Di alam, mikroorganisme bekerja sama satu sama lain dengan cara yang mengejutkan untuk menciptakan struktur kompleks seperti kota yang disebut biofilm. Sel-sel ini bukan hanya individu yang terisolasi, mereka membentuk ekosistem kooperatif dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Seiring dengan terus dipelajarinya biofilm oleh komunitas ilmiah, semakin banyak penemuan yang mengungkap misteri dan potensi penerapannya.
Biofilm adalah komunitas simbiosis mikroorganisme yang sel-selnya saling menempel dan sering kali menempel pada suatu permukaan. Sel-sel yang menempel ini tertanam dalam matriks ekstraseluler kental yang terdiri dari zat polimer ekstraseluler (EPS).
Biofilm diperkirakan telah ada di Bumi purba sebagai mekanisme pertahanan bagi prokariota, dan dapat ditemukan dalam catatan fosil sejak sekitar 3,25 miliar tahun yang lalu. Biofilm ini menyediakan homeostasis lingkungan bagi sel-sel prokariotik dan memfasilitasi pengembangan interaksi kompleks antarsel.
Pembentukan biofilm dimulai ketika mikroorganisme yang berenang bebas menempel pada suatu permukaan. Adhesi awal terutama bergantung pada gaya van der Waals yang lemah dan efek hidrofobik. Setelah molekul bakteri ini stabil dan tidak lagi terlepas dari permukaan, mereka menggunakan struktur adhesi sel seperti pili untuk perlekatan yang lebih permanen. Seiring waktu, populasi mikroba yang menempel ini secara bertahap akan berubah menjadi komunitas yang lebih stabil dan beragam.
Penelitian menunjukkan bahwa biofilm bukan hanya lapisan bakteri yang lengket, tetapi sistem biologis; bakteri diatur dan dikoordinasikan untuk membentuk komunitas fungsional.
Perkembangan biofilm melewati beberapa tahap. Pada awalnya, komunikasi antar sel sangat penting, seperti halnya komunikasi yang teratur di kota. Melalui mekanisme yang disebut penginderaan kuorum, bakteri dapat mengenali lingkungan di sekitarnya dan membuat perubahan perilaku yang sesuai, seperti membentuk agregat padat atau mengirimkan sinyal untuk menarik lebih banyak mikroorganisme agar menempel.
Yang terpenting, sel-sel dalam biofilm dapat berbagi nutrisi satu sama lain sekaligus menghindari faktor-faktor berbahaya di lingkungan seperti antibiotik dan serangan oleh sistem kekebalan tubuh inang. Hal ini memungkinkan bakteri untuk bertahan hidup dan berkembang di lingkungan yang relatif aman.
Biofilm biasanya dimulai ketika bakteri yang berenang bebas menempel pada suatu permukaan dan tumbuh melalui pembelahan sel dan perekrutan sel-sel lain.
Biofilm terdapat di berbagai lingkungan di sekitar kita. Biofilm dapat terbentuk di berbagai permukaan di alam, termasuk sungai, tanah, dan bahkan di dalam tumbuhan dan hewan. Membran ini tidak hanya memainkan peran penting dalam rantai ekologi, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam pengolahan air, pertanian, medis, dan bidang lainnya.
Dalam pengolahan limbah, biofilm mengalami metabolisme pada media filter dan dengan cepat menghilangkan polutan dalam limbah; sementara dalam pertanian, mikroorganisme yang bermanfaat dalam akar tanaman dapat membantu tanaman memperoleh nutrisi dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, sehingga mengurangi penggunaan pestisida.
Seiring dengan pemahaman kita tentang komunitas mikroba yang terus meningkat, penelitian di masa mendatang dapat mengungkapkan bagaimana sifat-sifat biofilm dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahan, teknologi, atau antibiotik baru yang lebih efisien. Selain itu, dengan mengeksplorasi secara mendalam kinerja biofilm di berbagai lingkungan, para ilmuwan diharapkan dapat menemukan nilai potensialnya dalam keanekaragaman hayati dan perlindungan lingkungan.
Penelitian biofilm, kota mikroskopis, tidak diragukan lagi akan mengungkap lebih banyak rahasia alam dan mendorong kemajuan dan pembangunan manusia di berbagai bidang. Pernahkah Anda berpikir bahwa keberadaan yang tampaknya tidak penting ini, mikroorganisme, sebenarnya memainkan peran penting dalam ekosistem dan mungkin memiliki dampak yang mendalam pada masa depan kita?