Seiring dengan semakin beratnya tantangan lingkungan di dunia, pembelajaran dan adaptasi dari ekosistem menjadi sangat penting. Teori sistem sosial-ekologis (SES) menyediakan kerangka kerja yang menggabungkan ekologi dan sosiologi, yang tidak hanya membantu memahami dinamika sosial di lingkungan alam, tetapi juga mendorong kita untuk memikirkan kembali peran manusia di alam. Konsep sistem sosial-ekologis menyoroti bahwa manusia dan alam bukanlah eksistensi yang saling bertentangan, tetapi sistem kompleks yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain.
Sistem sosial-ekologis adalah sistem yang dinamis dan kompleks yang berisi unit biologis dan geofisika, serta aktor dan lembaga sosial terkait.
Elemen-elemen sistem sosial-ekologis saling memengaruhi dan menyediakan kerangka kerja yang saling bergantung yang membantu kita mengenali hubungan erat antara ekologi dan masyarakat. Seiring dengan semakin banyaknya ilmu yang mempelajari sistem sosial-ekologis, konsep ini menginspirasi pemikiran baru tentang pembangunan berkelanjutan. Manusia adalah bagian dari alam, dan teori sistem sosial-ekologis menekankan mekanisme umpan balik antara manusia dan sistem ekologi, serta mempelajari cara menjaga stabilitas dan ketahanan sistem di bawah manajemen adaptif.
Ketahanan sistem sosial-ekologis mencerminkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan internal dan eksternal.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keberlanjutan sistem sosial-ekologis tidak hanya bergantung pada pengelolaan sumber daya ekologi dan sosial yang efektif, tetapi juga tunduk pada berbagai pengaruh budaya, ekonomi, dan kebijakan. Dalam konteks globalisasi yang semakin kompleks, pemahaman seperti itu sangat penting. Misalnya, munculnya etika lingkungan dan ekologi politik justru merupakan keinginan untuk mengeksplorasi bagaimana aktivitas manusia secara mendalam memengaruhi alam, sambil mempertimbangkan campur tangan latar belakang budaya dan politik.
Kombinasi ilmu sosial dan ilmu alam dapat membantu membangun model pemikiran baru dan mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang masalah lingkungan.
Dalam menghadapi perubahan ekosistem, sistem pengetahuan tradisional sering kali tidak memiliki kemampuan untuk merespons. Dibandingkan dengan hanya mengandalkan pengetahuan ahli, pengetahuan ekologi tradisional masyarakat lokal dianggap memiliki nilai yang tak tergantikan dalam menghadapi perubahan lingkungan. Pengetahuan ini sering kali terakumulasi dari generasi ke generasi dan sangat penting untuk memahami pengelolaan sumber daya lokal yang dinamis dan keberlanjutannya.
Dalam masyarakat global saat ini, cara mengintegrasikan berbagai sistem pengetahuan secara efektif akan menjadi kunci untuk membentuk masa depan ekosistem sosial.
Pada saat yang sama, konsep siklus adaptif juga menyediakan alat yang ampuh untuk mengeksplorasi perilaku sistem sosial-ekologis. Menurut teori ini, pengembangan sistem melewati empat tahap: "eksploitasi", "perlindungan", "pelepasan", dan "reorganisasi", dan perubahan di antara mereka memiliki hukum internal. Teori ini membantu memperjelas strategi pengelolaan yang harus diadopsi pada berbagai tahap dan meningkatkan ketahanan sistem dalam menghadapi tantangan.
Mengingat hubungan erat antara ekosistem dan struktur sosial, para peneliti telah mencatat pentingnya tata kelola adaptif. Ambil contoh Florida Everglades dan Colorado Grand Canyon. Struktur tata kelola yang pertama menyulitkan inovasi karena konflik kepentingan internal, sedangkan yang terakhir telah berhasil menjalankan pengelolaan ekologis melalui kerja sama berbagai pemangku kepentingan, yang menunjukkan perlunya dan kelayakan tata kelola yang efektif. seks.
Dalam konteks perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, tata kelola sistem sosial dan ekologi yang efektif akan menentukan kelangsungan hidup kita di masa depan.
Pengembangan sistem sosial-ekologis terkait erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Ketika memecahkan masalah lingkungan yang saat ini mengganggu umat manusia, kerja sama bersama antara peneliti ilmiah dan pemangku kepentingan sosial sangat penting. Memilih model yang tepat untuk memahami dan mengatasi kompleksitas sistem sosial-ekologis akan menjadi isu penting dalam mendorong pembangunan berkelanjutan global. Dan saat kita merenungkan hubungan manusia dengan alam, apakah ini berarti bahwa cara berpikir masa lalu perlu diperiksa ulang untuk mengeksplorasi masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan?