Di perairan Asia Tenggara, ikan berjalan (Clarias batrachus) dikenal karena kemampuannya yang unik untuk bertahan hidup. Ikan air tawar ini tidak hanya dapat hidup di air, tetapi juga "berjalan" di daratan kering. Fitur ini memungkinkannya untuk menemukan lingkungan hidup baru ketika area air mengering. Bagaimana kemampuan ikan berjalan yang menakjubkan ini berevolusi?
Ikan berjalan memiliki tubuh oval yang panjangnya dapat mencapai 0,5 meter dan berat hingga 1,2 kilogram. Bintik-bintik putih kecil pada tubuhnya terjalin dengan warna dasar abu-abu atau abu-abu kecokelatan, membuatnya kurang mencolok di dalam air. Kulitnya, yang tidak bersisik, ditutupi oleh lendir, lapisan pelindung yang mencegahnya mengalami dehidrasi saat hidup di darat.
Ikan ini dapat bertahan hidup di luar air hingga 18 jam, adaptasi yang menakjubkan terhadap lingkungan kering.
Ikan berjalan sebagian besar tersebar di perairan tropis, terutama di daerah rawa-rawa di Asia Tenggara. Ikan ini biasanya menghuni perairan yang mengalir lambat atau tergenang seperti kolam, lahan basah, dan sawah. Namun, ketika perairan tersebut kekurangan air karena kekeringan, ikan berjalan menggunakan kemampuannya untuk "berjalan" untuk berpindah ke perairan lain guna mencari habitat baru.
Berkat kemampuan adaptasinya yang luar biasa, ikan berjalan merupakan penyintas alami saat mencari makanan dan habitat baru.
Ikan berjalan merupakan ikan omnivora yang memakan ikan kecil, moluska, dan tumbuhan air. Ikan ini sangat lapar dan cenderung cepat menghabiskan sumber makanan di sekitarnya, yang menyebabkannya dianggap sebagai spesies invasif yang berbahaya di beberapa daerah.
Penyebaran ikan berjalan tidak terbatas di Asia Tenggara. Seiring dengan masuknya manusia, ikan ini telah meluas ke daerah lain, termasuk Florida di Amerika Serikat. Ikan ini diperkenalkan pada tahun 1960-an karena potensi komersialnya, tetapi kemudian menjadi ancaman bagi ekosistem lokal. Banyak pembudidaya ikan harus membangun pagar untuk melindungi kolam mereka agar ikan berjalan tidak memangsa ikan pertanian.
Di Florida, invasi ikan berjalan telah menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekosistem lokal, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang tindakan pengendaliannya.
Ikan berjalan dimakan sebagai makanan di beberapa daerah, terutama di Indonesia. Penduduk setempat menyebutnya "lele" dan menggunakannya untuk menyiapkan berbagai hidangan tradisional. Ikan ini juga banyak dimakan di Thailand, menjadi pilihan umum di antara pedagang kaki lima, terutama jika dipanggang atau digoreng.
Karena ikan berjalan memiliki kemampuan adaptasi yang kuat, ikan ini juga disukai oleh banyak penggemar akuarium. Namun, karena sifat ikan ini yang suka mengganggu, ikan berjalan tidak cocok untuk hewan akuarium kecil lainnya.
Ikan berjalan tidak diragukan lagi merupakan keajaiban alam, dan cara bertahan hidupnya telah menyebabkan orang-orang lebih memikirkan kehidupan akuatik. Dengan kemampuan unik ini, bagaimana ikan berjalan terus mempertahankan kemampuannya untuk berkembang ketika menghadapi tantangan kekeringan dan kekurangan makanan?