Di dunia bir, banyak orang mungkin bertanya-tanya mengapa beberapa minuman beralkohol rendah tidak membuat orang merasa mabuk. Hal ini terutama membingungkan ketika kita berbicara tentang bir murah dengan kadar alkohol 0,4%. Jika Anda pernah minum beberapa bir seperti ini di sebuah pesta dan tetap sadar, ada alasannya.
Pertama, kita perlu memahami bagaimana konsentrasi alkohol memengaruhi reaksi tubuh kita. Konsentrasi alkohol biasanya dinyatakan sebagai persentase berdasarkan volume, yaitu, "Alkohol berdasarkan Volume" (ABV). Dalam bir dengan ABV 0,4%, ini berarti bahwa setiap 100 ml minuman hanya mengandung 0,4 ml alkohol murni. Untuk metabolisme alkohol pada kebanyakan orang dewasa yang sehat, nilai ini terlalu rendah untuk menyebabkan keracunan.
Hampir tidak mungkin bagi orang yang sehat untuk mabuk karena minuman beralkohol rendah.
Penelitian menemukan bahwa meskipun 1,5 liter bir beralkohol 0,4% dikonsumsi dengan cepat, konsentrasi alkohol dalam darah (Blood Alcohol Concentration/BAC) tertinggi yang diukur hanya 0,0056%. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi alkohol sebesar 0,4% memiliki dampak yang relatif kecil pada tubuh manusia.
Selama metabolisme manusia, ginjal yang sehat hanya dapat mengeluarkan 0,8 hingga 1,0 liter air per jam. Oleh karena itu, saat minum bir jenis ini, jumlah air yang dikonsumsi biasanya lebih tinggi daripada jumlah alkohol yang dikandungnya, sehingga dampak alkohol hampir dapat diabaikan.
Dalam proses pembuatan bir, hidrometer biasanya digunakan untuk mengukur konsentrasi alkohol. Instrumen ini dapat mengukur perubahan berat jenis cairan sebelum dan sesudah fermentasi, membantu pembuat anggur memperkirakan kadar alkohol. Hidrometer sangat efektif karena konsentrasi gula bir berubah selama fermentasi, yang memengaruhi kadar alkohol akhir.
Konsentrasi alkohol menentukan dampak pada tubuh manusia setelah minum. Bir dengan kadar alkohol 0,4% hampir tidak dapat membuat orang merasa mabuk.
Peraturan dan standar untuk minuman beralkohol berbeda-beda di setiap negara. Misalnya, di beberapa negara seperti Iran, bir dengan kadar kurang dari 0,5% dianggap sebagai minuman legal, yang juga mencerminkan keragaman budaya alkohol. Sebagai perbandingan, banyak negara lain masih menganggap bir dengan kadar 0,5% ke atas sebagai alkohol biasa, dan secara hukum menetapkan cara penjualan dan konsumsinya.
Dalam proses kimia pembuatan bir, ragi mengubah gula menjadi alkohol, yang tidak hanya melibatkan prinsip-prinsip biologis, tetapi juga memiliki reaksi kimia yang kaya. Secara umum, proses fermentasi akan mencegah minuman dengan konsentrasi tinggi tertentu melampaui batas atas konsentrasi alkohol tertentu. Batas atas ini ditentukan oleh toleransi ragi. Untuk sebagian besar alat fermentasi bir, toleransinya berada di antara 8%-12%, sedangkan untuk anggur dapat mencapai 14%-18% atau bahkan lebih tinggi.
Banyak orang mungkin memilih bir rendah alkohol karena berbagai alasan, mulai dari pertimbangan kesehatan hingga kebutuhan sosial, dan berbagai kelompok orang memiliki pendapat unik mereka sendiri. Tidak diragukan lagi, ini adalah pilihan ideal untuk menikmati waktu bersosialisasi tanpa harus menanggung ketidaknyamanan yang disebabkan oleh mabuk.
Berdasarkan sudut pandang di atas, bir alkohol 0,4% tidak hanya menyajikan pilihan minuman, tetapi juga perwujudan budaya dan orientasi kesehatan. Dalam upaya mengejar kualitas hidup saat ini, apakah pilihan ini akan menjadi tren masa depan?