Dalam kehidupan sehari-hari, sistem visual kita terus-menerus mengamati dan menafsirkan lingkungan sekitar. Baik itu jalan yang ramai, padang rumput yang harum, atau ruang tamu yang familiar, pemandangan alam ini muncul dalam bidang penglihatan kita setiap saat. Namun, mengapa kita terkadang melewatkan perubahan ini, bahkan yang jelas dan signifikan? Alasan di balik ini membuat kita mulai merenungkan peran perhatian dan proses kognitif kita.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika perhatian visual kita terfokus pada tugas tertentu, perubahan besar di lingkungan sekitar kita mungkin tidak diperhatikan. Inilah yang disebut "titik buta perubahan".
Area utama ketidaksepakatan dalam teori persepsi pemandangan alam adalah peran perhatian. Beberapa teori menyatakan bahwa perhatian yang terfokus diperlukan, sementara yang lain berpendapat bahwa proses tersebut tidak memerlukan perhatian yang terfokus. Pada model awal, perhatian yang terfokus memainkan peran parsial, dan model ini biasanya dibagi menjadi dua tahap: tahap pertama tidak terfokus, yang mencatat fitur tingkat rendah seperti gradien kecerahan dan gerakan secara paralel; Tahap kedua memerlukan perhatian yang terfokus untuk mencatat deskripsi objek tingkat tinggi.
Studi ini menunjukkan bahwa ketika penglihatan kita terfokus pada suatu tugas, beberapa perubahan signifikan di lingkungan yang tidak relevan dengan tugas tersebut mungkin luput dari perhatian kita.
Dengan munculnya hipotesis kebebasan perhatian, hipotesis ini menantang pandangan model sebelumnya. Banyak studi telah menunjukkan bahwa fitur visual dasar muncul secara otomatis selama pencarian visual; misalnya, ketika mencari target dalam pemandangan alam, objek dengan representasi tingkat tinggi diperoleh dengan cepat, tampaknya tanpa memerlukan perhatian yang terfokus. Lebih jauh, studi telah menunjukkan bahwa manusia dan primata dapat dengan cepat dan akurat mengenali dan mengkategorikan gambar alam, bahkan setelah paparan singkat.
Sebuah studi baru-baru ini sekali lagi menekankan perlunya perhatian yang terfokus. Studi tersebut menemukan bahwa partisipan menunjukkan fenomena titik buta perubahan dalam pelacakan multiobjek dan tugas presentasi visual urutan cepat tertentu. Ketika tugas utama partisipan cukup menantang, kemampuan persepsi pemandangan alam mereka terganggu. Studi ini menimbulkan pertanyaan apakah studi sebelumnya mungkin tidak benar-benar membutuhkan perhatian penuh partisipan.
Persepsi partisipan terhadap pemandangan alam terganggu dalam kondisi tugas ganda, yang menunjukkan bahwa perhatian yang terfokus memainkan peran penting dalam memproses pemandangan yang kompleks.
Untuk menjelaskan proses persepsi pemandangan alam, para ilmuwan telah mengajukan beberapa model yang berbeda. Hipotesis Evans dan Treisman mengusulkan bahwa manusia mampu mendeteksi fitur-fitur terpisah dari kategori objek secara paralel tanpa mengenalinya sepenuhnya. Model ini menyatakan bahwa persepsi pemandangan alam dimulai dengan patroli hierarki pemrosesan visual satu kali, diikuti oleh analisis yang lebih terperinci jika perlu.
Dalam penelitian Evans dan Treisman, partisipan mampu mengidentifikasi objek dalam sepersekian detik tetapi sering kali tidak dapat melaporkan lokasinya dengan segera.
Model kategorisasi visual yang sangat cepat menyatakan bahwa representasi objek tingkat tinggi tersebut terbentuk secara otomatis tanpa perhatian yang terfokus. Beberapa hasil eksperimen menunjukkan bahwa beberapa neuron sudah sangat selektif pada tahap awal respons visual, yang berarti tidak diperlukan mekanisme umpan balik untuk meningkatkan selektivitas respons. Beberapa pencitraan resonansi magnetik fungsional dan studi potensial terkait peristiwa telah menunjukkan bahwa bahkan rangsangan visual terselubung yang tidak disadari oleh partisipan dapat menghasilkan penyesuaian signifikan dalam aktivitas sistem motorik.
Menurut teori profil objek neural Xu dan Chun, sistem visual manusia pertama-tama memilih empat atau lebih objek dari pemandangan yang ramai dan kemudian mengodekan detailnya. Penelitian mereka menunjukkan bahwa representasi objek pada tahap ini masih kasar, dan seiring berjalannya tahap, karakteristik dan informasi identitas objek akan semakin diserap.
Memahami proses persepsi pemandangan alam tidak diragukan lagi sangat penting untuk memperdalam pemahaman kita tentang metode kognitif manusia. Mungkin kita harus memikirkan hal ini: Dalam kehidupan sehari-hari, berapa banyak perubahan lingkungan yang diam-diam muncul di depan mata kita, tetapi kita mengabaikannya?