Biji-bijian merupakan bagian tak terpisahkan dari pola makan manusia. Biji-bijian tidak hanya memengaruhi kelangsungan hidup manusia, tetapi juga mengubah struktur sosial dan sistem ekonomi. Dari manusia purba yang mengumpulkan biji-bijian liar hingga produksi massal yang efisien saat ini, sejarah domestikasi dan budidaya biji-bijian dapat ditelusuri kembali ke Zaman Neolitikum, sekitar 8.000 tahun yang lalu. Serealia, terutama gandum dan jelai, pertama kali dijinakkan di Bulan Sabit Subur, sebuah proses yang mengubah pola makan dan gaya hidup manusia serta meletakkan dasar bagi kebangkitan peradaban pertanian.
Pada masyarakat pertanian awal, budidaya serealia tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga mendorong kompleksitas sosial dan pembangunan kota.
Menurut penemuan arkeologi, di situs Ohalo II di Israel, para ilmuwan menemukan sisa-sisa serealia dari sekitar 19.000 tahun yang lalu, termasuk gandum liar dan jelai yang hangus. Petani awal juga mulai menanam padi dan millet di Tiongkok, menggunakan banjir dan api buatan manusia untuk memanen biji-bijian. Pertanian awal tidak hanya mencakup penanaman sederhana, tetapi juga penggunaan amandemen tanah buatan manusia, seperti pupuk dan kompos. Metode-metode ini dikembangkan di Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur.
Domestikasi sereal memungkinkan pasokan makanan yang stabil, yang pada gilirannya membentuk struktur seluruh masyarakat.
Setelah memasuki abad ke-20, produksi sereal dipengaruhi oleh apa yang disebut "Revolusi Hijau". Melalui mekanisasi, monokultur, dan penggunaan pupuk nitrogen, hasil serealia berproduksi tinggi seperti gandum dan beras meningkat pesat. Teknologi-teknologi ini diperkenalkan untuk memerangi kelaparan, tetapi juga menyebabkan nilai gizi biji-bijian tertentu diabaikan. Meskipun demikian, biji-bijian kuno dan varietas warisan mulai mendapatkan perhatian baru dengan munculnya gerakan organik, yang mengarah pada pemikiran baru tentang dampak potensial dan keberlanjutan lingkungan dari produksi biji-bijian.
"Kebangkitan kembali biji-bijian kuno bukan hanya pilihan makanan, tetapi juga cerminan hubungan antara pertanian dan lingkungan."
Sereal termasuk dalam famili Poaceae dan biji-bijian yang dapat dimakan yang dihasilkannya memiliki karakteristik biologis khusus. Kulit biji dan kulit luar biji-bijian menyatu menjadi bagian dari buah. Struktur unik ini memberinya keuntungan besar dalam penyimpanan dan transportasi. Sereal umum meliputi jagung, beras, gandum, jelai, millet, dll. Beberapa tanaman yang tidak termasuk dalam famili Gramineae, seperti buckwheat dan quinoa, disebut pseudocereals.
Semua serealia dibudidayakan dengan cara yang hampir sama dan dibagi menjadi dua kategori: semusim dan menahun. Meskipun sebagian besarSerealia adalah tanaman tahunan, seperti gandum dan jelai, sedangkan padi dibudidayakan sebagai tanaman tahunan dalam beberapa kasus. Di daerah tropis, sereal musim panas dapat ditanam sepanjang tahun, sedangkan di daerah beriklim sedang, serealia dibatasi oleh perubahan musim.
"Budidaya serealia bergantung pada varietas yang beradaptasi dengan iklim setempat dan memerlukan irigasi teratur untuk memastikan pertumbuhannya."
Pemanenan biji-bijian biasanya dilakukan setelah tanaman dan biji-bijian mengering. Dalam pertanian mekanis, pemanenan sebagian besar dilakukan dengan pemanen gabungan. Sebaliknya, daerah pedesaan tradisional sebagian besar menggunakan metode manual, seperti menggunakan sabit untuk memanen. Setelah dipanen, biji-bijian harus diolah untuk memastikannya tidak berjamur karena kelembaban selama penyimpanan. Selain itu, biji-bijian juga perlu menjalani langkah-langkah pemrosesan yang ketat sebelum dapat diubah menjadi produk konsumsi seperti tepung dan beras.
Meskipun produksi serealia menyediakan banyak makanan bagi dunia, produksi tersebut juga berdampak pada lingkungan. Misalnya, pertanian dapat menyebabkan erosi tanah dan penipisan air. Oleh karena itu, praktik pertanian saat ini berupaya mengurangi dampak negatif ini dan mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan seperti pertanian tanpa pengolahan tanah dan pertanian multi-tanaman untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan kesehatan lahan.
"Peningkatan berkelanjutan praktik pertanian adalah kunci untuk memastikan keseimbangan antara ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan di masa depan."
Serealia telah menjadi landasan kelangsungan hidup manusia sejak zaman dahulu. Proses domestikasi dan budidaya tidak hanya menjadi tantangan bagi alam, tetapi juga evolusi peradaban manusia. Menghadapi krisis lingkungan dan keterbatasan sumber daya saat ini, kita sekali lagi berpikir tentang arah masa depan produksi biji-bijian. Bagaimana kita dapat melindungi planet kita sambil memenuhi kebutuhan manusia?