Dalam masyarakat modern, seiring dengan bertambahnya usia penduduk, definisi usia lanjut dan dampak sosialnya telah menarik perhatian yang luas. Kualitas hidup lansia, tantangan yang mereka hadapi, dan sikap masyarakat terhadap mereka merupakan isu yang layak untuk ditelusuri. Menurut definisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, orang yang berusia 60 tahun ke atas dapat dianggap lansia. Namun, dalam menghadapi berbagai budaya dan lingkungan sosial, definisi usia lanjut sangat fleksibel dan relatif.
Usia lanjut bukan sekadar tahap biologis; usia lanjut dipengaruhi oleh budaya dan sejarah serta berubah seiring dengan perubahan masyarakat.
Di banyak negara maju, "usia 65 tahun" biasanya dianggap sebagai usia transisi dari usia paruh baya ke usia lanjut, saat orang pada umumnya mulai menikmati kesejahteraan sosial lansia dari pemerintah. Beberapa negara, terutama di beberapa bagian Afrika, menetapkan batas usia 50 tahun, yang mencerminkan bahwa definisi lansia sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi.
Berdasarkan kondisi fisiologisnya, lansia dapat dibagi menjadi beberapa subkelompok, seperti "lansia muda" (60-69 tahun), "lansia setengah baya" (70-79 tahun), dan "lansia tua" (80 tahun ke atas). Klasifikasi tersebut membantu untuk lebih memahami kondisi dan kebutuhan hidup mereka.
Klasifikasi ke dalam berbagai kelompok lansia secara akurat menggambarkan perubahan hidup yang besar.
Pengalaman hidup lansia mencakup empat dimensi utama: fisik, psikologis, sosial, dan perkembangan. Perubahan fisiologis meliputi penurunan kemampuan atletik dan peningkatan penyakit kronis, sedangkan perubahan psikologis meliputi tantangan seperti kesepian dan depresi.
Terdapat prasangka umum terhadap lansia di masyarakat, yang juga dikenal sebagai diskriminasi usia. Prasangka ini tidak hanya memengaruhi identitas diri lansia, tetapi juga kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, memahami masalah sosial yang dihadapi lansia sangat penting untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka.
Menurut beberapa laporan, banyak lansia yang terbuka tentang tingkat depresi dan kecemasan mereka.
Lansia sering mengalami penurunan fungsi fisik seiring bertambahnya usia, termasuk penurunan kesehatan jantung, penglihatan, dan pendengaran. Secara psikologis, meskipun banyak yang melaporkan bahwa lansia memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi, mereka juga menghadapi masalah dengan perasaan kehilangan dan kesepian.
Pada tahun 2011, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan sebuah konvensi hak asasi manusia yang bertujuan untuk melindungi hak dan kepentingan lansia, yang mendorong masyarakat untuk memperhatikan kebutuhan dan hak lansia. Langkah ini tidak hanya pada tataran hukum, tetapi juga tentang peningkatan kesadaran budaya dan sosial.
KesimpulanBagi lansia, usia mungkin hanya sekadar angka, tetapi kualitas hidup dan kondisi kehidupan mereka mencerminkan sikap dan dukungan masyarakat terhadap mereka. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana menurut Anda masyarakat kita dapat lebih mendukung dan menghormati kelompok demografi yang terus berkembang ini sehingga mereka dapat terus bersinar dalam kehidupan kita?