Dalam bidang ilmu biologi, kultur sel menawarkan kemungkinan yang tak terbatas, dan kultur suspensi, sebagai salah satu bentuknya, sering kali kurang mendapat perhatian. Kultur suspensi, tempat sel tumbuh dan berkembang biak dalam larutan nutrisi, menyediakan cara yang fleksibel bagi para peneliti untuk mempelajari perilaku sel dan juga telah menunjukkan potensi unik untuk aplikasi komersial.
Kultur suspensi merupakan teknologi utama dalam banyak aplikasi biofarmasi dan penelitian. Kultur ini memungkinkan sel tumbuh dalam volume yang lebih besar, yang tidak diragukan lagi membuka pintu baru bagi industri terkait.
Kultur suspensi merupakan jenis kultur sel yang memungkinkan sel tunggal atau sel kecil untuk diagregasi dan dikalikan dalam media pertumbuhan yang diaduk, yang pada akhirnya membentuk suspensi. Sejarah metode ini bermula dari pengembangan kultur sel dan jaringan secara keseluruhan. Sejak tahun 1885, Wilhelm Roux meletakkan dasar bagi kultur jaringan masa depan dan mengembangkan penyangga garam fisiologis untuk memelihara sel-sel hidup. Dengan kemajuan teknologi, pada tahun 1910, Montrose Thomas Burrows bekerja sama dengan Alexis Carrel untuk berhasil membangun sistem kultur jaringan multipleks yang dapat dipelihara secara in vitro.
Kultur suspensi memerlukan media nutrisi yang kaya akan vitamin dan asam amino tertentu, dan juga harus berada dalam kisaran kepadatan sel tertentu untuk menghindari kematian sel. Sel primer harus diekstraksi dari sampel dan dipisahkan menggunakan enzim pencernaan sebelum dapat dikultur dalam suspensi. Sel-sel lain, seperti sel darah putih, yang secara alami ada dalam suspensi lebih cocok untuk metode kultur ini.
Dibandingkan dengan kultur adhesif, kultur suspensi umumnya lebih mudah dipelihara. Sel-sel biasanya dapat disuspensikan langsung dalam cairan tanpa perlu menempel pada permukaan padat.
Ada beberapa perbedaan utama dalam pemeliharaan antara kultur suspensi dan kultur adhesif di laboratorium. Meskipun keduanya memerlukan media nutrisi khusus, pertukaran gas, dan kondisi steril untuk mencegah kontaminasi, kultur suspensi memerlukan pengadukan yang sering untuk menghindari sedimentasi sel. Ini berarti bahwa alat pencampur khusus seperti botol pemutar dan botol pengaduk digunakan secara luas. Tidak hanya itu, pengadukan ini memaparkan sel pada gaya geser, yang dapat memengaruhi pertumbuhan sel.
Dibandingkan dengan kultur adhesif, kultur suspensi lebih disukai karena kemampuannya untuk tumbuh secara intuitif dalam wadah yang lebih besar, yang membuatnya lebih menguntungkan untuk produksi antibodi, protein rekombinan, dan banyak lagi. Namun, lini sel mamalia dalam kultur suspensi relatif jarang dibandingkan dengan kultur adhesif. Kultur suspensi skala besar biasanya melibatkan sel non-mamalia dan sering dilakukan dalam bioreaktor.
Fleksibilitas dan efisiensi operasi kultur suspensi menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari penelitian biomedis dan industri farmasi saat ini.
Keuntungan utama kultur suspensi adalah efisiensi produksi dan fleksibilitasnya dalam pertumbuhan sel, yang, seperti dikatakan banyak peneliti, tidak tergantikan untuk eksperimen yang membutuhkan sejumlah besar sel atau menghasilkan produk akhir tertentu. Dalam konteks ini, apakah kultur suspensi akan menjadi inti pengembangan bioteknologi di masa mendatang?