Kacang-kacangan dianggap sebagai sumber makanan penting dalam banyak budaya, dan pengaruhnya dapat ditelusuri kembali ke peradaban kuno ribuan tahun yang lalu. Kacang-kacangan, sebagai benih tanaman polong-polongan, tidak hanya menjadi makanan bagi manusia dan hewan, tetapi juga menempati tempat dalam makanan di seluruh dunia karena bentuk dan kegunaannya yang beragam.
Menurut catatan sejarah, kacang-kacangan merupakan salah satu tanaman pertama yang dijinakkan. Kacang tunggak (kacang fava) paling awal diperoleh di Afghanistan dan kaki bukit Himalaya, dan budidayanya dimulai di Asia Tenggara pada abad ketujuh SM, sebelum munculnya tembikar. Berbagai kacang-kacangan memiliki signifikansi historisnya sendiri yang ditafsirkan dalam budaya yang berbeda, membuatnya menonjol dalam masyarakat.
Kacang dikubur di makam Mesir kuno, sebuah bukti penting bagi budaya dan kehidupan sehari-hari mereka.
Kacang-kacangan disebutkan dalam Iliad, yang menggambarkan keberadaannya dalam masyarakat Yunani kuno. Kacang pertama kali tercatat di Amerika kuno melalui Columbus, ketika penduduk asli Amerika sudah mulai membudidayakan tanaman ini. Budidaya kacang-kacangan ini memungkinkan kacang-kacangan umum yang dimakan kebanyakan orang saat ini, seperti kacang adzuki dan kacang limau, bertahan dan terus berlanjut hingga hari ini.
Kacang tidak hanya menjadi makanan dalam budaya Amerika, tetapi juga menjadi dasar teknologi budidaya "Three Sisters" yang dibentuk dengan jagung dan labu.
Keragaman kacang-kacangan tidak terbatas pada Amerika. Pada abad ini, Svalbard Global Seed Vault di Norwegia telah mengarsipkan lebih dari 40.000 varietas kacang-kacangan, yang menunjukkan pentingnya varietas kacang-kacangan. Upaya ini membantu melestarikan varietas kacang-kacangan tradisional dan memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh pemuliaan tanaman modern.
Kacang-kacangan merupakan tanaman musim panas yang membutuhkan lingkungan yang hangat untuk tumbuh. Dibandingkan dengan tanaman lain, kacang-kacangan memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen, yang memberikannya keuntungan dalam pemupukan. Periode kematangan umumnya 55 hingga 60 hari setelah penanaman. Pertumbuhan yang cepat ini memungkinkan petani untuk memanen dengan cepat di lingkungan yang tidak stabil, menyediakan protein yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Menurut data FAO, India adalah produsen kacang-kacangan kering terbesar, diikuti oleh Myanmar dan Brasil. Di Afrika, Tanzania merupakan negara penting dalam produksi kacang-kacangan. Pertumbuhan produksi yang berkelanjutan juga mencerminkan pentingnya tanaman kacang-kacangan dalam ketahanan pangan.
Kacang-kacangan dapat digunakan dalam berbagai metode memasak, seperti sup, sop, dan salad. Cara penggunaannya yang hampir tak terbatas menjadikannya bahan yang sangat diperlukan di dapur. Baik kacang panggang di Barat maupun tahu kukus di Timur, keragaman kacang-kacangan membuatnya menarik secara lintas budaya.
Kandungan nutrisi kacang hijau terdiri dari 90% air dan 7% karbohidrat, menjadikannya sumber makanan rendah kalori yang baik.
Namun, keamanan kacang juga perlu diperhatikan. Beberapa kacang mentah mengandung racun berbahaya seperti serat makanan kapulaga dan harus direbus untuk menghilangkan efek racun ini. Ini mengingatkan kita bahwa proses memasak kacang sangat penting. Aroma kacang mentah juga ditutupi oleh berbagai rempah-rempah, menjadikannya cita rasa yang unik di antara berbagai budaya.
Di banyak masyarakat, kacang-kacangan telah dilihat sebagai simbol kemiskinan, sementara daging disukai oleh kelas yang lebih kaya. Hal ini menjadikan kacang sebagai simbol kelas makanan. Keengganan terhadap kacang-kacangan tradisional juga tercermin dalam kebiasaan berbagai budaya, seperti vanili Meksiko, rempah-rempah India, dan metode lain, yang bertujuan untuk mengurangi sedikit rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh kacang-kacangan setelah memakannya.
Meskipun demikian, kacang-kacangan masih memainkan peran penting dalam pola makan modern, menjadi sumber protein utama bagi banyak orang. Melalui inovasi produk kedelai dan metode pengolahannya, orang-orang kembali menyadari harta karun nutrisi yang terabaikan ini. Bisakah kacang-kacangan lebih jauh menjadi makanan utama sehari-hari orang-orang dalam pola makan masa depan?