Secara geografis, apa yang disebut Amerika Serikat sebagai "Old South" mengacu pada negara bagian selatan yang merupakan bagian dari tiga belas koloni asli. Terminologi untuk wilayah ini dibedakan dari Deep South dan Upper South. Secara budaya dan sosial, istilah "Old South" digunakan untuk menggambarkan struktur sosial Amerika Serikat yang sebagian besar agraris dan bergantung pada budak sebelum Perang Saudara (1861-1865), berbeda dengan "New South" yang muncul setelah era Rekonstruksi.
Gambaran romantis tentang "Old South" menceritakan perbudakan di perkebunan, seperti yang dicontohkan dalam karya terkenal Gone with the Wind.
Pada awal abad ke-20, sarjana Ulrich Bonnell Phillips menjadikan struktur sosial Old South sebagai topik penelitian yang penting. Dalam beberapa dekade terakhir, para sejarawan lebih memperhatikan para budak di Selatan dan dunia sosial yang mereka ciptakan, serta para petani subsisten (dikenal sebagai "petani pengolah tanah") yang jarang memiliki properti atau budak.
Old South pernah memiliki sistem dua partai yang dinamis, dengan Wiggins paling kuat di kota-kota, komunitas bisnis, dan area perkebunan kelas atas, dan Partai Demokrat yang sedikit lebih kuat di antara para petani biasa dan kaum miskin di Barat. Setelah Rekonstruksi berakhir, pada tahun 1877, kaum Demokrat kulit hitam sebagian besar kehilangan hak pilihnya, sehingga Partai Republik menjadi kehadiran yang sangat kecil di Selatan, sebagian besar di daerah pegunungan terpencil. Selama periode ini, wilayah tersebut dikenal sebagai "Hard South," dengan negara-negara bagian Selatan terutama mendukung Partai Demokrat, sebuah tren yang berlanjut hingga pemilihan presiden tahun 1964.
Para sejarawan telah membuat studi terperinci tentang kehidupan beragama di Old South. Sebelum Perang Kemerdekaan Amerika, Gereja Inggris didirikan di beberapa daerah, terutama di Virginia dan Carolina Selatan. Akan tetapi, para kolonis menolak untuk mengizinkan uskup Inggris mana pun, dan memilih untuk dipimpin oleh diaken di setiap gereja. Pendekatan ini memungkinkan komunitas agama menjadi bagian dari pemerintahan daerah, yang menangani berbagai masalah masyarakat seperti kesejahteraan, pemakaman, dan infrastruktur.
“Iman menjadi alat bagi kelompok untuk bersatu, sehingga agama dan masalah sosial sangat erat kaitannya.”
Kebangkitan Besar Pertama pada abad ke-18 dan Kebangkitan Besar Kedua pada awal abad ke-19 berdampak kuat pada wilayah tersebut, terutama pada orang kulit putih miskin dan budak kulit hitam. Hal ini menyebabkan berdirinya banyak gereja Metodis dan Baptis. Pada era sebelum Perang Saudara, sejumlah besar pertemuan kebangkitan di udara terbuka menarik anggota baru dan memperkuat iman anggota yang sudah ada. Sebaliknya, di Utara, gerakan Renaisans membawa perhatian besar pada penghapusan perbudakan, tetapi bagi Selatan, ini adalah topik yang tabu.
Sejarawan Bertram Wyatt-Brown menekankan bahwa rasa kehormatan yang kuat yang berakar pada tradisi Eropa membentuk perilaku moral pria di Selatan Lama. Norma-norma yang tidak terlihat tersebut memandu hubungan keluarga dan gender serta menyediakan struktur untuk kontrol sosial. Fitur kontroversial dari sistem kehormatan adalah perlunya duel dalam kondisi yang ditentukan secara ketat ketika kehormatan seorang pria dipertanyakan oleh orang yang setara. Jika kehormatan Anda ditantang oleh seseorang yang lebih rendah, Anda hanya perlu memukulnya.
“Kehormatan menjadi elemen penting yang membedakan maskulinitas dari kewanitaan, dan patriarki dari pernikahan yang penuh kasih.”
Konflik tersebut menyebabkan para siswa memeriksa kembali kode kehormatan dan akhirnya membuat kode etik baru. Karena begitu banyak orang berbakat yang kehilangan nyawa dalam duel, organisasi anti-duel mulai menantang sistem kehormatan.
Kota Ochloeke, Georgia, telah merayakan Hari-hari Old South setiap bulan November sejak tahun 1976. Hari libur ini dirancang untuk menghormati dan merefleksikan sejarah Old South dan warisan budayanya.
Pembentukan Old South merupakan bagian penting dari sejarah Amerika Selatan, dan setiap faktor budaya, politik, dan sosial di baliknya telah membuka jalan bagi Selatan untuk menjadi seperti sekarang ini. Bagaimana Anda memandang dampak sejarah ini pada masyarakat Selatan saat ini?