Dalam desain senjata api dan balistik internal, "Bolt Thrust" atau "Muzzle Pressure" merupakan istilah yang sangat penting. Istilah ini menggambarkan dampak gas propelan pada baut atau laras saat peluru ditembakkan. Gaya mundur yang diberikan. Gaya yang diberikan ini memiliki arah dan besaran dan karenanya dapat dianggap sebagai besaran vektor.
"Bolt thrust berkaitan erat dengan desain senjata. Semakin besar dorongan, semakin kuat mekanisme pengunci yang dibutuhkan untuk menahan gaya tersebut."
Saat mendesain senjata api, sangat penting untuk mempertimbangkan bolt thrust. Dengan asumsi bahan dan solusi rekayasa yang sama, peningkatan kekuatan mekanisme pengunci tentu memerlukan peningkatan berat dan ukuran komponen mekanisme pengunci. Selain itu, bolt thrust tidak setara dengan perhitungan recoil atau free recoil, yang harus diperhatikan selama fase desain.
Untuk menghitung daya dorong baut secara akurat untuk amunisi senapan musket tertentu, metode perhitungan dasar dapat digunakan. Tentukan gaya dorong baut menggunakan rumus berikut:
F_bolt = P_max ⋅ A_internal
Di antaranya:
Bagian bawah wadah peluru dan ruang peluru biasanya berbentuk lingkaran, dan luasnya dihitung sebagai berikut:
Luas = π r² ≈ 3,1416 ⋅ r²
Di sini r adalah jari-jari lingkaran. Jika direpresentasikan dengan diameter d, luasnya dapat ditulis sebagai:
Luas = π d² / 4 ≈ 0,7854 ⋅ d²
Namun, masalah praktis dengan penggunaan metode ini adalah diameter dasar internal selongsong peluru sering kali bervariasi ukurannya antara merek dan kelompok dan tidak mudah diukur, sehingga mungkin diperlukan kehati-hatian khusus.
Komplikasi dengan gaya dorong baut adalah selongsong peluru mengembang dan berubah bentuk di bawah tekanan tinggi dan mulai "menempel" ke ruang peluru. "Efek gesekan" ini dapat diperhitungkan melalui perhitungan elemen hingga komputer, tetapi ini biasanya memerlukan banyak pekerjaan khusus dan oleh karena itu umumnya tidak bermanfaat. Untuk mengurangi gesekan, NATO sengaja melumasi amunisi uji selama program uji EPVAT untuk meningkatkan tingkat daya dorong yang tinggi.
Selain diameter dasar bagian dalam, diameter dasar bagian luar juga dapat diukur, sehingga mikrometer atau jangka sorong dapat digunakan untuk memperoleh estimasi yang lebih realistis. Perhitungannya pada dasarnya sama, cukup gunakan area eksterior yang lebih besar, bukan area interior yang lebih kecil:
F_bolt = P_max ⋅ A_external
Di sini, A_external adalah area eksternal bagian bawah selongsong peluru. Meskipun metode ini akan menghasilkan estimasi daya dorong baut yang konservatif, metode ini juga menyediakan margin keamanan tertentu untuk skenario terburuk yang mungkin terjadi. Hal ini terutama berlaku untuk amunisi yang berpotensi menyebabkan salah tembak di ruang yang sangat panas.
Data mengenai diameter P1 (dasar kartrid) dan P_max diambil dari lembar data C.I.P. yang sesuai. Perkiraan ini memberikan indikator keselamatan penting untuk desain senjata api dan membantu teknisi dalam membuat keputusan yang tepat selama proses desain.
"Daya dorong baut bukan hanya kalkulasi numerik, tetapi juga dasar desain untuk memastikan keselamatan dan kinerja."
Dengan eksplorasi mendalam terhadap desain senjata api dan amunisi, pemahaman tentang daya dorong baut menjadi semakin penting, yang tidak hanya melibatkan dampak kinerja, tetapi juga mencakup pertimbangan keselamatan dan stabilitas. Seiring kemajuan teknologi, desainer dan teknisi akan terus menantang prinsip-prinsip mekanis ini untuk menciptakan senjata api yang lebih baik guna memenuhi berbagai kebutuhan. Tentu saja, di masa mendatang, bagaimana pemahaman dan penerapan daya dorong baut akan berubah?