Dengan kemajuan teknologi medis, akurasi dan efisiensi implan gigi telah meningkat secara signifikan. Di antara semuanya, computed tomography cone beam (CBCT) telah menjadi teknologi pencitraan yang penting. Teknologi ini memberikan informasi terperinci yang dibutuhkan oleh para profesional gigi melalui gambar tiga dimensi. Terutama dalam perencanaan dan diagnosis implan gigi, CBCT telah secara luas dianggap sebagai standar emas.
CBCT adalah teknologi pencitraan medis berbasis sinar-X, yang dicirikan oleh penggunaan sinar-X divergen untuk membentuk area pemindaian berbentuk kerucut. Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam implan gigi, tetapi juga memainkan peran penting dalam bidang-bidang seperti otolaringologi, bedah plastik, dan radiologi intervensional. Dalam aplikasi gigi, CBCT dapat memberikan gambar struktur mulut yang lebih jelas dan lebih terperinci, yang memungkinkan dokter untuk memahami kondisi gigi dan tulang pasien secara akurat.
CBCT telah dideskripsikan sebagai standar emas untuk pencitraan rongga mulut dan daerah kraniofasial.
Teknologi CBCT dikembangkan secara independen oleh Dr. Yoshinori Yasui di Jepang dan Dr. Piero Mozzo di Italia pada tahun 1990-an. Pada tahun 1996, sistem CBCT komersial pertama, NewTom 9000, diluncurkan di pasar Eropa dan memasuki pasar AS pada tahun 2001. Seiring dengan semakin matangnya teknologi CBCT, aplikasinya dalam implan gigi dan bidang medis lainnya pun semakin meluas.
Dalam perencanaan implan gigi, CBCT memberi dokter gigi tampilan tiga dimensi yang penting, sehingga memungkinkan mereka menilai lokasi implan dan struktur di sekitarnya secara akurat. American Academy of Oral and Craniofacial Radiology (AAOMR) merekomendasikan bahwa teknologi CBCT adalah pilihan terbaik untuk evaluasi pra-implan. Pencitraan menggunakan CBCT tidak hanya menunjukkan kondisi akar gigi dan struktur terkaitnya secara terperinci, tetapi juga memungkinkan penilaian kepadatan tulang yang lebih baik, yang sangat penting untuk keberhasilan implan gigi.
Menurut American Academy of Endodontics, teknologi CBCT dapat menunjukkan anatomi saluran akar utama yang tidak dapat dilihat dengan pencitraan intraoral atau panoramik tradisional.
Selain implan gigi, CBCT menjadi semakin penting dalam ortodontik, terapi endodontik, dan bedah kraniofasial. Untuk ortodontik, gambar tiga dimensi CBCT memungkinkan dokter untuk menilai status pertumbuhan gigi secara akurat, sedangkan untuk perawatan saluran akar, CBCT dapat dengan jelas menampilkan struktur kompleks saluran akar, sehingga sangat meningkatkan keakuratan diagnosis.
Keuntungan utama sistem CBCT adalah kemampuannya untuk memberikan gambar beresolusi tinggi dengan dosis radiasi yang relatif rendah. Dibandingkan dengan CT tradisional, dosis radiasi CBCT biasanya 97% lebih rendah, yang secara efektif dapat mengurangi risiko radiasi bagi pasien dalam kasus diagnostik dan perawatan. Selain itu, waktu pemindaian yang cepat dari teknologi CBCT berarti pengalaman yang lebih nyaman bagi pasien.
Meskipun CBCT memiliki banyak keuntungan, masih ada beberapa tantangan dan kekhawatiran yang perlu dipertimbangkan. Gambar CBCT dapat terpengaruh oleh artefak gerakan, yang khususnya terlihat pada beberapa mesin lama. Selain itu, keakuratan penilaian kepadatan tulang yang dijelaskan di masa lalu masih memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk mengatasi keterbatasan saat ini.
Dengan kemajuan teknologi, CBCT akan lebih banyak digunakan dalam kedokteran gigi dan bidang medis lainnya. Misalnya, dalam penelitian dan pengembangan di masa mendatang, algoritma rekonstruksi yang lebih canggih dapat meningkatkan kejelasan gambar, sehingga dokter memperoleh dukungan informasi yang lebih besar selama perawatan. Teknologi CBCT juga dapat membantu melaksanakan terapi radiasi yang dipandu gambar dengan lebih tepat untuk memastikan keamanan dan efektivitas perawatan.
Di era perubahan teknologi pencitraan yang cepat ini, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya: Bagaimana pencitraan medis akan terus mengubah cara kita mendiagnosis dan merawat pasien di masa mendatang?