Dalam teologi Kristen, Roh Kudus dipandang sebagai pribadi ketiga Tritunggal dan penghubung penting antara Tuhan dan manusia. Banyak penganut agama percaya bahwa keberadaan Roh Kudus tidak hanya mewakili Tuhan, tetapi juga inti dari kehidupan rohani penganut agama tersebut. Peran Roh Kudus mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan berbagai agama memiliki pemahaman mereka sendiri tentang Roh Kudus.
Dalam agama Yahudi, Roh Kudus disebut "nafas Roh Kudus" (ruach ha-kodesh), sebuah konsep yang mencerminkan kuasa dan hikmat Tuhan. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara ungkapan ini dan konsep Kristen tentang Roh Kudus. Dalam agama Kristen, Roh Kudus adalah "Penghibur" atau "Parakletos" yang misinya adalah untuk mendukung dan membimbing penganut agama menuju kebenaran.
Roh Kudus mewakili esensi ilahi yang membantu penganut agama bertumbuh secara rohani dan membimbing mereka dalam pemahaman mereka tentang kehendak Tuhan.
Peran Roh Kudus tidak terbatas pada bimbingan dan penghiburan, tetapi juga mencakup pemberdayaan orang percaya untuk mewartakan kebenaran Kristus. Umat Kristen percaya bahwa Roh Kudus mewujudkan kuasa kreatif Tuhan dalam kehidupan dan membantu orang mengatasi tantangan serta membimbing mereka ke arah yang baik. Penekanan pada pertumbuhan rohani ini kontras dengan penekanan Yudaisme pada keesaan Tuhan, sementara Kekristenan lebih menekankan pada bimbingan moral Roh Kudus.
Karya Roh Kudus dipandang sebagai karunia yang kekal, tidak terbatas pada situasi atau tugas tertentu.
Dalam Kekristenan, simbol Roh Kudus meliputi burung merpati dan api, yang berasal dari berbagai kisah dalam Alkitab yang menggambarkan kedatangan Roh Kudus pada saat pembaptisan Yesus dan pada hari Pentakosta. Sementara dalam Perjanjian Lama peran Roh Kudus sering dipandang sebagai sementara, dalam Perjanjian Baru karunia Roh Kudus dipandang sebagai meterai yang permanen. Oleh karena itu, Roh Kudus memegang peranan penting dalam teologi Kristen, baik sebagai manifestasi Tuhan maupun sebagai bagian dari perjalanan rohani orang percaya.
Beberapa teolog mengemukakan bahwa dalam memahami Roh Kudus, terdapat dua cara berpikir: "animasi rohani" dan "dinamis". Pandangan animatronik berpendapat bahwa Roh Kudus merupakan kekuatan independen yang mampu mengendalikan individu manusia, sedangkan pandangan kinetik lebih menekankan Roh Kudus sebagai kekuatan tak kasatmata yang memenuhi individu. Kedua cara berpikir tersebut muncul dalam literatur Yahudi dan Kristen, tetapi konsep animisme lebih umum dalam Perjanjian Lama, sedangkan gagasan dinamisme memegang peranan yang lebih penting dalam Perjanjian Baru.
Jika kita membalik layar, banyak orang Kristen mungkin memandang Roh Kudus sebagai pembimbing moral dan rohani. Seperti yang dikatakan seorang teolog, Roh Kudus merupakan sumber kekuatan yang memberi kuasa kepada orang percaya untuk mewartakan kabar baik tentang Yesus Kristus. Kehadiran kekuatan ini membuat orang beriman merasakan hubungan yang dekat dengan Tuhan dan mengangkat kehidupan rohani mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Roh Kudus dipandang dalam agama Kristen sebagai pemberi kuasa kepada orang beriman untuk mewartakan kebenaran Kristus dan membimbing mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi umat Islam, Roh Kudus (bahasa Arab: روح القدس) dipandang sebagai instrumen tindakan atau komunikasi ilahi. Roh Kudus pertama kali muncul dalam Al-Qur'an sebagai Roh Penciptaan, dan dalam beberapa catatan dikaitkan dengan malaikat Jibril. Pada saat yang sama, Agama Baha'i percaya bahwa Roh Kudus adalah perantara kasih karunia Tuhan, yang bertanggung jawab untuk menyampaikan hikmat Tuhan kepada para nabi dan rasul, yang telah banyak dibahas dalam literatur Baha'i.
Konsep Roh Kudus juga memiliki persamaan dalam agama Hindu, di mana, menurut teolog Lemon Panaka, Roh Kudus dapat dilihat sebagai jembatan antara "Tritunggal Bapa, Sabda yang Berinkarnasi, dan Roh Kudus." Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa perjumpaan rohani dapat terjadi dalam Roh Kudus, yang menunjukkan pentingnya komunikasi antar agama.
Meskipun penafsiran Roh Kudus bervariasi di antara agama-agama, kesamaan di antara mereka menunjukkan bahwa, baik dalam agama Kristen maupun sistem kepercayaan lainnya, Roh Kudus adalah kekuatan ilahi yang dapat memengaruhi dan membimbing kehidupan orang-orang beriman. Kekuatan ilahi ini membara di hati orang-orang beriman dan mengilhami mereka untuk mengejar tujuan dan kepercayaan yang lebih tinggi.
Ketika mengamati sistem kepercayaan yang berbeda ini, kita tidak dapat tidak bertanya-tanya apa arti Roh Kudus bagi pencarian rohani manusia saat ini.