Emosi bukan sekadar ide abstrak yang kita ekspresikan; emosi terkait erat dengan respons fisiologis kita. Menurut penelitian psikologis, ekspresi emosional (yaitu, tampilan "emosi") mencakup media nonverbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, volume dan nada suara, yang semuanya dapat secara langsung memengaruhi perilaku dan reaksi kita. Meski begitu, ekspresi emosi kita tidak selalu tulus; kita mungkin berpura-pura tersenyum karena tekanan sosial, atau tampak bahagia bahkan saat kita sedih. Penyembunyian emosi ini sebenarnya mencerminkan hubungan yang kompleks antara emosi dan kognisi.
Tampilan emosi dapat disadari atau tidak disadari; bisa sederhana atau kompleks.
Tampilan emosi dapat dilihat sebagai respons naluriah terhadap rangsangan. Psikolog Robert B. Zajonc mengusulkan bahwa reaksi ini adalah respons manusia yang paling primitif dan dominan bahkan pada organisme yang lebih rendah. Menurut pandangan Zajonc, respons afektif dapat terjadi tanpa pemrosesan kognitif yang kompleks dan dapat dilakukan lebih cepat dan dengan keyakinan yang lebih besar daripada penilaian kognitif. Sebaliknya, psikolog Lazarus percaya bahwa emosi adalah produk kognisi dan hanya dapat dipicu setelah tingkat pemrosesan kognitif tertentu. Perbedaan antara keduanya juga memperkaya pemahaman kita tentang emosi.
Ada emosi bawah sadar yang mungkin tidak bergantung pada pemrosesan kognitif terhadap rangsangan lingkungan. Manifestasi emosional sering kali merupakan rangkaian peristiwa yang kompleks, biasanya dipicu oleh rangsangan tertentu. Karena orang mungkin mengalami kesulitan melaporkan emosi mereka secara akurat, bahasa mereka sering kali gagal menggambarkan keadaan emosional mereka sepenuhnya.
Gairah fisiologisGairah fisiologis adalah respons dasar terhadap rangsangan. Selama proses ini, amigdala di otak manusia bertanggung jawab untuk mengatur reaksi naluriah yang membuat individu tetap diam atau menggerakkan mereka untuk bertindak. Misalnya, dalam proses mencari makanan, proses mengantisipasi hadiah berbeda dengan proses menerima hadiah secara langsung. Respons fisiologis ini tidak hanya memengaruhi perilaku kita, tetapi juga terkait erat dengan pengalaman emosional kita.
Suasana hati biasanya mengacu pada keadaan emosional tertentu, sedangkan emosi adalah keadaan yang lebih umum dan bertahan lama. Menurut penelitian, ekspresi emosi terkait erat dengan interaksi sosial. Emosi positif cenderung mendorong interaksi sosial, sedangkan emosi negatif dapat menyebabkan berkurangnya interaksi dengan orang lain. Dukungan sosial meningkatkan keadaan emosional kita, yang sangat penting untuk kesehatan mental jangka panjang.
Penelitian menunjukkan bahwa gender memiliki dampak yang signifikan terhadap ekspresi emosional. Persepsi diri gender dan tekanan sosial yang menyertainya dapat memengaruhi cara seseorang mengekspresikan emosinya. Pengaruh tersebut tidak hanya berasal dari perbedaan gender fisiologis, tetapi juga terkait erat dengan latar belakang psikologis dan budaya.
Peran emosi dalam perkembangan anakPenelitian menunjukkan bahwa bayi dan anak kecil mulai mengenali dan meniru ekspresi emosi orang lain selama tahun pertama kehidupan mereka. Respons fisiologis bayi (seperti pelebaran pupil) terhadap rangsangan emosi positif dan negatif juga menunjukkan pemahaman emosi mereka. Temuan penelitian ini menunjukkan kepada kita pentingnya pengembangan interaksi emosional terhadap perkembangan keterampilan sosial dan empati anak.
Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan stres pascatrauma, dapat memengaruhi ekspresi emosi seseorang secara signifikan. Beberapa orang mungkin mengalami apa yang disebut "kebosanan emosi", ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi batin mereka sepenuhnya, meskipun persepsi emosi mereka masih ada. Gejala ini memengaruhi kualitas hidup dan interaksi interpersonal mereka.
Ekspresi emosi manusia juga dapat berupa perilaku strategis, terkadang dengan sengaja menunjukkan emosi tertentu untuk memengaruhi reaksi orang lain. Misalnya, pekerja industri jasa sering kali perlu tetap tersenyum di lingkungan kerja yang sulit untuk mempertahankan kepuasan pelanggan. Namun, strategi ini mungkin tidak selalu berhasil, dan jika diketahui oleh orang lain, hal itu dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan.
Emosi merupakan bagian integral dari interaksi manusia; ekspresi emosi tidak hanya mencerminkan dunia batin kita tetapi juga memengaruhi orang-orang di sekitar kita. Respons yang kompleks dan mendalam ini tidak diragukan lagi memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Menurut Anda, apakah memahami respons fisiologis di balik emosi ini dapat membantu kita lebih memahami diri sendiri dan orang lain?