Dalam dunia biologi, DNA dan RNA bagaikan sepasang sahabat, yang saling bergantung dan terlibat dalam dialog tentang kehidupan dan takdir. Inti dari percakapan ini adalah proses transkripsi, yang mengungkap kehidupan dan mendefinisikan cara hidup suatu organisme. Seiring kemajuan teknologi transkriptom, para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana proses ini memengaruhi ekspresi gen, yang pada akhirnya membentuk karakteristik setiap organisme.
Proses transkripsi adalah langkah kunci di mana DNA mengubah informasi genetiknya menjadi RNA. Proses ini bukan hanya titik awal bentuk kehidupan, tetapi juga akar dari fungsi sel hidup.
Kemajuan dalam teknologi transkriptom memungkinkan kita untuk menangkap cuplikan semua RNA dalam sel, yang memungkinkan kita untuk memahami proses seluler mana yang sedang berlangsung dan mana yang tidak aktif. Teknologi ini dapat dilihat sebagai revolusi dalam biologi. Sejak percobaan pertama pada tahun 1990-an, para ilmuwan telah secara berturut-turut mengembangkan dan meningkatkan teknologi tersebut, menjadikan transkriptom sebagai bagian integral dari ilmu biologi.
Pada awal tahun 1991, studi transkriptom manusia parsial pertama telah diterbitkan. Karya perintis ini melaporkan 609 urutan mRNA dari otak manusia. Kemudian, pada tahun 2008, para ilmuwan menerbitkan dua transkriptom manusia yang berisi jutaan urutan transkrip, yang menandai perkembangan pesat bidang ini.
Namun, transkriptom tidak berkembang dalam semalam. Pada awal tahun 1970-an, para ilmuwan telah mulai mempelajari transkrip individual, termasuk menggunakan reverse transcriptase untuk mengubah mRNA ngengat sutra menjadi DNA komplementer. Namun, baru pada pertengahan tahun 1990-an teknologi mikroarray dan sekuensing RNA berthroughput tinggi (RNA-Seq) tersebar luas, mengubah bidang ini.
Pengembangan transkriptom memungkinkan ahli biologi untuk mempelajari bagaimana ekspresi gen berubah pada berbagai organisme dan membantu kita memahami penyakit manusia.
Teknologi utama untuk penelitian transkriptom modern meliputi mikroarray dan RNA-Seq. Teknologi mikroarray memungkinkan deteksi simultan ribuan transkrip, sementara RNA-Seq memperoleh informasi pada seluruh transkriptom melalui pengurutan berthroughput tinggi, sehingga memungkinkan untuk menangkap informasi transkripsi yang komprehensif.
Pengembangan mikroarray dimulai pada tahun 1995, ketika para ilmuwan dapat merancang serangkaian probe oligonukleotida yang mampu mendeteksi transkrip tertentu. Teknologi RNA-Seq menjadi semakin populer dengan munculnya teknologi pengurutan 454. Keunggulan teknologi ini adalah dapat memberikan sensitivitas yang lebih tinggi dan rentang dinamis yang lebih besar, sehingga memungkinkan deteksi RNA yang jumlahnya sedikit secara bersamaan.
Dalam RNA-Seq, jumlah mRNA ditentukan dengan menghitung transkrip yang sesuai. Munculnya teknologi ini telah dengan cepat menggantikan mikroarray dan menjadi arus utama teknologi transkriptom saat ini.
Setiap percobaan transkriptom harus mengekstrak RNA dari organisme. Biasanya, sampel terlebih dahulu diolah secara mekanis dan kimiawi untuk menghilangkan kotoran secara efektif dan mengisolasi mRNA. Selanjutnya, RNA yang diekstraksi akan ditranskripsi balik untuk menghasilkan DNA komplementer, dan percobaan lebih lanjut dapat menggunakan EST (Expressed Sequence Tag) dan SAGE (Serial Analysis of Gene Expression) untuk memperoleh data terkait transkrip.
Tentu saja, metode analisis data saat ini menjadi semakin matang. Munculnya banyak perangkat komputasi dan basis data memungkinkan para peneliti untuk dengan cepat mengekstrak informasi yang bermakna dari data yang sangat banyak, sehingga mengungkap keteraturan ekspresi gen dan mekanisme biologis.
Menganalisis ekspresi gen global suatu organisme dapat mendeteksi tren yang luas dan terkoordinasi yang tidak akan terlihat melalui pengujian yang lebih terarah.
Dengan semakin matangnya teknologi transkriptom, orang-orang sekarang tidak terbatas pada analisis ekspresi gen secara keseluruhan, tetapi juga dapat melihat informasi transkripsi sel tunggal, yang memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang proses biologis di dalam sel.
Melihat ke masa depan, teknologi transkriptom akan terus berkembang dan berperan di lebih banyak bidang. Pengembangan teknologi penyuntingan gen, ditambah dengan penelitian mendalam tentang transkriptomik, dapat menghasilkan cara-cara baru untuk mengobati penyakit manusia. Namun, kita juga perlu memikirkan apakah kita dapat menemukan keseimbangan yang harmonis antara teknologi biologis ini dan batasan moral kita?