Saat Anda menunggu untuk naik pesawat di bandara, Anda mungkin tidak tahu bahwa ada sistem kode standar di balik penundaan tersebut. Kode tersebut dikembangkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) untuk menstandardisasi cara maskapai melaporkan penundaan penerbangan komersial. Hal ini tidak hanya akan mengurangi kesulitan dalam berbagi informasi, tetapi juga membantu maskapai mengoordinasikan manajemen dan menentukan tanggung jawab serta denda yang disebabkan oleh penundaan.
Penyebab penundaan dapat dikodekan untuk memahami cerita dan makna di balik angka-angka ini.
Dulu, setiap maskapai memiliki sistem pelaporan penundaannya sendiri, sehingga sulit untuk berbagi informasi tentang penundaan penerbangan. Namun, IATA memutuskan untuk menstandardisasi proses tersebut, menggunakan kode untuk mengidentifikasi penyebab penundaan dan tanggung jawab, yang memberikan dukungan penting bagi manajemen penerbangan dan logistik transportasi. Misalnya, ketika pesawat terbang berada di darat terlalu lama, hal itu secara langsung meningkatkan biaya maskapai, sehingga maskapai akan merencanakan operasi untuk mengurangi waktu di darat, yang juga menyebabkan meluasnya penggunaan kontrak berdasarkan sistem penghargaan dan penalti. Ini berarti bahwa pihak yang bertanggung jawab atas keterlambatan akan sering menghadapi penalti tertentu.
Kode keterlambatan IATA dibagi menjadi sembilan kategori, yang masing-masing dapat diwakili oleh kode dua digit atau dua huruf. Sementara sebagian besar maskapai menggunakan format numerik, beberapa lebih menyukai versi alfabet. Menurut standar Pesan Informasi Pergerakan Pesawat AHM 780, hanya kode numerik yang ditentukan untuk digunakan.
Kode-kode ini umumnya digunakan dalam pesan informasi seluler yang dikirim oleh SITA dari bandara keberangkatan ke bandara tujuan. Kode-kode ini juga digunakan untuk manajemen internal oleh maskapai penerbangan, bandara, dan agen penanganan darat. Baik kode numerik maupun karakter tambahan memberikan analisis keterlambatan yang lebih terperinci.
Misalnya, DL31/62/0005/0015 dapat menunjukkan bahwa kode 31 menyebabkan penundaan selama 5 menit, sedangkan kode 62 menyebabkan penundaan selama 15 menit.
Berikut ini beberapa kode penundaan utama dan jenis penundaan yang sesuai:
Meskipun kode-kode ini dirancang untuk distandarkan dalam pelaporan, dalam praktiknya setiap maskapai penerbangan atau bandara dapat menyempurnakan kode-kode ini lebih lanjut berdasarkan kebutuhan operasional spesifik mereka. Namun, kekuatan standarisasi ini memungkinkan industri untuk melacak dan mengelola penundaan secara efektif.
Pernahkah Anda berpikir bahwa di balik kode-kode yang tampaknya kejam ini terdapat harapan dan kekecewaan ribuan pelancong?