Ketika berbicara tentang ilmu material, kita sering menjumpai berbagai sifat material yang berbeda, di antaranya material viskoelastis merupakan cabang khusus. Perilaku aneh material ini ketika dikenai gaya eksternal telah membangkitkan minat yang luas dalam komunitas ilmiah. Hari ini kita akan mengeksplorasi fenomena deformasi misterius material ini dan alasan di baliknya.
Material viskoelastis dicirikan oleh fakta bahwa material tersebut menunjukkan perilaku regangan elastis dan inelastis ketika dikenai tekanan. Adanya perilaku plastik berarti bahwa material tersebut dapat mengalami deformasi ireversibel setelah titik kritis tertentu. Perilaku material tersebut sering dipengaruhi oleh laju penerapan beban; yaitu, laju perubahan beban akan secara langsung memengaruhi deformasi material. Inilah sebabnya mengapa material viskoelastis disukai dalam banyak aplikasi.
Bahan viskoelastis terus mengalami deformasi tidak hanya karena beban yang diberikan padanya, tetapi juga seiring waktu. Deformasi berkelanjutan ini dikenal sebagai creep.
Seiring dengan terus diberikannya tekanan, bahan viskoelastis akan melalui berbagai tahap deformasi. Yang pertama adalah tahap creep awal, di mana deformasi bahan meningkat secara bertahap seiring waktu, diikuti oleh creep kondisi stabil, di mana laju regangan tetap relatif stabil. Akhirnya, bahan akan memasuki tahap ketiga, di mana ketika regangan mencapai batas, laju regangan akan naik lagi, yang akhirnya menyebabkan fraktur pada bahan.
Studi tentang viskoelastisitas dan perilaku plastik dimulai pada akhir abad kesembilan belas. Penelitian paling awal tentang teori plastisitas muncul pada tahun 1864, ketika insinyur legendaris Prancis Henri Tresca mengusulkan kriteria tegangan geser maksimum, dan beberapa ilmuwan telah memberikan kontribusi sejak saat itu.
Pada tahun 1929, Norton mengusulkan model peredaman satu dimensi, yang menjadi dasar bagi teori viskoelastisitas selanjutnya.
Setelah memasuki abad ke-20, banyak pelopor juga telah mengabdikan diri untuk mengembangkan model matematika yang lebih canggih, yang memungkinkan kita untuk menggambarkan sifat-sifat bahan viskoelastis secara lebih baik secara matematis. Hasil penelitian ini tidak hanya membentuk kerangka dasar teori plastisitas, tetapi juga memberikan dasar teoritis untuk aplikasi praktis.
Untuk lebih memahami perilaku bahan viskoelastis, para peneliti telah mengembangkan berbagai metode eksperimen, termasuk uji relaksasi tegangan dan uji creep, yang mengungkap mekanisme internal bahan dengan merekam kinerjanya saat tegangan atau regangan konstan diterapkan untuk waktu yang lama. .
Uji relaksasi tegangan dapat membantu peneliti memperoleh viskositas material dan karakteristik responsnya pada laju regangan yang berbeda.
Melalui uji ini, kita dapat memperoleh kurva tegangan-regangan material saat beban diterapkan, serta data kinerja dari waktu ke waktu, yang sangat penting untuk pengembangan dan aplikasi material di masa mendatang.
Material viskoelastis banyak digunakan di berbagai bidang, seperti teknik konstruksi, kedirgantaraan, dan industri otomotif. Sifat uniknya menjadikannya ideal untuk lingkungan regangan beban tinggi dan kecepatan tinggi, dan stabilitasnya di lingkungan suhu tinggi sangat dihargai.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, penelitian tentang material viskoelastis akan terus mendalam untuk mengungkap lebih jauh mekanisme di balik perilaku misteriusnya. Akankah sifat unik material tersebut menghasilkan terobosan tak terduga dalam revolusi teknologi di masa mendatang? Ini adalah pertanyaan yang layak untuk kita pertimbangkan secara mendalam.