Dalam teori informasi, "kebingungan" adalah ukuran ketidakpastian sampel distribusi probabilitas diskrit. Singkatnya, semakin besar kebingungan, semakin sulit bagi pengamat untuk memprediksi nilai yang diambil dari distribusi tersebut. Konsep ini pertama kali diusulkan oleh sekelompok peneliti pada tahun 1977 untuk meningkatkan kinerja pengenalan ucapan dan melakukan penelitian mendalam tentang model bahasa.
Kebingungan (PP) didefinisikan dengan mengukur entropi sekumpulan variabel acak. Semakin tinggi entropi, semakin besar kebingungan. Ini berarti semakin sulit untuk memprediksi hasil tertentu. Lebih khusus lagi, untuk dadu sisi k yang adil dengan hanya k kemungkinan hasil, kebingungannya tepat k.
"Kebingungan bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan kemampuan kita untuk memprediksi hasil di masa mendatang."
Untuk mengevaluasi model probabilitas yang tidak diketahui, kami biasanya melakukan inferensi berdasarkan serangkaian sampel. Kebingungan suatu model menentukan daya prediktifnya untuk sampel uji, dengan model dengan nilai yang lebih rendah berarti model tersebut lebih mampu memprediksi hasil dalam sampel.
"Kebingungan yang lebih rendah berarti kejutan prediksi yang lebih rendah, yang terkait erat dengan penguasaan model terhadap data."
Dalam pemrosesan bahasa alami (NLP), kebingungan sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas model bahasa dalam memproses teks. Kebingungan yang dinormalisasi memungkinkan pengguna untuk membandingkan teks atau model yang berbeda dengan lebih jelas, dan karenanya sangat penting dalam aplikasi praktis. Semakin rendah tingkat kebingungan suatu model, semakin baik model tersebut dalam memproses struktur bahasa yang kompleks.
Sejak 2007, munculnya teknologi pembelajaran mendalam telah memunculkan revolusi dalam pemodelan bahasa. Pengukuran kebingungan yang baru tidak hanya meningkatkan daya prediksi model, tetapi juga mengubah cara kita memahami dan menggunakan teknik-teknik ini. Namun, masih ada masalah overfitting dan generalisasi, yang menimbulkan pertanyaan tentang praktik pengoptimalan kebingungan secara membabi buta.
Kesimpulan“Meskipun kebingungan merupakan metrik yang penting, hal itu tidak selalu mencerminkan secara akurat bagaimana model tersebut bekerja di dunia nyata.”
Kebingungan merupakan metrik yang menarik dan kompleks yang kepentingannya tidak dapat diabaikan, baik untuk penelitian akademis maupun aplikasi praktis. Dengan memahami kebingungan, kita tidak hanya dapat memprediksi perilaku model probabilistik dengan lebih baik, tetapi juga mengeksplorasi potensi teknologi masa depan secara lebih mendalam. Jadi, bagaimana kita menyeimbangkan optimalisasi kebingungan dengan metrik kinerja lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang efektivitas model?