Di kedalaman laut, stratifikasi air menciptakan penghalang alami berdasarkan kepadatan air. Dalam stratifikasi seperti itu, lapisan air hangat mengapung dengan stabil di atas lapisan air yang lebih dingin, membentuk struktur air yang stabil. Sebagian besar hal ini disebabkan oleh pemanasan laut oleh sinar matahari, yang mengintensifkan stratifikasi air. Namun, struktur yang stabil ini tidak kekal; angin dapat merusak stabilitas ini dan menyebabkan pencampuran antara lapisan air yang berbeda. Perubahan lingkungan seperti itu berdampak besar pada ekologi laut dan iklim global.
Perbedaan kepadatan antara air dingin di dasar dan air hangat di atas membentuk batas yang tajam, yang memengaruhi pertukaran panas, karbon, oksigen, dan nutrisi lainnya.
Kepadatan air ditentukan oleh faktor-faktor seperti suhu, salinitas, dan kedalaman. Ketika suhu air naik, jarak antara molekul air meningkat, menyebabkan kepadatan air menurun. Sebaliknya, peningkatan salinitas membuat air lebih padat. Sifat fisik yang berbeda ini memunculkan lapisan-lapisan yang berbeda di lautan, seperti termoklin dan haloklin. Dengan cara ini, stratifikasi kepadatan lautan tampaknya bertindak sebagai penghalang tak kasat mata, yang membatasi pencampuran dan pertukaran material antar lapisan.
Menurut penelitian, stratifikasi atas lautan telah meningkat sebesar 0,7% hingga 1,2% per dekade sejak tahun 1960. Ini berarti bahwa perbedaan kepadatan antara berbagai lapisan di lautan semakin meningkat.
Intensifikasi stratifikasi ini terutama disebabkan oleh dampak pemanasan global, dan suhu lautan meningkat. Secara khusus, laju peningkatan stratifikasi paling menonjol sejak tahun 1960 di lautan di Belahan Bumi Selatan, diikuti oleh Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia. Tren ini berlanjut pada tahun 2022, yang menunjukkan bahwa stratifikasi atas lautan semakin cepat, sehingga menimbulkan tantangan yang lebih tinggi bagi lingkungan ekologis kita.
Hal ini tidak hanya memengaruhi ekosistem laut, tetapi juga terkait langsung dengan masa depan masyarakat manusia. Apakah kita siap menghadapi perubahan yang akan ditimbulkannya?
Perubahan permukaan laut bukan hanya fenomena fisik, tetapi juga masalah penting dalam ekologi dan klimatologi. Percampuran antara lapisan air yang berbeda dapat menyebabkan ketidakseimbangan sumber daya penting, seperti pasokan nutrisi dan distribusi oksigen. Ketika penghalang antar lapisan menjadi lebih jelas, masalah ekologi ini akan memengaruhi lingkungan hidup kehidupan laut dan dengan demikian memengaruhi seluruh rantai makanan laut.
Kita juga harus memperhatikan pengasaman lautan, yang disebabkan oleh meningkatnya kadar karbon dioksida. Ketika keasaman air laut meningkat, pertumbuhan dan kelangsungan hidup banyak organisme laut terancam. Perubahan tersebut tidak hanya menimbulkan tantangan bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi yang terkait dengan laut seperti perikanan dan pariwisata.
Bagaimana cara melawan perubahan iklim sambil berupaya melindungi lautan akan menjadi tantangan besar bagi setiap negara.
Singkatnya, stratifikasi lautan dan penyebab yang mendasarinya memiliki dampak yang mendalam dan kompleks pada perubahan lingkungan. Karena iklim global terus berubah, kita hanya bisa berharap bahwa terobosan ilmiah dan teknologi di masa depan akan memecahkan masalah-masalah yang tersembunyi jauh di dalam lautan. Bagaimana seharusnya masyarakat global menanggapi tantangan ini dalam menghadapi lingkungan lautan yang terus berubah?