Saat pasang surut air laut, banyak orang mengalami fenomena alam yang istimewa ini. Pasang surut adalah perubahan permukaan laut yang disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi. Fenomena ini sangat memengaruhi ekosistem dan aktivitas manusia di sepanjang garis pantai. Pada setiap bulan baru dan bulan purnama, pasang surut akan memiliki pasang surut terbesar (pasang surut musim semi) dan pasang surut terkecil (pasang surut mati). Fenomena pasang surut ini dapat digambarkan sebagai siklus alam yang menakjubkan.
Perubahan pasang surut tidak hanya mencerminkan tarikan gravitasi bulan dan matahari, tetapi juga rotasi bumi dan posisi relatifnya terhadap bulan.
Pasang surut memiliki empat tahap utama: pasang surut saat permukaan air mencapai titik terendah, pasang surut saat permukaan air secara bertahap naik ke pasang, dan pasang surut saat permukaan air mulai menurun setelah pasang dan kembali ke pasang surut. Gambaran lengkap proses ini menunjukkan bagaimana pasang surut dipengaruhi oleh tarikan gravitasi bulan dan matahari.
Ketika bulan melewati bumi, gravitasinya menarik air laut di sisi yang paling dekat dengan bulan ke atas, sehingga membentuk pasang surut. Pada saat yang sama, air laut di sisi yang menjauh dari bulan kurang terpengaruh, sehingga mengakibatkan pasang surut. Kondisi yang bervariasi pada siang dan malam hari juga menyebabkan beberapa garis pantai mengalami dua siklus pasang surut, sementara tempat lain mengalami satu siklus pasang surut, yang disebut pasang surut semi-diurnal dan pasang surut diurnal.
Pemahaman budaya dan ilmiah tentang pasang surutMeskipun prediksi pasang surut pada prinsipnya bergantung pada posisi relatif benda-benda langit, perubahan angin dan tekanan udara dapat menyebabkan perbedaan waktu dan ketinggian pasang surut yang sebenarnya.
Pengamatan dan pemahaman manusia tentang pasang surut dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, ketika para ilmuwan awal menemukan bahwa pasang surut berhubungan dengan pergerakan bulan. Dari astronom Yunani kuno hingga ilmuwan abad pertengahan, teori tentang pasang surut terus-menerus dibalik dan direvisi, dan akhirnya hukum gravitasi universal Newton memberi tahu dunia bahwa fenomena pasang surut disebabkan oleh gravitasi bulan dan matahari di bumi. Evolusi teori-teori ini telah memungkinkan kita untuk lebih memahami hubungan antara lautan dan benda-benda langit.
Terjadinya pasang surut musim semi dan pasang surut mati terutama dipengaruhi oleh posisi relatif bulan. Selama siklus pasang surut bulanan, ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus (yaitu bulan baru atau bulan purnama), pasang surut musim semi akan terbentuk dan rentang pasang surut akan menjadi yang terbesar; saat bulan berada di kuartal pertama dan ketiga, matahari terbenam dan tarikan gravitasi bulan saling meniadakan, rentang pasang surut berkurang, dan pasang surut mati terbentuk. Variasi periodik ini membuat rentang dan intensitas pasang surut menjadi unik.
Dalam oseanografi, pengukuran dan prediksi pasang surut yang akurat sangat penting. Sebagai alat untuk mengukur permukaan laut, pengukur pasang surut dapat merekam perubahan permukaan air untuk waktu yang lama di lokasi yang tetap. Data tersebut dapat membantu para ilmuwan memahami dan memprediksi pola dan siklus pasang surut serta mendukung perencanaan pesisir di seluruh dunia.
Meskipun pemahaman kita tentang pasang surut cukup baik, faktor-faktor seperti perubahan iklim dan naiknya permukaan laut mungkin masih memengaruhi fenomena pasang surut. Hal ini membuat para ilmuwan terus mencari pertanyaan baru dan bagaimana pasang surut beradaptasi dan berubah. Bagaimana ilmu pasang surut akan berkembang di masa depan? Apakah itu akan membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena alam yang memengaruhi kehidupan manusia ini?