Edgar Allan Poe, penulis yang mengguncang dunia sastra, dikenal karena tema-tema yang mengejutkan dan pemikirannya yang mendalam. Dalam esainya "The Philosophy of Composition", Poe mengemukakan banyak pandangan yang menggugah pikiran, yang paling dikritik adalah pandangannya bahwa "kematian seorang wanita cantik" adalah tema paling puitis di dunia. Perspektif ini tidak hanya mencerminkan tragedi pribadi Poe, tetapi juga mengungkapkan wawasannya yang mendalam tentang keindahan sifat hidup dan kematian yang saling terkait.
"Kematian wanita cantik" yang disebutkan Poe dalam artikel tersebut bukan sekadar kematian harfiah, tetapi kumpulan emosi dan kesedihan yang lebih dalam.
Dalam The Philosophy of Composition, Poe menekankan tiga konsep utama: panjang, metode, dan "kesatuan efek." Ia percaya bahwa semua karya sastra harus pendek dan ringkas, karena hanya dengan cara ini karya-karya tersebut dapat meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca. Poe menulis, “Semua karya seni sastra memiliki panjang yang terbatas, dan harus diselesaikan dalam satu kali duduk.” Pandangan ini menunjukkan penekanannya pada konsentrasi yang dibutuhkan untuk penciptaan karya sastra.
Poe lebih lanjut menunjukkan bahwa penciptaan karya sastra harus mengadopsi metode analitis yang rasional daripada intuisi acak. Ia percaya bahwa penulis yang sukses harus menetapkan akhir yang jelas untuk karya mereka dan memutuskan respons emosional yang ingin mereka dapatkan sebelum mereka mulai menulis. "Kesatuan efek" ini memungkinkan Poe untuk menggambarkan dengan jelas berbagai keindahan tragis dari tema "The Death of a Beautiful Woman".
Poe percaya bahwa "The Death of a Beautiful Woman" bukan hanya sebuah tragedi, tetapi juga sublimasi puitis, karena selalu mengandung resonansi yang disebabkan oleh emosi yang kuat.
Dalam The Philosophy of Composition, Poe menggunakan puisinya yang paling terkenal, The Raven, sebagai contoh untuk menggambarkan bagaimana ia menggunakan serangkaian rencana dan teknik untuk membentuk puisi ini. Dalam pandangan Poe, setiap detail dalam "The Raven" penuh dengan makna yang mendalam, dari kemunculan burung gagak hingga pilihan kata "never again", yang semuanya merupakan hasil rancangannya yang cermat. Ia tahu betul bahwa hanya melalui kreasi yang terkendali, "konsistensi efek" dapat ditunjukkan dengan sempurna.
"Burung gagak lebih dari sekadar kehadiran; ia adalah simbol kesedihan dan kenangan yang tidak pernah berakhir." Pernyataan ini adalah kunci penjelasan Poe tentang kedalaman emosional puisinya.
Obsesi Poe terhadap wanita cantik dan tema kematian yang menyertainya sangat dipengaruhi oleh bayang-bayang kehidupan pribadinya. Poe mengalami kematian banyak wanita dalam hidupnya, termasuk ibunya, ibu angkatnya, dan istrinya, dan kehilangan ini memperdalam persepsinya tentang kecantikan dan kerapuhan wanita. Karya Poe secara konsisten mengungkapkan perasaannya yang bertentangan tentang cinta dan kehilangan, yang menjelaskan mengapa ia menganggap kematian seorang wanita cantik sebagai subjek yang paling menarik untuk puisi.
Pandangan Poe telah memengaruhi banyak karya sastra pada generasi selanjutnya, dan banyak penulis dan seniman menganggapnya sebagai dasar penting untuk mengeksplorasi hubungan antara cinta dan kematian. Wanita cantik dalam karya Poe selalu dikaitkan erat dengan kematian. Tema ini bukan hanya merupakan refleksi dari tragedinya sendiri, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang sifat manusia. Beberapa cendekiawan percaya bahwa dari kehilangan-kehilangan inilah Poe menciptakan cara yang lebih menyentuh dan puitis dalam menggambarkan berbagai hal.
Filsafat sastra Edgar Allan Poe mengungkapkan wawasannya yang unik tentang kehidupan, emosi, dan kematian. Ia menganggap "The Death of a Beautiful Woman" sebagai tema yang paling puitis, mungkin karena emosi yang mendalam di baliknya dan pemahaman tentang kerapuhan hidup. Dapatkah metafora ini mendorong kita untuk memikirkan kembali kehidupan?