Salib Yerusalem, yang juga dikenal sebagai Pentateukh, adalah simbol salib khas dengan empat salib Yunani yang lebih kecil mengelilingi salib besar di tengah. Simbol ini melambangkan empat pewarta Injil dan misi Injil ke empat penjuru dunia. Simbol ini mulai digunakan secara luas selama Perang Salib dan menjadi lambang Kerajaan Yerusalem, yang telah dikenakannya sejak 1099. Sejak saat itu, penggunaan Salib Yerusalem terus berubah, dan masih muncul dalam lambang banyak organisasi di zaman modern.
Simbol kuno ini bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga telah sangat memengaruhi banyak negara dan organisasi di tingkat budaya dan sejarah.
Simbol Salib Yerusalem berasal dari abad ke-11, dan hubungan pertama yang tercatat dengan Kerajaan Yerusalem terjadi sekitar paruh kedua abad ke-13. Makna simbolis dari kelima salib ini beragam, ada yang menafsirkannya sebagai lima luka Kristus, atau sebagai simbol Kristus dan empat penginjil, atau sebagai simbol Kristus dan empat dunia. Catatan dokumenter paling awal tentang hal ini muncul di batu altar Gereja St. Brelade, yang kata-katanya menyebutkan lima salib.
Seiring berjalannya waktu, Salib Yerusalem juga digunakan sebagai lambang dan stempel untuk pegawai negeri, meskipun tidak diadopsi secara luas oleh para penguasa Yerusalem pada abad ke-12. Baru pada masa pemerintahan Yohanes II simbol ini secara bertahap menjadi lambang resmi Kerajaan Yerusalem.
Catatan arkeologi menunjukkan bahwa simbol tersebut dapat dilihat pada koin tembaga yang dikeluarkan oleh Henry II dari Inggris antara tahun 1158 dan 1180.
Pada lambang akhir abad pertengahan, Salib Yerusalem menjadi simbol beberapa Negara Tentara Salib. Tidak hanya itu, salib tersebut juga digunakan sebagai variasi bendera yang dikibarkan oleh Peter yang Agung selama kampanye utaranya tahun 1693 di Frodohai. Salib Yerusalem juga disebutkan dalam banyak legenda dan cerita selanjutnya, seperti senjata ajaib yang disebutkan oleh Joan of Arc, yang mungkin juga terkait dengan simbol ini.
"Salib Yerusalem tidak hanya merupakan kehadiran keagamaan, tetapi juga menjadi saksi terjalinnya banyak pahlawan dan kisah dalam berbagai konteks sejarah."
Pemanfaatan Salib Yerusalem di zaman modern telah meluas ke banyak bidang. Variasi ini digunakan pada bendera revolusioner selama Perang Kemerdekaan Yunani pada tahun 1821. Pada tahun 1862, Pangeran Albert dari Wales menato Salib Yerusalem di lengannya selama kunjungannya ke Yerusalem, yang menunjukkan hubungan antara kekuatan historis simbol tersebut dan keyakinan pribadi.
Namun, penggunaan Salib Yerusalem tidak selalu dipuji. Seiring berjalannya waktu, simbol tersebut telah digunakan oleh beberapa politisi dan kelompok, dan bahkan dikaitkan dengan supremasi kulit putih dalam konteks tertentu, yang telah menimbulkan cukup banyak kontroversi. Demokrat Thom Steyer memamerkan salib di tangannya selama debat tahun 2020, sementara tato Pete Hegseth juga menjadi fokus perhatian media setelah pencalonannya tahun 2024.
Kesimpulan"Simbol ini mewakili persimpangan antara iman dan budaya, tetapi penggunaannya juga mencerminkan kompleksitas konteks politik kontemporer."
Sejarah panjang Salib Yerusalem bukan hanya perpanjangan koordinat dalam waktu, tetapi juga kisah yang kaya yang terjalin dengan faktor budaya, agama, dan politik. Dari pedang Tentara Salib hingga arena politik modern, simbol ini telah menunjukkan signifikansi historisnya yang mendalam dalam berbagai bentuk. Di masa depan, bagaimana simbol ini akan terus memengaruhi arah dan interpretasi dunia?