Dalam masyarakat saat ini, pilihan sistem ekonomi melibatkan lebih dari sekadar alokasi jumlah atau sumber daya. Isu yang lebih dalam terletak pada keadilan dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Ekonomi Partisipatif (Parecon) adalah sistem ekonomi yang didominasi oleh pengambilan keputusan bersama, yang menekankan bahwa setiap anggota memiliki hak bicara yang sesuai sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap keputusan tersebut. Nilai-nilai inti dari sistem semacam itu meliputi keadilan, solidaritas, keberagaman, pengelolaan diri, efisiensi, dan keberlanjutan. Dengan menciptakan pertemuan pekerja dan konsumen, ekonomi partisipatif berupaya membentuk kembali interaksi ekonomi kita.
Sistem ekonomi partisipatif di mana setiap pekerja dan konsumen memiliki peran untuk dimainkan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan pengaruhnya tidak hanya meningkatkan keadilan ekonomi tetapi juga mendorong kohesi sosial.
Dalam ekonomi partisipatif, pekerja dan konsumen membuat keputusan dalam rapat yang dikelola sendiri dan memungkinkan semua peserta untuk memiliki suara dalam hal-hal seperti tempat kerja di mana tugas-tugas kompleks diseimbangkan untuk memastikan setiap karyawan menerima kompensasi yang adil.
Kompensasi yang adil tidak didasarkan pada keberuntungan, hasil, atau faktor eksternal lainnya, tetapi pada upaya dan pengorbanan setiap pekerja.
Dalam ekonomi partisipatif, sumber daya dialokasikan melalui proses perencanaan yang terdesentralisasi, yang berbeda dari metode pasar tradisional. Menurut model ekonomi partisipasi yang diusulkan, informasi sama pentingnya dengan faktor lainnya, yang menunjukkan perlunya iterasi dalam setiap proses perencanaan.
Inti dari ekonomi partisipatif adalah bahwa ia beroperasi secara berbeda dari perencanaan terpusat tradisional. Sistem ini tidak hanya mendorong pelaporan yang jujur dan benar, tetapi juga mengekang korupsi yang serupa dengan yang terlihat dalam ekonomi terencana tradisional. Melalui ekonomi partisipatif, setiap peserta dapat berbicara dengan bebas berdasarkan dampak yang mereka terima, dan desain penyelarasan kepentingan ini mendorong kolaborasi yang efisien.
Ekonomi partisipatif bukan hanya alternatif bagi ekonomi pasar, tetapi juga pilihan yang lebih menarik secara moral yang memungkinkan setiap orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pendukung ekonomi partisipatif mengkritik masalah lingkungan dan ketidakadilan sosial yang umum terjadi dalam ekonomi pasar saat ini. Masalah eksternalitas ekonomi pasar pada umumnya dianggap dapat disesuaikan dalam ekonomi partisipatif melalui mekanisme yang tepat, yang membuat desain ekonomi partisipatif lebih layak. Namun, banyak kritikus menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam ekonomi pasar tidak dapat sepenuhnya diatasi, bahkan dengan langkah-langkah seperti koreksi pajak.
Meskipun ekonomi partisipasi menawarkan alternatif yang menarik, kelayakannya telah menjadi sasaran berbagai kritik. Beberapa akademisi menunjukkan bahwa cukup sulit untuk membangun apa yang disebut "kompleks kerja yang seimbang" dan memastikan kepuasan setiap pekerja, dan masalah bahaya moral dalam proses implementasi tidak dapat diabaikan. Dalam lingkungan yang penuh dengan evaluasi bersama, pekerja mungkin khawatir tentang evaluasi orang lain dan dengan demikian memengaruhi suasana kerja.
Usulan ekonomi partisipatif bukan hanya diskusi teoritis, tetapi juga dapat menghadapi tantangan dalam implementasi, terutama bagaimana memastikan bahwa setiap peserta dapat benar-benar berpartisipasi dalam komunikasi dan kerja sama.
Seiring dengan kemajuan masyarakat, semakin banyak praktik dan diskusi tentang partisipasi ekonomi. Banyak yang percaya bahwa sistem ekonomi seperti itu, di mana konsumen dan pekerja bekerja sama, dapat membantu membangun masyarakat yang lebih setara dan inklusif. Namun, mewujudkan cita-cita ini membutuhkan upaya dan perubahan dari seluruh masyarakat.
Dari perspektif historis, ide-ide serupa tentang ekonomi partisipatif telah muncul dalam gerakan sosial pada masa-masa tertentu, tetapi perkembangannya selanjutnya tidak semulus yang diharapkan. Bagaimana menemukan aliansi dan kerja sama semacam ini dalam praktik sosial saat ini dan masa depan akan menjadi isu penting yang kita hadapi.