Seiring berjalannya waktu, perempuan telah memperoleh status yang lebih tinggi di bidang profesional, khususnya di bidang kedokteran dan hukum, dua profesi yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki. Selama beberapa dekade terakhir, kesempatan perempuan untuk memperoleh pendidikan tinggi dan sertifikasi profesional telah meningkat secara signifikan, yang tidak hanya memungkinkan mereka untuk menembus hambatan gender sebelumnya tetapi juga mendorong terwujudnya perlakuan yang setara dengan gender.
Selama lima puluh tahun terakhir, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam partisipasi perempuan di bidang profesional, khususnya di bidang kedokteran dan hukum.
Hal ini khususnya terlihat jelas dalam industri perawatan kesehatan. Menurut laporan tersebut, perempuan saat ini mencakup hampir 50% lulusan kedokteran. Perubahan ini telah menyebabkan peningkatan pengaruh perempuan dalam pengambilan keputusan medis, yang telah membantu mengubah praktik medis, khususnya dalam perawatan pasien dan manajemen kesehatan, di mana perspektif dan kebutuhan perempuan secara bertahap dihargai.
Tren yang sama terjadi di industri hukum. Banyak sekolah hukum yang jumlah mahasiswanya setara atau bahkan melampaui jumlah mahasiswa perempuan dalam kelompok mahasiswa laki-laki. Seiring dengan pesatnya peningkatan jumlah mahasiswa perempuan melalui magang dan jabatan, suara mereka pun semakin lantang, yang selanjutnya mendorong perubahan dalam kebijakan dan hukum.
Kesenjangan gender semakin menyempit dalam profesi hukum dan perawatan kesehatan sebagai hasil dari meningkatnya penekanan pada keberagaman dan inklusi.
Selain itu, penerimaan masyarakat terhadap profesional perempuan meningkat dari tahun ke tahun, dan banyak perusahaan dan lembaga telah merumuskan kebijakan untuk mempromosikan promosi dan pengembangan perempuan. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu meningkatkan rasa percaya diri pekerja perempuan, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk bersaing secara adil.
Secara global, peningkatan partisipasi perempuan tidak hanya tercermin dalam data, tetapi juga mengubah persepsi budaya masyarakat. Semakin banyak orang yang mengakui kontribusi perempuan dalam bidang profesional dan lebih memperhatikan kesetaraan gender di tempat kerja.
Dalam jangka panjang, perubahan ini tidak hanya akan menguntungkan perempuan itu sendiri, tetapi juga akan mendorong perkembangan ekonomi sosial secara keseluruhan.
Namun, terlepas dari pencapaian luar biasa ini, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Banyak perempuan masih menghadapi seksisme dan hambatan di tempat kerja. Menurut survei, perempuan masih dibatasi dalam memperoleh peluang promosi dan kenaikan gaji. Hal ini menunjukkan bahwa dalam beberapa aspek, masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender.
Untuk mengatasi tantangan ini dan lebih jauh mempromosikan kesetaraan gender, bisnis dan masyarakat perlu memperkuat advokasi dan pelatihan untuk membantu menghilangkan bias terhadap perempuan dan memberikan lebih banyak dukungan sehingga mereka dapat memanfaatkan sepenuhnya kekuatan mereka di tempat kerja.
Sebagai kesimpulan, kebangkitan perempuan dalam profesi medis dan hukum merupakan perubahan positif yang melambangkan runtuhnya ide-ide masa lalu yang sempit secara bertahap. Seiring dengan terus berkembangnya peran perempuan dalam bidang ini di masa depan, apakah kesetaraan gender dan pekerjaan yang sesungguhnya akan tercapai dalam skala yang lebih besar?