Rahasia untuk kembali berintegrasi ke masyarakat: Bagaimana cara merehabilitasi pelaku tindak pidana dengan sukses guna mengurangi angka residivisme?

Proses rehabilitasi dirancang untuk mendidik ulang mereka yang telah melakukan kejahatan dan mempersiapkan mereka untuk kembali berintegrasi ke dalam masyarakat. Proses ini dirancang untuk mengatasi akar penyebab kejahatan guna mengurangi tingkat residivisme setelah narapidana dibebaskan dari penjara. Biasanya, hal ini melibatkan pendekatan psikologis yang menargetkan distorsi kognitif yang terkait dengan jenis kejahatan tertentu yang dilakukan oleh masing-masing pelaku, tetapi dapat juga mencakup pendidikan yang lebih umum seperti keterampilan membaca dan pelatihan kejuruan. Sasaran utamanya adalah keberhasilan resosialisasi para pelaku.

Metode

Proses rehabilitasi narapidana yang berhasil dapat dicapai jika para pelaku tidak terpapar pada kondisi keras yang mengancam kesehatan mereka, memiliki akses ke perawatan medis, dan dilindungi dari bentuk-bentuk pelecehan lainnya, sambil tetap menjaga kontak dengan dunia luar dan mempelajari keterampilan baru untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar penjara. akan lebih efektif. Peraturan yang jelas dan terperinci juga diperlukan untuk memperjelas perlindungan yang relevan serta penggunaan dan pemrosesan informasi kriminal.

Kasus: Norwegia

Sistem penjara Norwegia didasarkan pada prinsip normalisasi, yang menekankan rehabilitasi daripada balas dendam. Narapidana dapat menikmati fasilitas yang mereka dapatkan di luar penjara, seperti kulkas mini, televisi layar datar, kamar mandi pribadi, dan aktivitas di lingkungan luar ruangan. Fasilitas ini, ditambah dengan penyediaan dapur dan ruang keluarga bersama, tidak hanya "menciptakan rasa kekeluargaan" tetapi juga berkontribusi pada normalisasi sistem rehabilitasi Norwegia. Halden Fengsel, yang dikenal sebagai "penjara keamanan maksimum paling manusiawi di dunia," bertujuan untuk mempromosikan reintegrasi sosial dengan membantu narapidana menyelesaikan masalah perumahan dan pekerjaan sebelum meninggalkan penjara.

Moto tidak resmi dari layanan penjara Norwegia adalah "Lebih baik keluar dari penjara".

Langkah-langkah rehabilitasi di Norwegia meliputi pendidikan, pelatihan kejuruan, lokakarya kerajinan, dan terapi. Selain itu, para manajer diharuskan untuk menyelesaikan pelatihan selama tiga tahun, yang memastikan bahwa narapidana diperlakukan secara manusiawi. Efektivitas pendekatan Norwegia berbicara sendiri. Pada tahun 2018, tingkat residivisme setelah dua tahun di penjara hanya 18%. Angka-angka ini menunjukkan keberhasilan Norwegia dalam cara menangani keselamatan publik.

Penerapan meditasi

Sejak tahun 1975, meditasi Vipassana di India telah dipraktikkan di penjara dan dipromosikan di banyak negara. Tujuan dari jenis meditasi ini adalah untuk mengurangi keadaan psikologis negatif, seperti kemarahan dan agresi, dan untuk memberi narapidana akses ke kedamaian batin.

Intervensi medis

Beberapa pelanggar dapat diobati secara kimiawi untuk mencegah mereka mengulangi pelanggaran. Kebijakan yang relevan telah mendapat perhatian di beberapa negara dan telah memainkan peran positif dalam mencegah residivisme di masa mendatang.

Latar belakang legislatif

Resolusi Dewan Eropa menyatakan bahwa kebijakan kejahatan yang ditujukan untuk pencegahan kejahatan dan reintegrasi sosial harus terus dikembangkan. Konstitusi banyak negara dengan jelas menjamin hak asasi manusia dasar para imigran dan narapidana, dan menekankan bahwa hukuman juga harus ditujukan untuk rehabilitasi.

Sebagaimana ditetapkan dalam Konstitusi Italia, hukuman tidak boleh melanggar martabat manusia dan harus ditujukan untuk rehabilitasi.

Amerika Serikat, yang didukung oleh beberapa reformis yang menjadi sasaran, berupaya meningkatkan dukungan untuk kesempatan kerja dan reintegrasi sosial bagi mantan narapidana. Survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat residivisme narapidana yang menerima pendidikan berkurang secara signifikan.

Psikologi dan Residivisme

Korelasi antara psikopati dan residivisme sangat tinggi. Ahli patologi umumnya kurang menyadari konsekuensi tindakan mereka dan tidak dapat belajar dari kesalahan masa lalu. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa metode hukuman tradisional untuk orang sakit tidak secara efektif memperbaiki perilaku mereka dan malah dapat membuat mereka lebih licik.

Suara-suara kritis

Meskipun reformasi sistem memiliki dampaknya, kritik tidak dapat diabaikan. Misalnya, beberapa pihak berpendapat bahwa sistem seperti itu dapat menyebabkan pembatasan kebebasan yang lebih luas atau memaksakan kontrol pemerintah yang terlalu besar terhadap para penjahat.

Upaya rehabilitasi tidak hanya bertujuan untuk mengurangi tingkat residivisme, tetapi juga perlu mempertimbangkan manfaatnya bagi masyarakat secara keseluruhan. Apakah sistem seperti itu benar-benar dapat dan secara mendasar mengubah perilaku para penjahat, sehingga menjamin keselamatan dan keharmonisan masyarakat, adalah pertanyaan yang layak untuk dipikirkan.

Trending Knowledge

Penjara Norwegia: Mengapa Dikenal sebagai Penjara Paling Manusiawi di Dunia?
Sistem penjara Norwegia dipuji di seluruh dunia sebagai model yang paling manusiawi dan rehabilitatif, dengan Halden Fengsel menjadi yang paling terkenal, secara luas dianggap sebagai "penjara paling
Bagaimana meditasi mengubah kondisi mental narapidana? Menjelajahi dampak meditasi Buddha di penjara!
Reintegrasi narapidana ke dalam masyarakat selalu menjadi fokus perhatian publik. Seiring memanasnya perbincangan global tentang reformasi penjara, semakin banyak penjara yang mulai mengeksplorasi met

Responses