Dalam penelitian biomedis dan bioteknologi modern, teknologi penghancuran sel merupakan proses utama untuk melepaskan biomolekul ke dalam sel. Ini bukan hanya langkah mendasar dalam rekayasa genetika dan ekspresi protein, tetapi juga metode penting untuk pengembangan obat dan pemahaman penyakit. Di antara semuanya, "metode manik" telah mendapat perhatian luas karena efisiensinya dan keserbagunaannya. Artikel ini akan menjelaskan prinsip, proses operasi, dan keuntungan "metode manik" dalam berbagai aplikasi.
Metode manik biasanya menggunakan manik-manik kaca, keramik, atau baja dengan diameter 0,1–2 mm, yang dicampur dengan sampel sel dalam larutan berair untuk dihancurkan. Efektivitas proses ini menjadikannya pilihan pertama bagi banyak laboratorium.
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Tim Hopkins pada tahun 1970-an. Selama pengoperasian, sampel sel terus diaduk atau dikocok bersama dengan manik-manik. Manik-manik tersebut menghantam sel dengan kekuatan yang berbeda-beda, menyebabkan membran sel pecah, melepaskan biomolekul di dalamnya. Dibandingkan dengan teknik penghancuran sel lainnya, metode manik-manik dicirikan oleh penerapan kekuatan yang relatif lembut dan kemampuan untuk mempertahankan struktur membran atau subseluler yang sangat baik.
Metode manik-manik tidak hanya cocok untuk semua jenis bahan seluler, termasuk jaringan hewan dan tumbuhan serta spora, tetapi juga dapat menangani sampel yang sangat kecil tanpa masalah kontaminasi silang.
Keuntungan metode manik-manik adalah efisiensinya, ekonomis, dan operasionalnya. Satu penelitian menunjukkan bahwa metode ini mencapai tingkat kerusakan sel lebih dari 95%. Secara operasional, metode manik-manik memungkinkan pemrosesan batch, biasanya hingga 24 botol plastik tertutup atau tabung sentrifus dapat diproses secara bersamaan dalam satu percobaan. Selanjutnya, pertimbangan desain yang digunakan untuk pencampuran manik-manik, seperti frekuensi osilasi, jarak osilasi, arah osilasi, dll., merupakan faktor penting yang memengaruhi hasil.
Metode manik-manik tidak hanya umum digunakan untuk lisis ragi, tetapi juga cocok untuk berbagai jenis sel, mulai dari penelitian laboratorium harian hingga aplikasi industri. Dalam banyak eksperimen ilmiah, metode manik-manik secara bertahap menggantikan metode penghancuran lainnya karena dapat lebih melindungi makromolekul biologis yang sensitif dan menghindari denaturasi sampel yang disebabkan oleh konduksi panas.
Metode manik-manik bekerja dengan baik dalam memproses protein yang sensitif terhadap panas dan dapat mengendalikan fluktuasi suhu sampel pada kecepatan tinggi, sehingga mengurangi kerusakan pada struktur protein.
Selain metode manik-manik, ada berbagai teknik gangguan sel lainnya. Di antara metode-metode tersebut, metode penghancuran beku-pulverisasi cocok untuk sampel dengan matriks luar yang keras, sedangkan metode penghancuran sel bertekanan tinggi banyak digunakan untuk jenis sel yang sulit dihancurkan. Meskipun masing-masing metode ini memiliki karakteristiknya sendiri, metode manik-manik sering dianggap sebagai pilihan yang lebih baik dalam hal efisiensi dan konsistensi hasil.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu hayati, teknologi penghancuran baru terus diperkenalkan, seperti teknologi siklus tekanan. Namun, metode manik-manik masih merupakan teknologi penghancuran sel yang klasik dan efisien, dan diharapkan memiliki potensi yang lebih besar di bidang pengembangan obat, penelitian genetik, dan bidang lainnya di masa mendatang. Keberhasilan penerapan teknologi ini tidak hanya bergantung pada keterampilan operator, tetapi juga terkait erat dengan kemajuan instrumen.
Dalam penelitian mendatang, bagaimana "metode manik-manik" dapat ditingkatkan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bioteknologi?