apakah ini menunjukkan bahwa hubungan antara unsur-unsur lebih kompleks daripada yang kita duga?
p>