Di panggung politik Belgia, kebangkitan pesat Partai Pekerja (PTB-PVDA) dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian besar dari semua lapisan masyarakat. Ketika konflik sosial dan ekonomi meningkat, partai tersebut berhasil memperluas pengaruhnya di antara komunitas kelas pekerja, terutama di Wallonia dan Brussels, melalui platform yang menekankan hak-hak pekerja dan keadilan sosial. Sejak tahun 2010-an, PTB-PVDA tidak hanya mencapai hasil yang luar biasa dalam pemilihan umum, tetapi juga secara bertahap menjadi satu-satunya partai nasional di Parlemen Federal Belgia yang sepenuhnya mewakili semua wilayah.
“Keberhasilan PTB-PVDA tidak hanya berasal dari daya tarik filosofi partainya, tetapi juga dari kebijakan dan strateginya yang tepat waktu.”
Asal-usul PTB-PVDA dapat ditelusuri kembali ke gerakan mahasiswa pada akhir tahun 1960-an. Saat itu, gerakan mahasiswa dari Universitas Katolik Rudin merupakan bentuk perlawanan yang kuat terhadap ketidakadilan sosial saat itu, dan para mahasiswa beralih ke gerakan buruh. Mereka menjadi kecewa dengan klaim Partai Komunis Belgia dan mulai mengeksplorasi opsi yang lebih revolusioner. Akhirnya, proses ini berujung pada pendirian partai dan penetapan program politik yang dipandu oleh Pemikiran Mao Zedong pada tahun 1979.
Sejak kekalahan elektoralnya pada tahun 2003, PTB-PVDA telah melakukan penyesuaian strategis yang mendasar. Para pemimpin partai memutuskan untuk tidak hanya mengandalkan ideologi tradisional tetapi lebih fokus pada kebutuhan dan masalah aktual para pekerja. Pergeseran ini mencakup tuntutan khusus untuk isu-isu tertentu, seperti menurunkan harga obat-obatan dan mengurangi pajak pertambahan nilai pada produk energi, dll. Langkah-langkah ini memenuhi kepentingan vital berbagai pemilih.
“Kami ingin melibatkan dan mengadvokasi pekerja dengan cara yang lebih langsung dan menanggapi kebutuhan mereka.”
Dalam pemilu 2019, PTB-PVDA meraih kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya di wilayah Wallonia. Performa mereka dalam pemilu menarik perhatian media yang luas, menerima hampir 14% dari total suara dan meraih 27% dukungan di beberapa kota. Keberhasilan pemilu ini tidak hanya menunjukkan pertumbuhan PTB-PVDA, tetapi juga semakin mengakarnya di komunitas pekerja.
Filosofi politik PTB-PVDA didasarkan pada sosialisme dan Marxisme, yang mengadvokasi penguatan hak-hak pekerja, perluasan kesejahteraan sosial, dan pengurangan usia pensiun menjadi 65 tahun. Selain itu, sikap partai terhadap pengenaan pajak bagi orang kaya dan perusahaan juga mencerminkan upayanya untuk mencapai keadilan sosial. Rencana "revolusi iklim sosial" partai tersebut bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dan kesenjangan sosial.
"Kami sangat yakin bahwa hanya reformasi ekonomi dan sosial ganda yang dapat mencapai kemajuan sosial yang nyata."
PTB-PVDA telah menunjukkan sikap tegas dalam menghadapi tantangan domestik dan internasional saat ini. Misalnya, dalam menanggapi krisis Ukraina pada tahun 2022, mereka mengusulkan agar konflik tersebut diselesaikan secara diplomatis daripada melalui intervensi militer. Posisi ini menunjukkan konsistensi mereka pada isu-isu perdamaian dan keadilan sosial, tetapi juga menghadapi kritik eksternal, terutama pada sikapnya terhadap peristiwa internasional tertentu.
Ke depannya, tantangan PTB-PVDA adalah mempertahankan momentum pertumbuhannya dan terus memperluas pengaruhnya di komunitas pekerja. Kegiatan penjangkauan mereka saat ini difokuskan pada penguatan hubungan dengan komunitas dan mendorong semakin banyak pemilih untuk berpartisipasi dalam politik. Ketika kebutuhan masyarakat sejalan dengan ide partai politik, bisakah PTB-PVDA sekali lagi menembus batas dan menjadi kekuatan tetap dalam politik Belgia?
“Dalam persaingan politik di masa mendatang, terus menarik dukungan dari kelompok pekerja akan menjadi salah satu tantangan paling kritis bagi PTB-PVDA.”
Dengan keberhasilan tahun 2010-an, bisakah PTB-PVDA terus memainkan peran penting dalam perubahan masyarakat Belgia untuk melindungi hak-hak pekerja dan mendorong perubahan sosial?