Dalam proses pengembangan psikologi sosial dan budaya, konsep kepahlawanan sangat tertanam dalam pola perilaku orang, terutama ketika menghadapi hidup dan mati.Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran diri dapat secara signifikan mengubah persepsi orang tentang hidup dan mati, yang tidak hanya mempengaruhi perilaku individu, tetapi juga mempengaruhi nilai-nilai budaya seluruh masyarakat.Jika kita dapat memahami lebih dalam bagaimana kesadaran diri mendorong perilaku heroik, mungkin kita dapat lebih memahami bagaimana manusia bereaksi dalam menghadapi kerentanan hidup.

Ketika manusia menghadapi sifat kematian yang tak terhindarkan, ketakutan mendorong mereka untuk mencari makna dan menenangkan kecemasan batin mereka dan ketakutan melalui nilai -nilai budaya.

Teori manajemen teror (TMT) diusulkan oleh para psikolog Jeff Greenberg, Sheldon Solomon dan Tom Pitzkintz berdasarkan pada buku mereka "Inti Kehidupan: Peran Kematian dalam Kehidupan", yang percaya bahwa konflik antara mempertahankan diri dan kognisi kematian dapat memicu ketakutan psikologis.Ketakutan manusia akan kematian dapat dikelola melalui keyakinan dan simbol budaya, yaitu, mereka menggunakan makna tingkat yang lebih tinggi untuk menolak ketidaksesuaian keberadaan biologis.

Misalnya, percaya pada akhirat dalam agama, rasa identitas nasional, kelanjutan keluarga, atau pandangan bahwa manusia lebih unggul dari makhluk hidup lainnya, nilai -nilai budaya ini semuanya meringankan kecemasan tentang kematian dan memberikan rasa keabadian simbolis.

Kesadaran diri, sebagai mekanisme pertahanan psikologis, memungkinkan orang untuk menemukan peran heroik mereka sendiri ketika menghadapi masalah hidup dan mati.

latar belakang

Pada abad pertama Masehi, penyair Stacius mengusulkan dalam karyanya "Thebaid" bahwa "ketakutan pertama kali membuat Tuhan dilahirkan di dunia."Dalam karyanya tahun 1973 "membantah kematian", antropolog budaya Ernister Baker percaya bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memahami kematian yang tak terhindarkan dan karenanya terus -menerus membangun dan percaya pada elemen budaya dalam kehidupan yang dirancang untuk membuat citra dan makna hidup mereka unik.

Baker mengusulkan bahwa ada hubungan penting antara identitas diri dan kesehatan.Hubungan antara peningkatan kesadaran diri dan perilaku sehat sering dianggap sebagai cerminan kecemasan manusia dalam menghadapi kematian.Dalam kerangka kerja seperti itu, sistem simbolik masyarakat dan kepahlawanan yang didasarkan pada iman telah menjadi cara bagi manusia untuk melawan kematian.

Masyarakat itu sendiri adalah sistem heroik yang nyata, yang berarti bahwa kepercayaan budaya yang ditetapkan oleh masyarakat, seperti hukum, agama dan moralitas, semuanya dimaksudkan untuk memberi makna pada kehidupan.

harga diri dan kecemasan kematian

Dalam TMT, harga diri adalah konsep penting untuk memahami perilaku manusia.Harga diri bukan hanya indikator untuk mengukur apakah kehidupan seseorang sesuai dengan nilai-nilai budayanya, tetapi juga mekanisme pertahanan psikologis yang tidak dapat diabaikan.Harga diri yang tinggi memungkinkan individu untuk menolak efek kecemasan kematian, dan juga membantu orang cenderung secara tidak sadar melindungi diri mereka dalam pengambilan keputusan perilaku.

Ketika menghadapi kecemasan kematian, harga diri membuat orang lebih cenderung menyangkal konsep kematian dan secara tidak sadar mencari perilaku yang memperkuat citra diri mereka, seperti berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau mengejar prestasi.Perilaku ini tidak hanya meningkatkan rasa harga diri mereka, tetapi juga memberikan kembali pada kesehatan mental mereka.

Kesadaran diri yang lebih baik dapat berfungsi sebagai penyangga untuk membantu individu dengan lebih baik mengatasi ketakutan akan kematian dan kecemasan yang dibawanya.

Efek gairah kematian

Hipotesis arti-penting kematian mengusulkan bahwa ketika pandangan dunia budaya individu atau harga diri terancam, mereka akan menunjukkan perilaku defensif psikologis yang dirancang untuk memulihkan perdamaian dan keamanan dalam pikiran mereka.Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang diingatkan akan kematian mereka, mereka akan lebih aktif dalam menjunjung tinggi kepercayaan budaya mereka untuk memperkuat perasaan harga diri mereka.

Operasi mekanisme psikologis ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental individu, tetapi juga mempengaruhi pilihan hidup mereka, seperti pengembangan perilaku sehat.Kematian membuat mereka lebih cenderung mencari keabadian simbolik, seperti pengamatan kepercayaan agama atau konsep nasional.

Dalam menghadapi ancaman kematian, pemeliharaan kepercayaan budaya dapat memungkinkan orang untuk mendapatkan kembali makna hidup.

Dihadapkan dengan mekanisme psikologis yang mendalam dan kompleks, orang tidak bisa tidak bertanya, apakah jalinan kesadaran diri dan kepahlawanan berubah dengan perkembangan masyarakat?Di dunia saat ini yang lebih tidak dikenal dan berubah, bagaimana seharusnya manusia menemukan kepahlawanan baru untuk menyeimbangkan harga diri mereka dan makna kelangsungan hidup ketika menghadapi kerapuhan dan ketidakkekalan kehidupan?

Trending Knowledge

Pembalikan Waktu yang Rahasia: Bagaimana Hukum Fisika Berjalan Seiring Waktu?
Dalam kehidupan sehari-hari, waktu tampaknya tidak dapat diubah kembali. Dari tanah yang diberi nutrisi oleh hujan hingga pembusukan makanan, semuanya menunjukkan berlalunya waktu. Namun, jika kita me
Awal mula alam semesta dengan entropi rendah: Mengapa keadaan awal Big Bang begitu istimewa?
<P> Evolusi alam semesta adalah subjek yang menarik, terutama ketika mendiskusikan asal dan keadaan awalnya. dari alam semesta. . <blockquote> "Pertumbuhan entropi berarti bahwa alam semesta secara
Misteri Hukum Kedua Termodinamika: Mengapa Alam Semesta Kita Berlalu Seiring Waktu?
Dalam fisika saat ini, hukum kedua termodinamika adalah kunci untuk menjelaskan perjalanan waktu dalam evolusi alam semesta, tetapi juga menyiratkan misteri alam semesta yang lebih dalam. Menurut huk

Responses