Setiap investor dan pengambil keputusan bisnis pasti mengenal empat firma akuntansi besar. Keberadaan keempat lembaga ini tidak hanya memengaruhi standar audit keuangan, tetapi juga membentuk lingkungan tempat berlangsungnya operasi bisnis global. Deloitte, EY, KPMG, dan PwC tidak diragukan lagi merupakan pemimpin dalam jaringan layanan profesional. Dengan latar belakang dan sumber daya profesional yang mendalam, mereka menikmati posisi yang tak tertandingi dalam industri akuntansi. Namun, apa rahasia di balik keempat raksasa ini?
“Pengaruh dari Empat Besar firma akuntansi ada di mana-mana, dan setiap keputusan yang mereka buat dapat mengubah arah pasar.”
Sejarah Empat Besar firma akuntansi dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, ketika pasar didominasi oleh Delapan Besar firma akuntansi, termasuk ARN, Arthur Young, Coopers & Lybrand, Deloitte Haskins and Sells, Ernst & Whinney, Peat Marwick Mitchell, Price Waterhouse, dan Touche Ross. Industri mengalami perubahan cepat pada akhir abad ke-20 seiring dengan perluasan bisnis dan terjadinya merger skala besar, yang berpuncak pada pembentukan Empat Besar firma akuntansi saat ini.
Secara hukum, Empat Besar firma akuntansi tidak membentuk satu struktur perusahaan, tetapi terdiri dari jaringan layanan profesional yang beroperasi secara independen. Setiap perusahaan memiliki badan hukum independen di negaranya masing-masing dan beroperasi sesuai dengan peraturan setempat. Model operasi seperti firma hukum ini memastikan bahwa setiap perusahaan anggota dapat menyediakan layanan profesional sesuai dengan permintaan pasar dan persyaratan hukum.
“Jaringan ini tidak mengejar kepemilikan bersama tetapi berkolaborasi untuk berbagi merek dan standar kualitas.”
Menurut laporan pasar, empat firma akuntansi besar secara kolektif menguasai 67% pangsa pasar dalam industri akuntansi global. Hal ini tidak hanya mencerminkan monopoli mereka di pasar, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran regulasi tentang kemungkinan perilaku monopoli. Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris bahkan telah mempertimbangkan untuk memecah perusahaan-perusahaan raksasa ini untuk mendorong persaingan yang adil di pasar.
Namun, keberhasilan empat firma akuntansi besar bukannya tanpa kontroversi. Laporan terkini menunjukkan kinerja yang buruk dalam kualitas audit dan etika di perusahaan-perusahaan ini, yang memicu kritik dan kekhawatiran di pasar. Perusahaan-perusahaan seperti KPMG, PwC, dan Deloitte khususnya telah didenda karena gagal dalam beberapa transaksi penting, dan beberapa tokoh senior telah menyerukan regulasi yang lebih ketat.
“Pada saat industri audit semakin mendapat perhatian, hasil kualitas audit terbaru tidak dapat diterima.”
Menghadapi lingkungan pasar yang terus berubah, empat firma akuntansi besar harus beradaptasi dengan tantangan baru, termasuk inovasi teknologi, meningkatnya ekspektasi klien, dan persyaratan regulasi yang lebih ketat. Mereka juga berupaya meningkatkan kualitas audit dan kepatuhan terhadap standar etika. Dengan latar belakang ini, apakah empat firma akuntansi besar dapat mempertahankan posisi mereka sebagai pemimpin industri telah menjadi isu penting di masa mendatang.
“Di tengah perubahan besar dalam ekonomi dan teknologi, pilihan dari empat pelaku utama dapat menentukan arah masa depan bisnis global.”
Bagaimana empat firma akuntansi besar mengenali proses akuntabilitas mereka sendiri dan mempertahankan kualitas serta kredibilitas mereka dalam transformasi yang didorong oleh teknologi akan menjadi isu utama di masa depan dan layak untuk kita pertimbangkan.