Sejak munculnya jejaring sosial di awal tahun 2000-an, pola komunikasi manusia telah mengalami perubahan yang mendalam. Revolusi data sosial memengaruhi setiap keputusan yang kita buat dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk masa depan kebijakan publik dan model bisnis. Saat ini, sejumlah besar data sosial tidak hanya menjadi alat baru untuk mempelajari ilmu sosial, tetapi juga sumber daya penting bagi perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran.
Evolusi data sosialPerkembangan revolusi data sosial telah memungkinkan permintaan data dan metode berbagi data yang belum pernah kita alami sebelumnya.
Seiring dengan merambahnya Internet ke setiap sudut kehidupan, setiap orang meninggalkan jejak data tanpa disadari. Sekitar 16 zettabyte data dihasilkan setiap tahun, dan ini diperkirakan akan meningkat menjadi 163 pada tahun 2025. Di era ledakan data ini, data telah menjadi komoditas utama, dan berbagai jenis pelaku sosial seperti pemerintah, bisnis, dan individu bergantung pada data untuk beroperasi dengan cara yang berbeda.
Selama beberapa dekade terakhir, penggunaan internet telah bergeser dari sekadar sumber informasi menjadi sarana komunikasi, khususnya konten yang dibuat pengguna, berbagi data, dan membangun komunitas. Perubahan ini menyebabkan munculnya Web 2.0, yang diwakili oleh Facebook dan YouTube. Seiring dengan semakin populernya media sosial, cara berbagi data juga ikut berkembang.
Perusahaan semakin mengandalkan data sosial untuk memengaruhi keputusan konsumen. Data ini tidak hanya membantu memberikan rekomendasi produk yang dipersonalisasi, tetapi juga menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan aktivitas pemasaran. Perkembangan teknologi penambangan data memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi perilaku dan tren konsumen serta menyesuaikan strategi bisnis mereka.
Maraknya perdagangan sosialPerilaku belanja konsumen dibentuk kembali oleh data, yang mengarah pada lahirnya model bisnis yang inovatif.
Munculnya platform perdagangan sosial telah memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan pembelian berdasarkan informasi dari pengguna lain. Misalnya, Pinterest, sebagai platform untuk berbagi kiat dan opini, memiliki pengaruh yang mendalam pada konsumen, dengan sekitar 67% pelanggan daring menggunakan informasi ini untuk memengaruhi pilihan pembelian mereka.
Aplikasi lain dari data sosialSelain bidang komersial, potensi aplikasi data sosial di bidang-bidang seperti perawatan medis, keselamatan publik, dan perencanaan kota tidak dapat diabaikan. Misalnya, para peneliti telah menggunakan Twitter dan geotagging untuk memprediksi perkembangan epidemi dan menilai efektivitas respons darurat.
Kelahiran Ilmu Sosial KomputasionalIlmu sosial komputasional mengintegrasikan ilmu sosial, ilmu komputer, dan ilmu jaringan untuk memberi para peneliti perspektif yang lebih luas untuk menganalisis data sosial. Munculnya bidang ini telah memungkinkan para peneliti ilmu sosial untuk menggunakan data jaringan sosial untuk analisis skala yang lebih besar, sehingga menciptakan peluang baru untuk produksi pengetahuan.
Dengan banyaknya data pribadi yang menjadi publik, masalah privasi telah menjadi fokus perhatian konsumen. Banyak perusahaan menggunakan data sosial untuk analisis pasar, tetapi konsumen berhati-hati tentang potensi penggunaan data mereka. Meskipun ada kekhawatiran, sebagian besar orang akan tetap memilih untuk berbagi informasi pribadi ketika mereka merasakan kemudahan praktis.
Potensi penerapan big data dalam pembangunan internasional diakui secara luas oleh orang dalam industri. Melalui pengambilan keputusan berbasis data, diharapkan akan ada dampak positif yang sama pada efisiensi dan produktivitas seperti yang terjadi pada teknologi informasi dan komunikasi selama dekade terakhir.
Perkembangan masyarakat informasi bertransformasi menjadi masyarakat pengetahuan berbasis data, yang memungkinkan manusia untuk menanggapi tantangan masa depan dengan lebih efektif.
Revolusi data sosial tidak hanya mendefinisikan ulang cara kita berkomunikasi, tetapi juga mengubah dasar-dasar model bisnis dan keputusan kebijakan. Di era data yang ada di mana-mana ini, bagaimana kita dapat menyeimbangkan privasi pribadi dan berbagi data untuk memanfaatkan peluang yang dibawa oleh revolusi ini dengan lebih baik?