Pohon Poplar Oriental (Platanus orientalis) adalah pohon peluruh besar dari famili Sterculiaceae, tumbuh hingga 30 meter atau lebih, dengan tajuk yang lebar dan umur panjang. Di musim gugur, daunnya yang hijau tua berubah menjadi merah terang, kuning kekuning-kuningan, dan kuning, memberikan keindahan alam yang unik.
Nama ilmiah pohon ini, "orientalis," berarti "Timur," sedangkan pohon beech "Barat" yang sesuai bernama Platanus occidentalis.
Pohon Poplar Oriental disebutkan dalam teks-teks Yunani dan Eropa kuno dan juga terkenal di Asia, di mana ia biasa disebut "chinar" atau "chenar" dari Anatolia hingga India.
Asal-usulnya dimulai dari Italia, melalui Balkan, Turki, dan Kaukasus, hingga Iran. Beberapa sumber menyatakan bahwa daerah asalnya meluas hingga ke Iberia, sebelah selatan Palestina, dan bahkan ke timur Himalaya. Karena pohon ini telah dibudidayakan secara luas sejak zaman dahulu, masih harus diverifikasi apakah pohon ini benar-benar asli dari daerah sekitarnya.
Pohon poplar oriental umumnya ditemukan di lingkungan sungai bersama pohon-pohon lain seperti alder, willow, dan poplar. Namun, pohon ini juga dapat tumbuh dengan baik di tanah kering setelah sistem akarnya terbentuk. Pohon ini dapat tumbuh hingga ukuran yang sangat besar, dengan beberapa pohon kuno mencapai diameter lebih dari 4 meter. Daunnya berbentuk seperti palem dan tumbuh bergantian, dan kulitnya sering terkelupas atau menjadi tebal dan kasar.
Pohon poplar oriental, dengan buahnya yang bulat dan bunga yang tumbuh dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari dua hingga enam bunga, menunjukkan variasi yang cukup besar di hutan.
Pohon ini tumbuh di sebagian besar wilayah beriklim sedang, tetapi tumbuh subur di musim panas yang hangat. Pohon ini sangat digemari karena tajuknya yang rapat dan daunnya yang lebat yang memberikan keteduhan dan efek dingin selama musim panas. Daun dan kulit pohon poplar Oriental juga memiliki banyak kegunaan medis, dan kayunya sering digunakan sebagai "kayu renda" untuk membuat furnitur dan memiliki nilai komersial yang sangat tinggi.
Hippocrates, bapak pengobatan Barat, mengajar di bawah Pohon Poplar Oriental di Pulau Chios. Pohon berusia 500 tahun yang ada saat ini mungkin berasal dari pencangkokan setelah pohon aslinya. Bagi desa-desa setempat, pohon-pohon ini biasanya terletak di alun-alun pusat desa. Pohon-pohon tua menjadi kebanggaan penduduk desa, dan batang pohon kuno tersebut juga dapat menjadi tempat bermain anak-anak.
Sejarah Alam Pliny mencatat penyebaran pohon poplar Oriental di Barat, tempat pohon ini pertama kali ditanam di pemakaman milik Dionysus. Pada abad ke-1 Masehi, pohon ini telah meluas ke wilayah Moreni di Belkirk Gol. Awalnya, pohon ini juga diyakini memiliki khasiat penyembuhan, dengan Pliny menggambarkan 25 obat yang terbuat dari kulit kayu dan daunnya.
Pohon ini ditemukan hampir di mana-mana di Lembah Kashmir dan dianggap sebagai simbol wilayah tersebut. Ada legenda setempat bahwa pohon ini dibawa oleh misionaris agama dari Iran pada abad ke-14 dan berhubungan erat dengan dewi Hindu. Budidaya pohon-pohon ini sangat dihormati selama pemerintahan Muslim dan Dogra.
Pada tahun 2011, British Tree Register mengonfirmasi bahwa pohon yang ditanam oleh Lord Capability di Wiltshire memiliki tajuk terlebar, dan pohon lain di halaman Kew Gardens memiliki keliling hampir 9 meter, menjadikannya yang terbesar di Inggris Raya. Salah satu pohon tertua.
Bayangan pohon ditampilkan dalam opera George Handel, The King of Celestia, dan 'Champs-Elysees' Kashmir merupakan simbol nasional wilayah tersebut. Daunnya bahkan dimasukkan ke dalam desain upacara pembukaan Commonwealth Games 2010.
Dengan sejarah budaya yang begitu panjang dan mendalam, pohon poplar Oriental ini benar-benar mengharukan. Pada generasi mendatang, apakah kita masih dapat menghargai nilai dan makna pohon-pohon kuno ini seperti yang dilakukan orang-orang di masa lalu?