Dalam bidang biologi molekuler yang luas, PCR (polymerase chain reaction) tidak diragukan lagi merupakan alat penting untuk mendekode DNA. Teknologi ini tidak hanya dapat memperbanyak fragmen DNA tertentu dengan cepat dan efisien, tetapi juga dengan santai membentuk kembali wajah penelitian ilmiah, forensik, dan kedokteran. Pernahkah Anda bertanya-tanya rahasia mengejutkan apa yang ada di balik teknologi ini?
Dalam biologi molekuler, amplikon adalah fragmen DNA atau RNA yang dihasilkan dari peristiwa amplifikasi atau replikasi. Fragmen ini dapat dihasilkan secara artifisial, seperti menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR), atau terjadi secara alami, seperti duplikasi gen. Perlu dicatat bahwa konsep peningkatan produksi tidak hanya mencakup keluaran amplikon, tetapi juga menyiratkan variasi genetik dan posisinya yang penting dalam evolusi.
Dalam bidang penelitian, forensik, dan medis, teknologi amplifikasi buatan banyak digunakan untuk mendeteksi dan mengukur agen infeksius, mengidentifikasi sisa-sisa manusia, dan mengekstraksi genotipe dari rambut manusia.
Amplikon biasanya berupa urutan gen yang diulang secara langsung atau diulang secara terbalik, yang mungkin berbentuk linier atau melingkar. Amplikon melingkar disambung bersama dari pengulangan terbalik yang tidak lengkap dan diperkirakan muncul dari amplikon linier prekursor. Panjang amplikon selama amplifikasi biasanya bervariasi berdasarkan kebutuhan tujuan eksperimen.
Dengan berkembangnya metode amplifikasi seperti PCR, analisis amplikon menjadi semakin memungkinkan. Munculnya teknologi sekuensing DNA berthroughput tinggi, seperti sekuensing semikonduktor ion Ion Torrent, memungkinkan para peneliti untuk melakukan biologi genomik dan studi genetik amplikon secara mendalam. Dalam bidang-bidang seperti penelitian kanker, filogeni, dan genetika manusia, amplikon menyediakan sumber data yang penting.
Misalnya, dengan membandingkan sekuens amplikon gen 16S rRNA, para peneliti dapat mengklasifikasikan setiap genom bakteri dan arkea.
PCR memiliki berbagai macam aplikasi, salah satunya adalah menentukan jenis kelamin dari sampel DNA manusia. Keberadaan kromosom X dan Y dideteksi dengan memilih dan mengamplifikasi situs penyisipan elemen Alu dan mengevaluasinya berdasarkan ukuran fragmen. Selain itu, LCR (ligase chain reaction) juga dapat digunakan untuk diagnosis tuberkulosis, dengan bantuan sekuens primer yang berbeda, untuk memverifikasi status infeksi.
Dalam pendekatan ini, produk uji diperiksa dengan uji imunoenzim mikropartikel.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi amplifikasi gen akan terus maju seiring dengan inovasi dan tantangan. Sangat mudah untuk melihat bahwa amplikon memainkan peran penting dalam pemahaman kita tentang misteri kehidupan dan pemecahan tantangan medis. Terobosan menakjubkan apa yang Anda nantikan seiring perkembangan masa depan?