Autotrof adalah organisme yang mengubah energi dari sumber tak hidup menjadi energi dari senyawa organik yang dapat digunakan oleh organisme lain untuk bertahan hidup. Organisme ini, seperti tumbuhan atau alga di air, menggunakan energi cahaya atau energi reaksi kimia anorganik untuk menghasilkan senyawa organik kompleks (seperti karbohidrat, lemak, dan protein) dengan mengekstraksi karbon dari zat sederhana (seperti karbon dioksida). Autotrof tidak memerlukan karbon atau energi dari organisme hidup dan pada dasarnya merupakan produsen dalam rantai makanan.
Autotrof dapat mengurangi karbon dioksida, menghasilkan senyawa organik untuk biosintesis, dan menyimpan bahan bakar kimia.
Dalam ekosistem, autotrof memainkan peran penting, dan keberadaan mereka memastikan kelangsungan hidup di Bumi. Reproduksi berkelanjutan organisme ini terutama bergantung pada kemampuan mereka untuk mengubah materi anorganik dan menyimpan energi. Autotrof yang paling umum adalah fotoautotrof, yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia melalui fotosintesis dan mensintesis materi organik.
Istilah autotrof pertama kali diusulkan oleh ahli botani Jerman Albert Bernhard Frank pada tahun 1892. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani kuno dan berarti "memberi makan". Autotrof pertama kemungkinan muncul pada Zaman Prasejarah dan menyebar seiring dengan perubahan lingkungan, terutama selama peristiwa akumulasi oksigen, dengan organisme fotosintetik seperti sianobakteri memainkan peran utama.
Sianobakteri berevolusi dari heterotrof dan mereka tumbuh dan berkembang biak melalui fotosintesis.
Meskipun sebagian besar autotrof bersifat fotosintetik, ada beberapa pengecualian yang disebut campuran autotrof. Organisme tersebut dapat memperoleh karbon dari senyawa organik sambil tetap menggunakan cahaya atau senyawa anorganik sebagai sumber energi. Misalnya, fotoheterotrof adalah organisme yang mengambil karbon dari bahan organik, tetapi sumber energinya berasal dari energi cahaya. Autotrof yang beragam ini membuat ekosistem lebih stabil dan kaya.
Fotosintesis adalah cara utama bagi organisme autotrof untuk memperoleh energi dan menyediakan energi bagi kehidupan lain. Dalam proses ini, produsen primer menyerap energi dari matahari dan menggunakan energi ini untuk membuat gula dan oksigen. Proses konversi energi ini tidak hanya membantu tanaman tumbuh, tetapi juga menjadi dasar bagi kelangsungan hidup organisme lain. Menariknya, menurut penelitian, fotosintesis tanaman hanya dapat memanfaatkan sekitar 1% energi matahari, tetapi dapat menyediakan nutrisi dan energi yang diperlukan untuk seluruh ekosistem.
Sistem biologis bumi tidak dapat bertahan hidup tanpa produsen primernya.
Ganggang perairan di sungai dan anak sungai tropis merupakan bagian penting dari jaring makanan ekologis. Melalui produktivitas primer bersih, organisme ini mencerminkan jumlah karbon yang disintesis dalam ekosistem, yang pada akhirnya akan menjadi sumber daya bagi konsumen. Di lingkungan tropis, laju produksi primer dalam air setidaknya satu orde besaran lebih tinggi daripada di sistem beriklim sedang, yang menunjukkan kesuburan dan aktivitas ekosistem ini.
Para peneliti berspekulasi bahwa sel-sel paling awal yang potensial bukanlah heterotrof, tetapi autotrof, karena keberadaan organisme ini memungkinkan mereka bertahan hidup dengan zat-zat anorganik. Autotrof ini bertahan hidup di sumber air panas bawah air yang ekstrem dan mungkin merupakan autotrof senyawa anaerobik yang menyukai panas. Spekulasi ini konsisten dengan bukti dari analisis genetik bahwa nenek moyang semua makhluk hidup mungkin telah hidup di lingkungan kutub yang serupa.
Singkatnya, autotrof sangat penting untuk menjaga kelangsungan ekosistem bumi, dan bahan organik yang mereka hasilkan merupakan landasan rantai makanan. Bayangkan bagaimana keseimbangan ekologi di bumi tanpa keberadaan autotrof ini?