Dengan meluasnya penggunaan peralatan listrik modern, banyak orang menghadapi erosi daya siaga secara diam-diam tanpa menyadarinya. Bahkan saat perangkat dimatikan, perangkat tersebut terkadang terus mengonsumsi daya, fenomena yang dikenal sebagai daya siaga, atau daya vampir. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: Berapa banyak uang dan sumber daya yang terbuang dalam hidup Anda karena konsumsi listrik yang tak terlihat ini?
Daya siaga mengacu pada daya yang dikonsumsi saat perangkat dimatikan atau tidak menjalankan fungsi utamanya. Daya ini terutama berasal dari catu daya internal atau eksternal perangkat, penerima kendali jarak jauh, dan sirkuit yang membuatnya tetap aktif.
"Banyak perangkat masih menggunakan sedikit daya bahkan saat dimatikan."
Meskipun daya siaga membuang-buang energi, beberapa fungsi merupakan bagian darinya. Misalnya, banyak perangkat bergantung pada sedikit daya siaga untuk mempertahankan fungsi penerimaan kendali jarak jauh dan langsung menyala. Tanpa daya siaga, perangkat tidak akan langsung menyala dan pengguna harus menghadapi gangguan dari waktu mulai yang tertunda.
Bagi rumah tangga dan konsumen yang merasa tidak nyaman untuk sering menyalakan dan mematikan perangkat, kerugian terbesar dari daya siaga adalah konsumsi daya jangka panjang, yang terkadang bahkan dapat mencapai puluhan kilowatt-jam per tahun.
Pada tahun 2008, Departemen Energi AS melaporkan bahwa "beban vampir" menyebabkan banyak peralatan rumah tangga mengonsumsi sedikit listrik bahkan saat dimatikan. Mengambil contoh peralatan di masa lalu, daya siaga beberapa peralatan lama dapat mencapai 10 hingga 15 watt. Namun, dengan kemajuan teknologi, konsumsi energi peralatan listrik modern dalam mode siaga telah sangat berkurang hingga kurang dari 1 watt.
"Beberapa perangkat baru harus memenuhi standar konsumsi daya siaga minimum."
Perlu disebutkan bahwa beberapa perangkat juga berpotensi menimbulkan risiko kebakaran saat dalam mode siaga, terutama monitor lama dan peralatan rumah tangga. Oleh karena itu, berbagai negara telah merumuskan kebijakan untuk membatasi konsumsi daya siaga.
Misalnya, pada tahun 2010, peraturan UE mengharuskan semua peralatan listrik yang baru dijual tidak mengonsumsi lebih dari 1 watt energi dalam mode siaga.
Untuk mengurangi konsumsi daya siaga, konsumen perlu melakukan beberapa tindakan sederhana. Misalnya, mencabut perangkat saat tidak digunakan dan menghubungkan beberapa perangkat ke satu kabel ekstensi dan mematikan sakelar dapat secara efektif mengurangi konsumsi energi siaga. Pada saat yang sama, konsumen juga harus memilih peralatan listrik yang lebih efisien untuk lebih mengurangi daya siaga.
Kesimpulan"Memilih perangkat yang lebih hemat energi jelas merupakan salah satu cara untuk mengurangi konsumsi daya siaga."
Singkatnya, daya siaga merupakan masalah yang semakin banyak mendapat perhatian. Hal ini tidak hanya memengaruhi tagihan listrik rumah tangga, tetapi juga menyangkut pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Apakah pengguna bersedia mengambil tindakan proaktif untuk mengurangi pemborosan daya siaga, yang secara langsung akan memengaruhi perubahan dan peningkatan efisiensi listrik seluruh masyarakat?