Dalam dunia ilmiah, tempat pertama di mana genetika dan biologi evolusi bersinggungan adalah dalam "genetika populasi." Bidang ini berfokus pada perbedaan genetik antara dan di dalam populasi, mengeksplorasi fenomena seperti adaptasi, spesiasi, dan struktur populasi. Didirikan oleh para ilmuwan seperti Sewall Wright, J.B.S. Haldane, dan Ronald Fisher, genetika populasi menjadi inti teori evolusi modern, menggunakan statistik, data, dan eksperimen lapangan untuk menjelaskan bagaimana spesies berevolusi dari waktu ke waktu.
"Evolusi genetika populasi bukan hanya tentang mengamati gen, tetapi juga tentang mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana gen memengaruhi seluruh ekosistem."
Salah satu hipotesis di masa lalu adalah "pewarisan campuran", tetapi ini menyebabkan variasi genetik menghilang dengan cepat, membuat evolusi berdasarkan seleksi alam atau seleksi seksual menjadi tidak realistis. Penjelasan untuk variasi genetik yang stabil diberikan oleh prinsip Hardy–Weinberg, yang menyatakan bahwa tanpa adanya seleksi, mutasi, migrasi, dan pergeseran genetik, frekuensi genotipe akan tetap konstan.
Dalam buku terkenalnya "The Genetic Theory of Natural Selection", Ronald Fisher menunjukkan bahwa variasi berkelanjutan dari banyak gen yang terpisah dapat berubah dalam populasi melalui seleksi alam, yang mendorong pengembangan teori evolusi. J.B.S. Haldane berfokus pada studi matematika dari lokus genetik tunggal dan menerapkan konsep matematika ini pada contoh nyata seleksi alam, seperti evolusi ngengat berbintik. Wright memperkenalkan konsep "bentang alam adaptif" untuk mengeksplorasi bagaimana pergeseran genetik dalam populasi kecil memengaruhi pergerakan mereka menuju puncak adaptif.
“Genetika populasilah yang memungkinkan para ilmuwan untuk menggabungkan seleksi alam dengan genetika Mendel, sehingga mematahkan keterbatasan pemahaman sebelumnya tentang evolusi.”
Memasuki periode sintesis modern, para ilmuwan mulai menyingkirkan teori-teori seperti Lamarckisme dan evolusi maju yang tidak sesuai dengan fakta yang diamati. Studi keragaman genetik yang dilakukan oleh para ahli genetika Rusia seperti Sergey Chetverikov membuat ahli biologi Amerika Theodosius Dobzhansky menghubungkan konsep mikroevolusi dengan model makroevolusi yang sebenarnya. Jika digabungkan, keduanya memberikan perspektif baru untuk memahami dinamika evolusi spesies.
Inti dari genetika populasi terletak pada pemahaman proses-proses utama yang menyebabkan perubahan frekuensi gen - seleksi alam, pergeseran genetik, aliran gen, dan mutasi. Seleksi alam mendorong perubahan dalam kumpulan gen dengan meningkatkan peluang bertahan hidupdan reproduksi sifat-sifat tertentu.
"Genetika populasi merupakan alat yang efektif untuk menjelaskan mengapa sifat-sifat tertentu berkembang di lingkungan tertentu sementara yang lain tersingkirkan."
Proses ini tidak terbatas pada seleksi alam. Misalnya, mutasi gen memainkan peran penting dalam variasi genetik, tetapi sebagian besar mutasi bersifat merugikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika mutasi memengaruhi produk gen, sekitar 70% mengakibatkan konsekuensi yang merugikan. Hal ini membuat para ilmuwan lebih menyadari bahwa keberadaan mutasi merupakan kunci bagi potensi perubahan evolusi di masa mendatang.
"Aliran gen mengacu pada pertukaran gen antara populasi yang berbeda, yang mendorong pembentukan keanekaragaman hayati."
Para ilmuwan juga telah mengusulkan pengaruh pergeseran genetik, suatu proses di mana frekuensi gen berubah karena pengambilan sampel secara acak. Meskipun tidak memiliki signifikansi adaptif yang jelas seperti seleksi alam, teori ini dapat berdampak besar pada populasi kecil dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kepunahan spesies.
Dengan kemajuan biologi molekuler, usulan teori netral juga telah menambahkan perspektif baru pada genetika populasi. Teori ini menyatakan bahwa sebagian besar variasi genetik bersifat netral dan didorong oleh pergeseran acak. Hal ini membuat kita memikirkan kembali hubungan antara keacakan dan selektivitas dalam proses evolusi.
Terakhir, dengan percepatan globalisasi dan perubahan ekologi, peran aliran gen dalam evolusi spesies saat ini menjadi semakin penting. Dampak lingkungan yang berbeda pada organisme diubah menjadi interaksi kompleks antara gen, yang pada gilirannya mendorong eksplorasi spesies baru.