Injeksi Intramuskular (IM), sebagai teknologi penghantaran obat, sering digunakan dalam berbagai skenario medis. Prinsip teknologi ini adalah menyuntikkan obat langsung ke jaringan otot, menggunakan sistem pembuluh darah yang kaya di otot untuk mencapai penyerapan yang lebih cepat. Karena ada lebih banyak pembuluh darah di jaringan otot, obat yang disuntikkan ke otot sering kali memasuki sirkulasi darah lebih cepat daripada injeksi subkutan dan metode lainnya.
Injeksi intramuskular menghindari efek first-pass yang dihadapi oleh obat oral, yang merupakan fitur uniknya.
Dalam praktiknya, lokasi injeksi intramuskular yang umum meliputi otot deltoid lengan atas dan otot gluteus maximus bokong. Pada bayi, otot vastus lateralis di bagian luar paha merupakan lokasi injeksi yang umum. Sebelum memberikan injeksi intramuskular, lokasi injeksi harus dibersihkan untuk mengurangi risiko infeksi, dan injeksi perlu dilakukan dengan cepat untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.
Suntikan intramuskular umumnya digunakan untuk vaksinasi, antibiotik, hormon, dan obat-obatan lainnya. Dibandingkan dengan suntikan intravena, suntikan intramuskular lebih sederhana, cepat, dan lebih efektif untuk obat-obatan dalam jumlah sedikit. Metode ini juga berperan penting dalam memberikan obat lepas lambat, sehingga obat dapat dilepaskan secara terus-menerus dan mencapai efek jangka panjang.
Vaksinasi, terutama vaksin yang tidak aktif, sering kali diberikan melalui suntikan intramuskular.
Namun, meskipun suntikan intramuskular memiliki kelebihan, ada juga beberapa risiko potensial. Risiko ini meliputi nyeri, kemerahan, pembengkakan, dan peradangan di tempat suntikan, dan dalam kasus yang jarang terjadi, kerusakan pada saraf dan pembuluh darah di sekitarnya, yang menyebabkan nyeri hebat atau kelumpuhan.
Tidak semua orang cocok untuk suntikan intramuskular. Suntikan intramuskular harus dihindari jika pasien memiliki trombosit rendah atau masalah pendarahan. Demikian pula, kondisi seperti atrofi otot atau penyakit neuromuskular dapat memengaruhi efektivitas teknik penyuntikan ini. Selain itu, penelitian terkini menunjukkan bahwa lokasi penyuntikan yang tidak tepat berpotensi menyebabkan komplikasi yang tidak perlu.
Pemilihan lokasi penyuntikan yang tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi yang tidak perlu.
Selain risiko penyuntikan di lokasi yang tidak tepat, risiko infeksi juga merupakan masalah yang perlu ditanggapi dengan serius. Karena penyuntikan memerlukan tusukan pada kulit, teknik aseptik yang tepat sangat penting untuk mencegah bakteri atau patogen lain di lingkungan sekitar menyebabkan infeksi.
Ada berbagai teknik pemberian suntikan intramuskular. Penyuntikan perlu membersihkan lokasi penyuntikan yang dipilih dan memilih sudut dan panjang jarum yang tepat berdasarkan karakteristik obat yang dibutuhkan dan kondisi khusus pasien saat memberikan suntikan. Saat menyuntikkan, perlu untuk menjaga kestabilan spuit dan segera mencabut jarum setelah penyuntikan. Jika perlu, berikan tekanan lembut dengan kain kasa untuk mengurangi pendarahan.
Penggunaan metode Z-track dapat menghindari kebocoran obat di jaringan subkutan dan memastikan pelepasan obat yang efektif.
Teknik dan panjang jarum yang dipilih juga perlu disesuaikan dengan tepat untuk orang-orang dengan usia atau tipe tubuh yang berbeda. Khususnya untuk bayi dan orang tua, jarum yang lebih pendek mungkin lebih tepat untuk menghindari penyuntikan yang terlalu dalam.
Seiring dengan kemajuan pengobatan yang berkelanjutan, teknologi dan metode penyuntikan intramuskular juga terus berkembang. Secara historis, teknologi ini telah ada sejak 500 M dan semakin canggih dari waktu ke waktu. Saat ini, penyuntikan intramuskular telah menjadi bagian integral dari pengobatan, terutama memainkan peran penting dalam vaksinasi dan tanggap darurat.
Jadi, terlepas dari persyaratan teknis dan risikonya, suntikan intramuskular tetap menjadi alat penting dalam memerangi penyakit. Pernahkah Anda memikirkan tentang perubahan dan inovasi dalam teknologi suntikan yang akan terjadi di masa depan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi?