Poliklorinasi bifenil (PCB) merupakan golongan penting senyawa organoklorin. Bahan kimia ini dulunya banyak digunakan dalam pembuatan kertas fotokopi tanpa karbon, cairan pemindah panas, dan sebagai dielektrik dan pendingin untuk peralatan listrik. . Ketika potensi bahayanya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia ditemukan, PCB dilarang di Amerika Serikat pada tahun 1978. Dan pada tahun 2001, produksinya dilarang di seluruh dunia oleh Konvensi Stockholm. Namun, karena sifatnya yang persisten, PCB tetap tersebar luas di lingkungan, sehingga menimbulkan ancaman jangka panjang terhadap ekosistem dan kesehatan masyarakat.
PCB diketahui menyebabkan kanker pada hewan dan kemungkinan bersifat karsinogen pada manusia, menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA).
PCB adalah cairan kental berwarna kuning muda yang bersifat hidrofobik dan memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air, tetapi kelarutan yang tinggi dalam sebagian besar pelarut organik dan minyak. Konduktivitas termal yang tinggi dan sifat kimia yang relatif stabil pernah membuatnya populer di industri. PCB dapat terurai dalam kondisi panas tinggi atau katalitik, tetapi sifatnya yang sulit terurai membuatnya bertahan di lingkungan.
Karena perbedaan dalam struktur dan toksisitas, PCB dapat dibagi menjadi dua kategori: struktur koplanar dan non-koplanar. PCB koplanar, seperti dioksin, dapat mengaktifkan reseptor hidrokarbon aril (AhR), yang menyebabkan gangguan sinyal intraseluler. PCB non-koplanar terutama memiliki efek toksik pada sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh.
Paparan terhadap senyawa beracun ini telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk cacat reproduksi dan perkembangan.
PCB dapat memasuki lingkungan melalui berbagai jalur, termasuk pembuangan limbah dan penggunaannya. Karena terakumulasi di air, PCB sangat berisiko di ekosistem laut. Selain itu, proses bioakumulasi intraseluler juga memperburuk ekotoksisitas, terutama pada organisme di tingkat trofik yang lebih tinggi.
Rute utama paparan PCB pada manusia adalah melalui makanan, seperti ikan dan produk susu yang terkontaminasi. Selain itu, PCB dapat ditemukan di lingkungan kerja, seperti pabrik daur ulang limbah elektronik. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan PCB dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kulit, kerusakan hati, dan gangguan perkembangan.
Telah dilaporkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PCB tingkat tinggi dapat menyebabkan cacat lahir, keterlambatan perkembangan, dan masalah sistem kekebalan tubuh.
Meskipun produksi PCB telah dilarang, PCB masih ditemukan pada peralatan lama dan produk lainnya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kesadaran lingkungan, cara menghilangkan polusi PCB yang ada secara efektif dan mencegah pembentukan polusi baru akan menjadi tantangan besar bagi perlindungan lingkungan di masa mendatang. Beberapa ahli merekomendasikan untuk mengadopsi alternatif yang lebih aman guna mengurangi ketergantungan pada PCB dan mendorong pemulihan lingkungan.
Pada akhirnya, ketika dihadapkan dengan zat beracun yang terus-menerus ini, kita harus merenungkan: ketika mengejar pembangunan ekonomi, apakah kita telah mengabaikan keterpisahan lingkungan dan kesehatan?