Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bukan hanya platform penelitian ilmiah, tetapi juga merupakan titik awal untuk mengeksplorasi kemungkinan kelangsungan hidup manusia di luar angkasa. Saat ini berada di orbit rendah Bumi, ISS menyediakan lingkungan gravitasi mikro yang unik dan kondisi luar angkasa lainnya, yang memungkinkan para peneliti dari berbagai bidang untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak paparan ruang angkasa jangka panjang pada tubuh manusia. Hal ini penting untuk perjalanan antarbintang di masa mendatang, karena para astronot mungkin menghadapi berbagai masalah kesehatan seperti atrofi otot dan pengeroposan tulang setelah penerbangan luar angkasa jangka panjang.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa jika astronot mendarat di planet lain setelah perjalanan antarbintang yang panjang, mereka mungkin menghadapi risiko patah tulang dan masalah pergerakan yang signifikan.
Menjelang akhir penelitian ini, NASA telah mulai melakukan berbagai penelitian medis berskala besar untuk memahami dampak gravitasi mikro pada tubuh manusia, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan otot dan tulang astronot. Ini termasuk penelitian "Advanced Diagnostic Ultrasound in Microgravity", yang memungkinkan astronot melakukan diagnosis dari jarak jauh melalui para ahli saat mereka tidak dapat hadir, yang memiliki nilai referensi penting untuk pekerjaan medis masa depan di planet lain.
Selain kesehatan manusia, dampak gravitasi nol pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan hewan juga sedang diselidiki. Penelitian semacam itu tidak hanya dapat mengungkap potensi adaptasi kehidupan di luar angkasa, tetapi juga mengeksplorasi kemungkinan tumbuhnya jaringan tiga dimensi mirip manusia dan terbentuknya kristal protein yang tidak biasa di luar angkasa. Pengetahuan ini tidak hanya akan membantu mendukung kesehatan astronot selama misi jangka panjang, tetapi juga membuka jalan bagi kolonisasi luar angkasa di masa depan.
Penelitian di lingkungan gravitasi mikro telah menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fisika fluida, yang mengungkap bagaimana fluida dapat berperilaku di luar angkasa.
Fasilitas penelitian ilmiah ISS yang beragam, dari Columbus hingga Kibo, dan berbagai laboratorium khusus, memungkinkan para ilmuwan bekerja sama untuk mengeksplorasi bidang-bidang penting seperti fisika fluida, ilmu material, dan efisiensi pembakaran. Temuan-temuan ini tidak hanya akan berdampak pada pengembangan teknologi kedirgantaraan, tetapi juga dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan di Bumi.
ISS Sejak 2010, teknologi penginderaan jarak jauh untuk observasi Bumi dan penelitian astronomi telah berkembang pesat. Para peneliti menggunakan ISS untuk melakukan sejumlah besar eksperimen penginderaan jarak jauh untuk mengeksplorasi komposisi atmosfer, lapisan ozon, dan berbagai faktor misterius di alam semesta. Data-data ini tidak hanya akan membantu memantau lingkungan Bumi, tetapi juga memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta yang dalam.
Berdasarkan penelitian ini, NASA akan fokus pada eksplorasi dampak gayaberat mikro pada pengembangan teknologi baru. Misalnya, uji coba sembilan kali di ISS baru-baru ini dirancang untuk menciptakan retina buatan, yang dapat memulai uji klinis pada tahun 2027 dan membuka babak baru dalam manufaktur canggih menggunakan gayaberat mikro.
Kolonisasi antarbintang di masa depan harus didasarkan pada pemahaman mendalam saat ini tentang dampak gayaberat mikro, yang dapat membuka jalan bagi perjalanan antarbintang manusia.
Saat ini, saat kita melihat kembali eksperimen dan penelitian ini di ISS, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya bagaimana eksplorasi ini akan memengaruhi misi luar angkasa dan rencana kolonisasi antarbintang di masa depan? Akankah manusia di masa depan dapat membangun rumah mereka sendiri di planet yang jauh?