Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, pemakaman alami secara bertahap menjadi cara ideal bagi orang-orang modern untuk memilih kematian. Metode pemakaman ini dirancang untuk memungkinkan tubuh terurai secara alami di dalam tanah tanpa menggunakan bahan pengawet kimia apa pun, memastikan bahwa mikroorganisme tanah dapat melakukan proses penguraian secara normal. Pemakaman alami memungkinkan orang untuk kembali ke alam dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Praktik ini tidak hanya mempertimbangkan lingkungan, tetapi juga mencerminkan pemikiran baru orang-orang tentang hidup dan mati.
Alasan memilih pemakaman alami bukan hanya karena ramah lingkungan, tetapi juga mencerminkan pemahaman baru orang-orang tentang hubungan antara hidup, mati, dan alam.
Meskipun situs pemakaman alami mungkin tampak seperti konsep yang relatif baru dalam masyarakat Barat, praktik pemakaman telah lama ada di berbagai budaya. Banyak umat Muslim yang menguburkan jenazah mereka secara alami karena kewajiban agama, dan di beberapa negara Afrika, orang-orang memilih pemakaman alami karena alasan ekonomi. Evolusi budaya dan konteks sejarah telah menjadikan pemakaman alami sebagai tradisi yang dianut oleh seluruh umat manusia.
Menurut Green Burial Council, pemakaman alami dapat dibagi menjadi tiga jenis: pemakaman campuran, pemakaman alami, dan pemakaman yang dilindungi. Semua jenis pemakaman alami harus mematuhi standar BBQ, seperti melarang pembalsaman, membatasi penggunaan bahan kimia beracun atau yang tidak dapat terurai secara hayati, dll.
Pemakaman campuran merupakan perluasan dari pemakaman tradisional, yang menawarkan pilihan pemakaman alami, sementara pemakaman konservasi lebih berfokus pada perlindungan ekologi dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
Di pemakaman alami, cara orang mengenang orang yang telah meninggal menjadi beragam. Beberapa keluarga memilih untuk mencatat koordinat GPS, sementara yang lain menggunakan rambu kayu datar atau batu sumber daya sebagai peringatan.
Banyak keluarga juga menanam pohon di sekitar makam mereka untuk membuat peringatan hidup.
Memilih lokasi pemakaman alami tidak hanya mencerminkan kehidupan pribadi, tetapi juga berdampak positif pada lingkungan. Melalui pemakaman alami, kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh metode tradisional dapat dicegah, dan dalam beberapa kasus, biaya pemakaman dapat digunakan untuk memulihkan habitat alami dan melindungi spesies yang terancam punah.
Dalam banyak agama, pemakaman alami memiliki ritual dan norma uniknya sendiri. Misalnya, Yudaisme melarang pembalsaman dan mengharuskan jenazah dibungkus dengan kain dan dikubur dalam peti mati yang seluruhnya terbuat dari kayu; sementara Islam menekankan metode pembungkusan yang sederhana, dengan menekankan rasa hormat kepada almarhum dan pengembaliannya secara alami.
Ruang lingkup dan praktik situs pemakaman alami bervariasi di seluruh dunia. Inggris telah mendirikan hampir 300 pemakaman alami khusus sejak tahun 1994, sementara di Kanada, peraturan tentang pemakaman alami bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya. Gerakan pemakaman alami juga secara bertahap muncul di Selandia Baru untuk memenuhi permintaan pemakaman alami yang terus meningkat.
Seiring dengan semakin banyaknya perhatian orang terhadap ekologi, pemakaman alami tidak diragukan lagi akan menjadi pilihan yang lebih populer. Ini bukan hanya akhir yang baik bagi almarhum, tetapi juga komitmen jangka panjang seluruh masyarakat untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan lingkungan alam dan ekologi. Akankah memilih pemakaman alami menjadi pandangan umum tentang kehidupan dan kematian di masa depan?