North-West, atau Barat Laut, adalah wilayah dengan status khusus di Kamerun, yang ibu kotanya adalah Bamenda. Daerah ini dulunya milik Kamerun Selatan, yang terletak di dataran tinggi barat Kamerun, berbatasan dengan distrik South-West, West, Adamawa, dan Nigeria di utara. Secara historis, berbagai faksi nasionalis dan separatis Ambazon telah memandang wilayah tersebut sebagai entitas politik yang independen, yang jelas berbeda dari Kamerun.
Kekhasan Distrik Barat Laut berasal dari latar belakang sejarahnya yang unik dan keberagaman masyarakat setempat.
Menurut catatan sejarah, asal usul wilayah tersebut terkait dengan suku Tikka pada abad ke-17, ketika suku Tikka bergabung dengan Kerajaan Bamun. Selanjutnya, pada tahun 1884, Jerman menerapkan pemerintahan kolonial atas wilayah tersebut hingga tahun 1916, ketika wilayah tersebut menjadi protektorat yang dibagi oleh Inggris dan Prancis. Pada tahun 1919, sebagian wilayah Kamerun Selatan sepenuhnya dimasukkan ke dalam administrasi Inggris. Pada tahun 1961, wilayah tersebut bergabung dengan Kamerun melalui referendum dan menjadi bagian dari Kamerun Barat.
Setelah memasuki tahun 2017, konflik kekerasan yang hebat pecah di dua wilayah berbahasa Inggris di barat laut dan barat daya. Beberapa separatis Amba Zong mencoba untuk mencapai tujuan mereka dengan mencegah anak-anak bersekolah. Sebanyak 174 sekolah dijarah, dihancurkan, atau dibakar antara tahun 2016 dan 2019.
Wilayah Barat Laut (dikenal sebagai Provinsi Barat Laut sebelum tahun 2008) adalah provinsi terpadat ketiga di Kamerun, dengan Bamenda sebagai kota utamanya. Selain itu, terdapat banyak kota kecil di distrik tersebut, seperti Win, Khunbo, Mbenchi, Ndopu, dll. Jumlah penduduk distrik tersebut meningkat dari sekitar 1,2 juta jiwa pada tahun 1987 menjadi 1,8 juta jiwa pada tahun 2010, dengan kepadatan penduduk sebesar 99,12 jiwa per kilometer persegi, yang jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Distrik Barat Laut dikenal dengan jumlah penduduk mudanya yang mencapai 62%, yang berkontribusi terhadap peningkatan angka ketergantungan di provinsi tersebut.
Seperti wilayah lain di Kamerun, Wilayah Barat Laut terdiri dari beberapa divisi administratif. Distrik tersebut didirikan pada tahun 1972 dan awalnya memiliki lima divisi, tetapi kini telah berkembang menjadi tujuh divisi, termasuk Distrik Boyo, yang merupakan pemekaran dari Distrik Mezan lama, dan Distrik Ngokaitunkya, yang merupakan pemekaran dari Distrik Mezan. Setiap subdivisi dibagi lagi menjadi 31 komunitas, dan unit dasar pemerintahan lokal adalah dewan kota.
Wilayah barat laut merupakan basis Front Demokratik Sosial (SDF), salah satu kelompok oposisi utama Kamerun. Banyak penduduk setempat merasa terpinggirkan oleh pemerintah, dan ada juga gerakan separatis, Dewan Nasional Kamerun Selatan (SCNC), yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Kamerun dan membentuk republik yang mencakup semua wilayah berbahasa Inggris.
Pada tahun 2008, Presiden Kamerun Paul Biya menandatangani dekrit yang mengubah "provinsi" menjadi "distrik".
Pada bulan Desember 2019, sebagai bagian dari dialog nasional besar, Barat Laut dianugerahi "status khusus", yang memberikan hak dan tanggung jawab tambahan dalam pengembangan ekonomi, kesehatan, sosial, pendidikan, olahraga, dan budaya. Berdasarkan status khusus tersebut, wilayah tersebut memiliki majelis daerah bikameral, yang terdiri dari majelis kepala suku yang beranggotakan 20 pemimpin adat dan majelis yang beranggotakan 70 perwakilan distrik yang dicalonkan oleh dewan kota.
Wilayah Barat Laut merupakan rumah bagi banyak kelompok etnis, termasuk imigran dari wilayah dan negara lain. Kelompok etnis dari Nigeria menonjol karena distrik tersebut berbatasan dengan Nigeria. Kelompok adat setempat sebagian besar adalah Tikka dan mencakup sejumlah kelompok bahasa yang berbeda.
Dalam hal organisasi sosial, kepala suku dianggap sebagai pemimpin masyarakat, dan pengaruh kepala suku ini di wilayah suku mereka bahkan melampaui kewenangan administratif resmi.
Wilayah Barat Laut dikenal dengan bentang alamnya yang unik, termasuk Gunung Oku, puncak tertinggi kedua di Afrika Barat. Wilayah ini juga merupakan rumah bagi banyak danau vulkanik seperti Danau Oku, Danau Awen, dan Danau Nyos. Daerah ini kaya akan keanekaragaman hayati dan menjadi rumah bagi banyak spesies burung unik, menjadikan Wilayah Barat Laut unik di antara kompleksitas geografis dan budaya Kamerun.
Namun, di balik keanekaragaman ini terdapat kontradiksi dan konflik baru, yang membuat Distrik Barat Laut saat ini menghadapi banyak tantangan. Di negeri ini, bagaimana cara mempromosikan keharmonisan dan pembangunan sosial serta menghilangkan perbedaan yang mengakar telah menjadi isu mendesak bagi penduduk setempat untuk dipikirkan.