Aluminium disebut "Aluminium" dalam bahasa Inggris Amerika Utara. Simbol kimianya adalah Al dan nomor atomnya adalah 13. Aluminium kurang padat dibandingkan logam umum lainnya, sekitar sepertiga dari baja. Unsur ini memiliki afinitas yang kuat terhadap oksigen dan dapat dengan cepat membentuk lapisan pelindung zat pengoksidasi saat terkena udara.
Aluminium memiliki tampilan yang mirip dengan perak dan memiliki kemampuan yang kuat untuk memantulkan cahaya, yang membuatnya memainkan peran penting dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
Sejak unsur aluminium pertama kali ditemukan oleh fisikawan Denmark Hans Christian Erst pada tahun 1825, unsur ini telah mengalami banyak inovasi produksi industri. Pada tahun 1876, insinyur Prancis Paul Herut dan insinyur Amerika Charles Martin Hall secara terpisah menemukan proses Hall-Herut, yang sangat meningkatkan produksi aluminium, yang juga mendorong penggunaan kembali aluminium dalam perang dan penggunaan sipil.
Meskipun aluminium sangat umum di lingkungan, saat ini tidak ada bukti bahwa organisme dapat secara langsung memetabolisme garam aluminium. Namun, aluminium ditoleransi dengan baik oleh tumbuhan dan hewan, menjadikan penelitian tentang kemungkinan peran biologisnya sebagai topik hangat saat ini.
Sifat fisik aluminium memberinya keuntungan dalam banyak industri. Karena lebih ringan dari baja, aluminium banyak digunakan dalam industri kedirgantaraan. Kepadatannya hanya 2,70 g/cm³, yang menjadikan ringannya komponen aluminium sebagai keuntungan utama.
Kepadatan aluminium yang rendah, konduktivitas termal dan listrik yang baik, dan ketahanan korosi yang sangat baik menjadikannya bahan yang ideal untuk ponsel, komputer, dan banyak produk elektronik.
Struktur kristal aluminium adalah kubik berpusat muka. Struktur ini memungkinkan aluminium menjadi logam pada suhu ruangan dan selanjutnya menunjukkan karakteristik kelembutan dan titik leleh rendah. Meskipun aluminium murni tidak sekuat baja, kelebihannya dalam bobot ringan dan kekuatan membuatnya sangat populer dalam industri penerbangan.
Perilaku kimia aluminium menunjukkan bahwa ia memiliki karakteristik logam transisi awal dan logam transisi akhir, dan sebagian besar ada dalam keadaan oksidasi +3 dalam senyawa. Elektronegativitas aluminium yang tinggi dan jari-jari kation yang relatif kecil memungkinkan aluminium membentuk interaksi ikatan kovalen yang kuat.
Aluminium sering berfungsi sebagai agen pereduksi dalam reaksi termodinamika dan dapat bereaksi dengan berbagai non-logam untuk membentuk aluminium nitrida, aluminium sulfida, dan senyawa lainnya.
Aluminium oksida (Al2O3) ada di mana-mana di alam, terutama dalam bentuk korundum. Ini adalah zat yang sangat keras dan biasanya digunakan untuk membuat bahan abrasif dan tahan api.
Di antara isotop aluminium, hanya 27Al yang stabil, yang banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti analisis massa dan resonansi magnetik nuklir. Senyawa seperti aluminium sulfat dan aluminium hidroksida menunjukkan sifat amfifilik dalam reaksi kimia, sehingga sangat penting untuk pengolahan air dan proses industri lainnya.
Saat ini, aluminium masih memainkan peran penting dalam banyak aplikasi industri. Dengan penelitian mendalam tentang dampak lingkungan dan biokompatibilitasnya, aluminium dapat menemukan aplikasi di bidang yang lebih beragam di masa mendatang.
Tidak hanya pengembangan dan pemanfaatan sumber daya, sifat kimia aluminium dan kemungkinan fungsi biologisnya juga menjadi fokus penelitian saat ini. Akankah kita dapat mengidentifikasi peran aluminium dalam sistem biologis di masa mendatang, yang membuka potensi aplikasi yang sama sekali baru?