Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, permintaan akses berkas dan kompleksitasnya terus meningkat. Cluster File System (CFS) merupakan salah satu solusi yang memungkinkan beberapa server untuk memasang dan berbagi berkas pada saat yang sama, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi akses, tetapi juga meningkatkan keandalan sistem dan toleransi kesalahan.
Sistem berkas terkluster dapat menyediakan pengalamatan dan redundansi yang tidak bergantung pada lokasi, yang dapat membantu meningkatkan keandalan atau menyederhanakan kompleksitas bagian lain dari kluster.
Sistem berkas disk bersama merupakan salah satu sistem berkas terkluster yang paling umum. Sistem ini menggunakan jaringan area penyimpanan (SAN) untuk memungkinkan beberapa komputer mengakses data disk secara langsung pada tingkat blok. Untuk menghindari kerusakan data, teknik kontrol konkurensi ditambahkan guna memastikan konsistensi dan serialisasi sistem berkas tetap terjaga meskipun beberapa klien mengakses berkas secara bersamaan. Desain seperti itu tidak hanya perlu mempertimbangkan komunikasi antar server, tetapi juga perlu menyediakan beberapa bentuk mekanisme perlindungan untuk mencegah kerusakan data akibat kegagalan node.
Dalam sistem seperti itu, berbagai protokol tingkat blok, termasuk SCSI dan iSCSI, membantu jaringan area penyimpanan menyediakan dukungan dasar untuk memastikan bahwa transmisi data antara beberapa server tidak akan terjadi kesalahan.
Sistem berkas disk bersama biasanya menggunakan beberapa bentuk "mekanisme pembatas" untuk mencegah kerusakan data.
Namun, ada arsitektur lain yang disebut sistem berkas terdistribusi, yang tidak berbagi akses tingkat blok yang sama tetapi menggunakan protokol jaringan untuk transfer data. Sistem berkas terdistribusi dapat menyediakan klien dengan antarmuka akses yang sama seperti berkas lokal. Klien masih dapat menggunakan sintaksis berkas lokal untuk melakukan berbagai operasi, seperti memasang, melepas, atau membaca dan menulis data.
Salah satu tujuan perancangan sistem berkas terdistribusi adalah "transparansi", yang berarti bahwa klien tidak perlu mengetahui lokasi sebenarnya dari berkas atau bagaimana berkas tersebut didistribusikan; pengguna dapat mengoperasikan berkas secara bebas seolah-olah mereka menggunakan disk lokal. Sistem ini biasanya memiliki namespace terpadu dan semua klien memiliki akses ke status arsip yang konsisten setiap saat.
Tujuan perancangan seperti transparansi akses, transparansi lokasi, dan transparansi konkurensi membuat sistem arsip terdistribusi lebih efisien dan tersedia.
Seiring kemajuan teknologi, banyak arsitektur sistem di masa lalu telah menjadi dasar bagi sistem berkas terdistribusi saat ini. Pada tahun 1980-an, penerapan protokol akses data membuat sistem berkas terdistribusi menjadi arus utama, dan NFS dan CIFS yang sekarang terkenal juga berasal dari sini.
Dengan meningkatnya permintaan penyimpanan berkas, munculnya sistem penyimpanan yang terpasang di jaringan (NAS) telah semakin mengintegrasikan fungsi penyimpanan berkas dan sistem berkas, sehingga menjadi solusi berkas bagi banyak perusahaan saat ini. Sistem semacam itu biasanya menggunakan protokol komunikasi berbasis berkas, bukan protokol tingkat blok, untuk menyediakan akses yang mudah.
Tentu saja, seiring dengan meningkatnya permintaan komputasi multi-server, menghindari titik kegagalan tunggal menjadi pertimbangan penting dalam desain. Dengan menyimpan salinan data, kami memastikan bahwa data tidak akan menjadi tidak valid karena kegagalan satu perangkat. Pertimbangan desain semacam itu tidak hanya meningkatkan keandalan sistem, tetapi juga sangat meningkatkan efisiensi akses berkas.
Kinerja merupakan metrik penting untuk sistem berkas terkluster dan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan layanan.
Di pasar yang sangat kompetitif, cara menyeimbangkan efisiensi akses data, stabilitas sistem, dan kebutuhan pengguna selalu menjadi tantangan yang dihadapi oleh para profesional TI. Masalah-masalah ini dapat diatasi secara efektif melalui penerapan terpadu sistem berkas berkelompok dan sistem berkas terdistribusi.
Seiring dengan semakin populernya big data dan teknologi cloud di masa mendatang, apakah sistem berkas berkelompok akan menjadi solusi terbaik untuk masalah manajemen data? Mari kita tunggu dan lihat.