Dalam astronomi, "massa matahari" (M☉) adalah satuan massa standar, yang kira-kira sama dengan 2×1030 kilogram. Angka ini cukup mengejutkan. Massa matahari tidak hanya menjadi dasar pengukuran matahari itu sendiri, tetapi juga umum digunakan untuk menggambarkan massa bintang-bintang lain, gugus bintang, nebula, galaksi, lubang hitam, dan benda-benda angkasa lainnya. Karena Matahari kira-kira 333.000 kali massa Bumi, atau 1.047 kali massa Jupiter, ini menjadikannya titik referensi penting di alam semesta.
Konsep massa matahari mendahului pengukuran yang tepat dari satuan astronomi (AU) dan konstanta gravitasi (G).
Sejarah pengukuran massa matahari dapat ditelusuri kembali ke abad ketujuh belas, ketika buku Ivy Newton "Mathematical Principles of Natural Philosophy" pertama kali memperkirakan rasio massa matahari terhadap massa Bumi. Perkiraan awal Newton didasarkan pada nilai paralaks harian yang salah. Ia kemudian merevisinya dalam edisi ketiga karyanya dan mengubah perkiraan nilai paralaks harian menjadi 1/169282. Akhirnya, nilai paralaks harian saat ini adalah sekitar 1/332946.
Karena massa matahari tidak dapat diukur secara langsung, para ilmuwan menggunakan faktor-faktor terukur lainnya untuk menghitung, termasuk jarak dari bumi ke matahari (yaitu satuan astronomi AU), periode revolusi bumi (sekitar satu tahun) dan konstanta gravitasi G. Dari data ini, para ilmuwan menggunakan hukum ketiga Kepler untuk memperoleh massa matahari. Meskipun sangat sulit untuk mengukur konstanta gravitasi universal, parameter gravitasi standar matahari dan beberapa planet telah ditentukan secara akurat.
Massa matahari adalah massa standar dalam sistem satuan pengukuran astronomi, yang memudahkan perbandingan massa benda-benda langit lainnya di alam semesta.
Seiring berjalannya waktu, massa matahari berkurang dari tahun ke tahun karena reaksi fusi nuklir. Proses ini disertai dengan pelepasan energi elektromagnetik, neutrino, dan material yang dikeluarkan keluar oleh angin surya. Matahari saat ini kehilangan sekitar 2–3×10−14 M☉ massa per tahun. Ketika Matahari memasuki tahap raksasa merah, laju kehilangan massa ini akan meningkat secara signifikan, yang akhirnya mencapai 10−5 hingga 10−4 M per tahun selama pembentukan nebula planet. ☉ puncak. Akhirnya, ketika Matahari berubah menjadi katai putih, diperkirakan ia akan kehilangan 46% dari massa awalnya.
Massa matahari M☉ dapat dikonversi ke satuan massa lain, seperti: 27068510 ML (massa bulan) dan 332946 ME (massa bumi), dan 1047,35 MJ (massa Jupiter). Dalam relativitas umum, massa juga dapat dinyatakan sebagai satuan panjang atau waktu, khususnya M☉ G / c2 dan M☉ G / c3.
Penggunaan parameter massa matahari (G·M☉) dalam satuan astronomi memberikan dasar bagi pemahaman astronom tentang alam semesta.
Melalui eksplorasi historis dan pengembangan sains modern, pemahaman kita tentang massa matahari terus bertambah dalam. Di balik angka sederhana ini tersimpan hukum-hukum operasi dan proses evolusi alam semesta. Di masa depan, dengan kemajuan teknologi, mungkin kita akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang parameter penting ini. Namun, massa matahari dan perubahannya tidak diragukan lagi mengingatkan kita betapa agung dan rumitnya hukum-hukum alam semesta. Pernahkah Anda berpikir tentang misteri-misteri baru apa yang akan ditunjukkan alam semesta kepada kita di masa depan?