Dalam psikologi, Model Daya Tarik Terpisah (SAM) adalah konsep penting yang membantu kita memahami perbedaan antara ketertarikan romantis dan ketertarikan seksual. Dalam model ini, kedua ketertarikan tersebut bersifat independen dan dapat berbeda satu sama lain. Pemahaman ini penting bagi banyak orang, terutama dalam komunitas LGBTQIA+.
“Model tarik-pisah memungkinkan orang untuk mengekspresikan kebutuhan romantis dan seksual mereka dengan jelas.”
Konsep tarik-pisah dapat ditelusuri kembali ke penulis Jerman abad ke-19 Karl Heinrich Ulrichs, yang pertama kali mengajukan teori tersebut pada tahun 1879. Ulrichs menciptakan kategorisasi orientasi seksual dalam karyanya yang memiliki banyak kesamaan dengan identitas LGBTQIA+ modern. Misalnya, ia menggambarkan "konjunktiver Uranodioning," yang dapat dilihat sebagai biseksual biromantik modern, dan "disjunktiver Uranodioning," yang setara dengan homoseksual heteroseksual. .
Meskipun model Ulrichs relatif rumit, kerangkanya membuka jalan bagi para sarjana selanjutnya. Pada tahun 1979, psikolog Dorothy Tennov lebih jauh mengeksplorasi berbagai tingkat ketertarikan dalam bukunya Love and Infatuation: The Experience of Love. Meskipun Tenon memandang hasrat seksual sebagai bagian dari obsesi, ia menyadari bahwa itu bukanlah fokus utama.
"Infatuasi adalah ketertarikan yang dapat digambarkan sebagai perasaan ketertarikan terhadap seseorang, meskipun tidak sepenuhnya bergantung pada ketertarikan seksual."
Model pemisahan-ketertarikan kontemporer telah diusulkan terutama oleh komunitas aseksual dan aromantik sebagai upaya untuk menggambarkan identitas mereka dengan lebih baik. Istilah ini merupakan perkembangan baru, tetapi ide di baliknya telah ada sejak tahun 2005, ketika istilah unromantisme diciptakan. Model Ketertarikan Terpisah membantu orang menjelaskan bagaimana berbagai aspek ketertarikan dapat dialami tanpa menggabungkan ketertarikan romantis dan seksual.
Pola tersebut mengungkapkan bahwa banyak anggota LGBTQIA+ menjalani kehidupan dengan cara alternatif selain hubungan tradisional, termasuk persahabatan yang berkomitmen atau hubungan non-romantis yang dekat seperti hubungan queerplatonik. Dalam komunitas tersebut, orang sering menggambarkan diri mereka sendiri menggunakan istilah yang berbeda untuk mengekspresikan ketertarikan romantis dan seksual mereka, seperti aseksual aromatik, demiseksual panromantis, atau nonromantis. Biseksual aromantik.
Istilah khusus seperti varioriented dan perioriented digunakan untuk menggambarkan orang dengan orientasi yang berbeda atau serupa. Misalnya, biseksual dengan hubungan homoromantis akan diberi label memiliki orientasi transeksual, sedangkan heteroseksual dengan hubungan heteroromantis akan diberi label memiliki orientasi yang kompatibel. Konsep dan terminologi ini digunakan secara luas dalam komunitas LGBTQIA+, tetapi penelitian terkini menunjukkan bahwa konsep ini juga dapat berlaku untuk populasi lain yang belum mengenal konsep tersebut.
Meskipun perbedaan antara orientasi romantis dan seksual belum diteliti secara luas, psikolog Amerika Lisa M. Diamond mencatat bahwa orientasi romantis seseorang mungkin berbeda dari objek ketertarikan seksualnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara ketertarikan romantis dan seksual bukanlah kecocokan yang sempurna, yang berarti bahwa ketertarikan disosiatif dapat terjadi bahkan antara orang aseksual dan non-aseksual.
"Berbagai bentuk ketertarikan dapat terjadi baik di dalam maupun di luar komunitas LGBTQ, tetapi terdapat kesalahpahaman yang meluas tentang sifat koeksistensi mereka."
Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa meskipun terdapat beberapa konsistensi antara orientasi romantis dan orientasi seksual, keduanya tidak selalu cocok secara sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketertarikan disosiatif terbukti pada orang aseksual dan non-aseksual.
Namun, memikirkan kembali bahwa tingkat ketertarikan yang berbeda hanya ada pada batas hierarki dapat membantu mengubah pemahaman orang tentang hubungan. Ini berarti bahwa dengan menghadapi tingkat ketertarikan yang berbeda, orang memiliki potensi untuk menciptakan hubungan intim yang lebih kaya dan lebih beragam. Dalam konteks ini, kita tidak dapat menahan diri untuk bertanya-tanya, dalam dunia emosional yang begitu beragam, wawasan baru apa yang Anda miliki dalam pemahaman Anda tentang daya tarik Anda sendiri?