Gurun Atacama, yang terletak di pesisir Pasifik Amerika Selatan, merupakan salah satu gurun terkering di bumi. Kondisi lingkungan di sini menjadikannya tempat yang ideal untuk meniru Mars. Gurun Atacama memiliki iklim yang luar biasa kering dan lingkungan ekologi yang unik, yang memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan eksperimen simulasi untuk eksplorasi Mars.
Gurun Atacama memiliki panjang sekitar 1.600 kilometer dan meliputi area seluas 105.000 kilometer persegi. Gurun ini merupakan wilayah terkering kedua setelah Antartika. Lingkungan ini terutama disebabkan oleh efek bayangan hujan dua sisi yang diciptakan oleh Pegunungan Andes dan Pegunungan Pantai Chili, yang mencegah masuknya uap air dari laut ke wilayah tersebut.
Gurun Atacama tidak hanya dicirikan sebagai tempat terkering di bumi, tetapi juga oleh bentuk lahan dan kondisi iklimnya yang unik, yang membuatnya sangat mirip dengan lingkungan Mars.
Karena tingkat kekeringannya yang tinggi dan curah hujannya yang rendah, Gurun Atacama telah menjadi pilihan yang sangat baik bagi banyak tim ilmiah untuk meniru lingkungan Mars. Komposisi tanah, kondisi iklim, dan kurangnya air membuatnya tampak konsisten dengan fitur permukaan Mars. Tim peneliti telah melakukan serangkaian pengujian di sini, mencoba menemukan jejak kehidupan di daratan ini dan meniru fungsi penjelajah Mars.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa sampel tanah tertentu dari Gurun Atacama dapat memberikan petunjuk berharga tentang kehidupan di Mars, tetapi bagian lain dari daratan tersebut sangat mirip dengan Mars.
Meskipun lingkungan Gurun Atacama keras, Gurun ini telah memelihara lebih dari 500 spesies tanaman. Tumbuhan ini telah menunjukkan kemampuan bertahan hidup yang unik setelah beradaptasi dalam jangka panjang. Misalnya, tumbuhan yang disebut "llareta" tumbuh di ketinggian antara 3.000 dan 5.000 meter. Bentuknya yang padat menahan panas di siang hari dan tahan terhadap dinginnya malam. Selain itu, Atacama memiliki beberapa tumbuhan dan hewan yang sulit ditemukan di gurun lainnya.
Sejarah Atacama dimulai pada 7000 SM, ketika budaya Chinchorro mulai mendiami laut di tepi gurun. Mereka hidup dari hasil tangkapan mereka dan terkenal dengan teknik mumifikasi yang unik. Sebelum penaklukan Spanyol, daerah tersebut dihuni oleh suku Atacameño, yang mendirikan beberapa kota dan mengembangkan budaya serta masyarakat mereka sendiri di lingkungan yang ekstrem ini.
Seiring berjalannya waktu, kondisi kehidupan di Gurun Atacama menjadi semakin keras. Pada tahun 1991, tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat merenggut 91 nyawa. Iklim ekstrem ini menimbulkan tantangan dan dampak yang sangat besar bagi penduduk setempat. Pada tahun 2015, hujan lebat juga menyebabkan tanah longsor di kota-kota selatan, menewaskan lebih dari 100 orang.
Simulasi dan penelitian Mars telah menjadi tugas yang populer di kalangan komunitas ilmiah. Gurun Atacama berfungsi sebagai lokasi eksperimen yang ideal tempat para ilmuwan dapat menguji berbagai peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk misi eksplorasi Mars di masa mendatang. Pada tahun 2023, para ilmuwan melaporkan untuk pertama kalinya penemuan suatu wilayah di Atacama yang mungkin memiliki kondisi yang mirip dengan kehidupan awal, yang selanjutnya meningkatkan pentingnya wilayah tersebut dalam eksplorasi luar angkasa.
Lingkungan unik Gurun Atacama tidak hanya menginspirasi eksplorasi ilmiah masyarakat, tetapi juga memicu diskusi hangat yang tak terhitung jumlahnya tentang asal usul kehidupan dan kehidupan ekstraterestial.
Tanah tak berpenghuni di Gurun Atacama ini bukan hanya ekosistem unik di bumi, tetapi juga lokasi penting bagi umat manusia untuk menjelajahi alam semesta dan asal usul kehidupan. Menghadapi tantangan lingkungan seperti itu, kita tidak dapat menahan diri untuk berpikir: Pencerahan apa yang akan dibawa oleh rahasia Atacama bagi eksplorasi ruang angkasa di masa depan?